Melihat Kesamaan Dalam Aliran-Aliran Aqidah Agama Islam

in Steem SEA4 years ago

mosque-4196145_1920.jpg


Membicarakan kemajuan atau perubahan ke arah yang lebih baik tidak terlepas dari upaya untuk menemukan cara yang efektif dalam kehidupan sosial berkewarganegaraan. Tetapi kitasemua tahu dan sadar bahwa sangat susah untuk bisa bersatu (mencari persatuan). Kita lebih dominan melihat perbedaan daripada hal yang membuat kita sepakat pada suatu hal. Sebagai contoh, saya ingin menyinggung sedikit hal yang terjadi dalam agama Islam.

Kita semua tahu bahwa dalam Islam terdapat sangat banyak aliran (aqidah/teologi), diantara lain; Asy'ariyah( Sunni), Syi'ah, Wahabi, dan lain sebagainya. Jika kita mengikuti salah satu dari aqidah yang saya sebut diatas, otomatis kita akan menganggap (dua) yang lainnya sesat. Kesimpulan yang diberikan oleh ulama dari masing-masing golongan tersebut adalah hasil final dari proses falsafi yang mereka lakukan.

Kita kemudian ikut menyimpulkan, bahkan lebih radikal ketika kita menghukumkan mereka sesat (atau bahkan biasanya kafir), kita tidak tau kenapa mereka bisa sesat (kafir) dari persfektif kita. Bagaimana jika kita merupakan bagian dari yang lainnya dan memutuskan hal yang sama? Dari sebab inilah saya ingin memaparkan sekilas, apa yang mendasar dari ini semua.

Setiap golongan tadi punya Mutakallimin (lebih khas dari pada filsuf), ulama ilmu kalam. Syi'ah, Wahabi, Sunni punya mutakallimin yang menguraikan setiap hal dalam dunia ini, terutama masalah bagaimana penafsiran terhadap ketuhanan. Mereka memulai dengan membahas soal hal yang paling mendasar dari dunia ini, yaitu "ada" (Walaupun ini juga menjadi bahasan filsuf, tetapi saya fokus melihatnya dari sudut pandang mutakallimin).

Ketika menyingung "ada", mutakallimin (dari semua golongan tadi), melakukan istqira' (induksi), soal unsur dan bentuk yang nantinya mewujud dalam jauhar (unsur dan bentuk tadi diistilahkan dengan huyula dan shurah, tetapi saya tidak yakin kata unsur dan bentuk bisa mewakili terjemahan ini). Kemudian menentukan setiap 'aradh (aksiden, atau sifat. Tetapi ada perbedaan mencolok antara 'aradh dan sifat. 'aradh muncul dari ketiadaan, sedangkan sifat tidak. Itu sebabnya kita tidak menyebut 'aradh pada sifat-sifat Allah). Pada penentuan inilah, mutakallimin tadi berbeda pendapat. Ditambah kemudian ketika menentukan jumlah 'aradh yang "ada", dan "ada"nya itu wujud, atau amrun 'itibary (abstraksi otak). Syi'ah menentukan ada 14 'aradh, Sunni hanya 3, filsuf ada 10. Ulama Sunni (asy'ari) bukan menolak yang 7 lagi, tapi menganggapnya hanya amrun 'itibary (abstraksi otak).

Disanalah mereka berdebat, mengadu argumen dengan berbagai dalil yang kuat dari masing-masing, sehinggu menghasilkan kesimpulan. Semuanya punya bangunan argumen yang kuat soal pendapatnya. Oleh karena itu, jika mengubah hal yang kita lihat, yaitu semua sama-sama membangun argumen dengan metode yang sama, kenapa kita tidak memfokuskan pandangan pada hal tersebut?

Lagi pula, para mutakallimin dari golongan-golongan yang berbeda tersebut saling bertemu dan berdiskusi satu sama lain. Mereka tidak hanya duduk dalam golongan sendiri dan megangungkan argumen mereka. Karena kita akan menjadi "syaikhul kabir muta'al", syeikh besar lagi agung, jika duduk dalam kawanan kita sendiri, kawanan yang setuju dengan argumen kita. Tetapi akan lebih kabir jika kita mau membawa argumen kitatadi dan mempertahankannya dalam kawanan golongan lain, dimana kita menjadi "syaikhul saghir ukhra", syeikh kecil lagi asing.

story - Copy.jpg

Sort:  

Jadi, aku masuk golongan yang di unfol Ig, itu golongan yg mana? 😄

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.17
JST 0.033
BTC 63986.43
ETH 2745.97
USDT 1.00
SBD 2.66