Sampai Jumpa Lagi, Papa ! Sang Penutur Sejarah Keluarga.

in Menulis Untuk Dibaca3 years ago


Senyum Papa tercinta. (Dok. Pribadi)

Pagi-pagi subuh, smartphone saya berbunyi, ternyata kakak perempuan saya menelpon dan memberikan kabar sedih. Kabar duka, Papa kami yang tercinta sudah meninggal di rumah sakit, di pagi itu juga.

Sebenarnya papa kami ini sudah mengidap penyakit jantung koroner sudah puluhan tahun, akan tetapi masih bisa diatasi oleh obat-obatan yang diberikan oleh dokter. Akan tetapi seminggu menjelang meninggal, papa kami sempat mengeluh sesak napas karena jantungnya membengkak dan segera saat itu diantar oleh kakak laki-laki saya untuk berobat dan rawat inap di rumah sakit. Itu pun hanya sebentar, hanya tiga hari rawat inap dan diperbolehkan pulang oleh dokter. Akan tetapi pada tengah malam menjelang pergantian di tanggal 11 Desember 2021, beliau anfal dan sempat dirawat di rumah sakit beberapa jam saja, tapi sayang akhirnya beliau meninggal di sana.


Pendeta sedang memimpin acara doa di persemayaman. (Dok. Pribadi)

Boleh dikatakan papa kami ini, adalah salah satu orang yang mengerti sejarah keluarga. Ia adalah generasi kedua dari silsilah keluarga kami, sejak kedatangan kakek kami dari pesisir Tiongkok. Papa bukan keturunan asli Tionghoa, karena kakek kami menikah dengan orang asli keturunan Jawa. Kami bangga dengan itu, dua aliran dna serta darah yang berasal dari dua keturunan berbeda ras dan bangsa menyatu dalam diri kami.

Beliau sering bercerita mengenai sekilas sejarah kedatangan kakek kami di Indonesia. Kakek kami datang ke Indonesia bersama saudara laki-lakinya, akan tetapi entah kenapa mereka akhirnya terpisah, konon ketika kakek saya kehilangan saudaranya di kapal yang mereka tumpangi. Papa kami sempat bercerita bahwa kakek kami sempat 'kawin lari' dengan nenek dan baru berani kembali ke desa nenek kami, setelah perkawinan mereka di restui.

Di era kedatangan Jepang di Indonesia, Papa sempat bercerita pernah melihat di langit ada pesawat tempur milik Belanda dikejar-kejar oleh pesawat tempur Jepang. Di jaman kemerdekaan, beliau juga sempat bercerita di era tahun 1950 an ketika Presiden Sukarno sedang berpidato di radio, pasti masyarakat akan berhenti sejenak dari aktivitasnya dan ikut mendengarkan pidato itu. Beliau juga saksi bagaimana 'berdarahnya' pergolakan peristiwa politik pada tahun 1965 di daerah dia tinggal dan menceritakan bagaimana keluarga kami selamat dari penjarahan, setelah ditolong oleh seorang kyai NU, yang konon akhirnya mengangkat ayah saya sebagai anak angkatnya. Sang Kyai tersebut memang teman dekat dari kakek saya.

Sebenarnya masih banyak yang ingin saya ceritakan, akan tetapi rasanya tidaklah cukup ditulis dalam satu artikel singkat. Mungkin di lain hari akan saya sambung untuk mengenang Papa kami tercinta. Sampai jumpa di lain waktu yang indah untuk kita bersua kembali, Papa! (hpx)
Sort:  

Banyak sejarah yang bisa diceritakan bang. Semoga papa abang damai di alam sana.

Terima kasih🙏🏻

Semoga papa anda arwahnya tenang di alam sana.. Yang tabah sobat ya..?

Terima kasih

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 64690.76
ETH 3423.64
USDT 1.00
SBD 2.51