The Diary Game (17 Des 2023) - Akhir Pekan Di Kampung Saja

Pagi ini usai menunaikan shalat subuh di masjid, saya bersama keluarga menyempatkan waktu untuk berjalan kaki mengelilingi jalan desa. Jalan kecil yang menghubungkan antar desa di daerah kami. Udara pagi masih sangat segar di sini dan kami juga melewati area persawahan yang merupakan batas desa paling bagian timur. Dari ufuk timur saat kami melewati area persawahan terlihat langit kemerah-merahan pertanda matahari sebentar lagi akan terbit.

Setelah berjalan kaki sejauh hampir 4 km akhirnya kami kembali tiba di rumah. Kemudian dilanjutkan dengan sarapan pagi dan beberapa saat kemudian menuju ke pantai Manohara. Di pantai ini saya hanya duduk-duduk saja di salah satu cafe sedangkan mereka asyik di tepi pantai bermain dengan ombak dan buih-buih di lautan. Saat matahari sudah terasa menyengat kami beranjak pulang ke rumah yang jaraknya hanya sekitar 10 menit saja.

Saat baru tiba di Terminaltor Cafe

Sekitar jam 10 pagi saya menuju ke Terminaltor Cafe untuk nongkrong dan bergabung dengan beberapa steemian Pidie Jaya lainnya sambil menyeruput secangkir kopi. Kami membahas berbagai hal baik masalah Steem dan perkembangannya masalah kehidupan sehari-hari dan juga masalah konstelasi politik terkini. Apalagi menjelang pemilihan anggota dewan dan presiden tentunya masalah tersebut semakin hangat dibicarakan. Kami baru membubarkan diri saat azan berkumandang pertanda waktu shalat zhuhur sudah tiba.

Saat di masjid Al-Munawwarah Meurah Dua, Pijay

Kami bergegas ke masjid Al-Munawwarah yang letaknya hanya sekitar 200 meter dari Terminaltor Cafe. Dari masjid usai menunaikan shalat zhuhur saya kembali lagi ke rumah untuk makan siang dan beristirahat sejenak karena matahari siang ini sangat panas dan gerah sehingga bawaannya ngantuk dan ingin mengademkan tubuh di dalam rumah di bawah AC. Saya baru terbangun dari tidur saat menjelang azan Ashar.

Di warung Bakso EDJ Samalanga

Setelah mandi dan menunaikan shalat Ashar di masjid saya bersama keluarga menuju ke Kota Samalanga yang terkenal dengan julukan Kota Santri karena di kota ini sangat banyak lembaga pendidikan Islam yang memiliki nama besar di Aceh. Dari lembaga pendidikan Islam tersebut lahir generasi penerus ulama Aceh yang tersebar seluruh Aceh, Indonesia dan juga keluar negeri. Tujuan kami ke Kota Samalanga adalah untuk menikmati bakso favorit keluarga yakni di warung Bakso EDJ di Kota Samalanga.

Menjelang matahari terbenam kami telah tiba kembali di rumah dan sampai malam tiba syaa hanya beraktivitas di rumah. Di waktu malam saya hanya menghabiskan waktu bersama keluarga dan sempat keluar rumah sebentar untuk bertemu dengan sahabat yang pulang ke Banda Aceh dari Bireuen. Dia singgah makan malam di cafe di pom bensin di dekat rumah kami.