The Diary Game (03 Des 2023) - Tipis-Tipis Aja

Pagi ini usai pulang dari pantai Manohara bersama keluarga saya segera meluncur ke Terminaltor Cafe untuk bergabung dengan beberapa sahabat steemian Pidie Jaya. Tiba di Terminaltor Cafe saya memesan secangkir kopi. Sambil menyeruput secangkir kopi saya dan beberapa sahabat lainnya kembali memeriksa peralatan maupun bahan makanan yang akan kami bawa untuk naik gunung menyusuri sungai.

Saat berkumpul di Terminaltor Cafe

Setengah jam kemudian kami sudah meninggalkan Terminaltor Cafe untuk menuju lokasi yang telah kami tentukan karena lokasi ini sudah pernah kami sambangi sekitar awal tahun kemarin. Hanya sekitar setengah jam perjalanan saja kami ke lokasi tersebut dengan menggunakan sepeda motor. Setelah memarkirkan motor di semak-semak belukar kami terjun ke sungai yang sedikit curam. Perlu kehati-hatian untuk turun karena semalam daerah kami baru saja dilanda hujan lebat.

Menyeruput secangkir kopi di tepi sungai

Tiba di lokasi yang kami tuju, kami segera mengeluarkan semua perlengkapan dan juga bahan makanan serta bumbu dapur untuk menyiapkan menu makan siang. Tidak lupa juga sambil menyeruput secangkir kopi. Kami berbagi tugas dalam menyiapkan makan siang, agar makanan cepat masak dan bisa segera menyantapnya. Menjelang siang hujan kembali turun. Tapi hanya gerimis saja sehingga tidak membasahi tempat kami memasak karena tepat di bawah pohon yang rindang.

Menyiapkan ikan bakar

Usai azan zhuhur yang terdengar sayup-sayup dari mesjid terdekat, hujan gerimis sudah reda dan kami segera menyantap makan siang dengan lahapnya. Menu utamanya adalah Ikan Nila bakar dengan bumbu yang menggugah selera. Tidak lupa juga tempe goreng dan asam udang yang menambah nikmat menu makan siang ini. Usai makan siang kami rehat sejenak sambil mengobrol santai.

Menyiapkan menu makan siang lainnya

Dan tiba-tiba hujan turun dengan sedikit deras. Kami berlindung di bawah pohon yang rindang tersebut. Usai hujan reda beberapa saat kemudian kami berkeliling di sekitar lokasi untuk mencari spot foto yang bagus. Disini juga ada gua kecil tapi sedikit sulit untuk masuk ke sana karena dindingnya dari batu karang yang cadas dan tajam. Bila tidak hati-hati untuk masuk ke sana bisa-bisa tubuh kita akan menjadi kanvas goresan batu2 cadas yang menempel di gua sempit tersebut.

Sebelum pulang sudah menjadi kebiasaan kami untuk mandi dan berenang di sungai yang masih perawan tersebut. Iya, sungai di sini masih alami dan jernih. Ini hanya kebetulan saja di musim hujan sungainya sedikit keruh karena semalam baru saja hujan turun dengan derasnya. Jam 3 sore kami sudah meninggalkan tempat tersebut dan sebelum azan Ashar saya sudah tiba di rumah.

Usai shalat Ashar saya tertidur pulas karena kelelahan. Dan baru terbangun menjelang matahari terbenam. Usai menunaikan shalat Isya saya kembali menuju ke Terminaltor Cafe untuk bergabung dengan sahabat-sahabat steemian lainnya sambil menyeruput secangkir kopi. Obrolan ringan santai menyertai malam kami hingga saya meninggalkan tempat tersebut sekitar jam 10 malam untuk pulang ke rumah.