The Diary Game Season 3 (Better Life) - 26 February 2021, Berangkat Ke Kota Gemilang Banda Aceh

Saya merencanakan untuk berpergian ke kota Banda pada hari kamis. Sebelumnya saya sudah memesan tiket mobil angkutan umum dan siap-siap berangkat pada pukul 14.00, namun karena kawan di Banda Aceh telat mengabari info maka saya menunda keberangkatan pada hari jumat.

Setelah melaksanakan shalat jumat, segala peralatan kebutuhan seperti baju, celana dan lainnya sudah saya kemasi dalam tas. Pukul 14.10 pak supir angkutan sudah menelpon dan menanyakan alamat rumah agar bisa segera menjemput. Tidak lama setelah menelpon pak supir sudah berada pada alamat. Dan saya pun bergeas masuk dalam mobil angkutan.

Selama perjalanan saya menghidupkan lagu melalui handphone genggam dan mendengarkan beberapa lagu musik reggae hingga saya tertidur. Saya terbangun ketika pak supir menghentikan laju kecepatannya, saya melihat banyak mobil dipinggir jalan. Rupanya sudah tiba di Pesantren Lueng Putu, pada hari jumat banyak orang tua yang berkunjung dari berbagai daerah untuk menjenguk anaknya yang sedang sekolah di pesantren tersebut.

Pada pukul 17.22, kami tiba di Saree sebuah kota di kaki pegunungan Seulawah. Di sini banyak pengendara yang singgah sebentar untuk shalat atau berbelanja keripik ubi. Selain keripik ubi saree juga terkenal dengan tapai ubi. Saya membeli beberapa tapai ubi untuk kawan di Banda Aceh. Setelah penumpang siap membeli segala keperluan untuk dibawa sebagai oleh-oleh, pukul 18.00 pak supir kembali melaju kecepatan menuju kota Banda Aceh.

Saya mencoba untuk kembali memejamkan mata tapi saya tidak merasa kantuk lagi. Saya hanya bisa melihat langit yang sudah mulai memerah di atas gunung Seulawah. Sungguh indah pemandangan alam di perjalanan menuju kota Banda Aceh. Sesekali saya mencoba memejamkan mata sambir mendengar lagu akustik yang diputar oleh pak supir.

Pukul 19.20 wib saya tiba di terminal angkutan L-300. Pak supir turun dan digantikan supir khusus untuk mengantar ke tempat tujuan. Saya menyuruh paknsupir untuk diantar ke warkop Solong Premium yang bertempat di desa Lhambhuk karena sudah ada kawan yang menunggu disitu.

Setelah mengantar semua penumpang, giliran saya yang terakhir diantar ke tempat tujuan. Setelah tiba di tempat tujuan, rupanya kawannsaya sudah pulang ke rumahnya. Akhirnya saya menunggu sambil memesan segelas kopi. Sudah semenjak dari Bireuen tadi saya tidak merasakan kelezatan kafein pada kopi. Saya myereput perlahan kopi yang masih agak panas sambil memastikan jemputan.

Ketika sedang asik menikmati kopi kawan se-band menelpon menyuruh saya untuk segera menuju ke gedung Amel BPKP karena harus segera check sound. Padahal saya berencana untuk makan malamnsebentar karena semenjak tadi dalam mobil sudah merasakan lapar, tapi karena keperluan mendadak akhirnya saya batalkan. Tidak lama kemudian kawan yang menjemput saya pun tida ke warkop dan saya meminta tolong untuk mengantarkan ke gedung Amel BPKP.

Setiba di sana kawan-kawan sudah berkumpul di luar menunggu giliran check sound. Masuk ke dalam gedung ini harus memakai masker sebagai syarat untuk menjaga protokoler penyebaran virus Covid. Saya duduk menyapa kawan-kawan band Lampoh Ranup yang sudah hampir setahun atau semenjak Corona tidak pernah bertatap muka lagi.

Terlihat di dalam panitia acara Festival Kopi Kutaraja sedang bekerja mempersiapkan segala sesuatu. Banyak stand kopi yang sudah disewa oleh beberapa pengusaha warung kopi. Sayamenuju ke atas panggung menemani kawan yang sedang check sound. Kami diberikan waktu 40 menit untuk menyetel peralatan gitar, bass, drum dan Dj. Kami membawakan beberapa lagu pada saat check sound. Yang hebatnya kami check sound sebelum latihan, kami check sound sambil latihan. Kamimerencanakan latihan beberapa lagu persiapan untuk acara Festival Kopi pada hari sabtu. Ada beberapa lirik yang terlupa dan harap dimaklumi karena hampir setahun kami tidak latihan musik lagi.

Setelah check sound kami merencanakan untuk membahas persiapan lagu untuk hari H di warkop Boss Kupi. Setiba di warkop saya langsung memesan nasi goreng kampung karena sudah merasakan lapar yang sangat akut. Untuk minumnya saya tidak memesan kopi hanya memesan teh hangat. Kawan yang lain juga ikut memesan nasi goreng yang sama. Setelah selesai menyantap makanan, kami pun membahas beberapa permasalahan band yang selama ini kurang produktif.

Rencana awal kami launching pada bulan April tahun lalu tapi dikarenakan kondisi wabah pandemi Covid akhirnya planning gagal seperti direncanakan. Akhirnya kami memutuskan untuk lebih giat untuk latihan dan produksi lagu baru. Dan untuk rekamannya kami lebih memakai pergerakan D.I.Y (Do It Yourself) dan tidak lagi memakai jasa produser.

Setelah selesai mendiskusikan prospek band kami ke depan, akhirnya kami bergerak pulang untuk istirahat. Aktivitas besok dilanjutkan dengan latihan band bersama untuk persiapan manggung pada acara Festival Kopi Kutaraja.

Ucapan terimakasih kepada @steemcurtor08 @inwi @anroja @ernaerningsih @radjasalman @el-nailul @muzack1 @steem-indonesia @puncakbukit dan komunitas Asia tenggara @steem.sea dan teman-teman komunitas steemit yang sudah membaca tulisan saya.

Regards,

@albertjester