Penumpang Arab Dikira Orang Sarap (Bagian Ketiga)

in Menulis Untuk Dibaca2 years ago


Foto selfie bersama penumpang dari Yaman.(dok. pribadi)

Kemudian si Muh. Azan ini, melihat logo Gojek yang ada di helm saya, dan menyadari bahwa angkutannya sudah datang.

"Location...location!", ucap si penumpang ini dengan keras kepada saya, sambil masih memegang smartphonenya dengan headset yang melekat di kedua telinganya.

Segera dia naik motor saya dan akhirnya kami pun resmi berboncengan.....ha...ha...ha...!. Beruntunglah, tubuhnya tidak berat jadi terasa lebih plong ketika membonceng si Muh. Azan ini. Tak lupa saya geser tombol di aplikasi Gojek sebagai tanda saya sudah siap berangkat bersama si penumpang.

Dalam perjalanan menuju lokasi berdasarkan titik koordinat di peta Google, dia masih tetap berbicara keras dengan temannya melalui smartphonenya, entah apa yang dia bicarakan.

Iseng-iseng saya bertanya kepada dia, "Are you Pakistan?".

Dia menjawab Arab, nah akhirnya saya jadi berkurang nih rasa penasaran.

Kurang lebih tujuh menit kemudian, kami sudah sampai di lokasi sesuai dengan peta Google, tapi dia bilang no...no...no...! Saya pun bingung dan menunjukkan aplikasi Google map, kita sudah di lokasi. Dia kelihatan bingung sambil melihat sekeliling, dan kembali menjawab no...no...location!

Akhirnya saya ditengah kebingungan karena terbatasnya bahasa, memutuskan untuk berputar-putar di daerah tersebut dan si Muh. Azan ini masih berbicara dengan nada agak marah di smartphonenya. Kelihatannya dia marah dengan temannya yang memberikan titik koordinat yang tidak benar.

Setelah berputar-putar sebentar tiba-tiba saya diberitahu oleh dia, "Universitas-universitas!". Nah saya pun agak mulai mengerti tujuannya adalah di salah satu kampus di daerah itu.

Setelah saya sampai di kampus ITATS, dia masih berbicara no...no...no... Universitas. Saya pun jadi bingung, kan sudah sampai di Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS), memang nggak ada kata universitas, tapi kan kampus itu setara dengan universitas, kok masih bilang no...no... si penumpang ini.

Tiba-tiba bersamaan pada saat kami berhenti di depan pintu masuk parkir motor ITATS, dia menyodorkan headsetnya kepada saya. Saya pun mengerti dan segera memasang headsetnya di telinga saya. Terdengar suara laki-laki dengan nada tegas dan formal.

"Selamat sore Pak!"

"Sore Pak, maaf dengan siapa ini?"

"Pak, minta tolong penumpangnya diantar ke kampus Narotama, sudah ditunggu dari tadi, saya satpam di sini."

"Oh... nggih, siap pak, ternyata kampus Narotama, salah titik lokasi ini berarti!

"Betul Pak, Kampus Narotama, saya tunggu ya!"

"Nggih... terima kasih pak, saya segera ke sana."

Segeralah kami meluncur ke tujuan yang dikasih tahu sama si Pak Satpam itu. Ketika hampir sampai di tujuan, dari kejauhan terlihat plakat Universitas Narotama. Oalah... ini toh yang dimaksud, pantesan dari tadi si penumpang ini selalu berbicara universitas...universitas. Jaraknya pun terpaut sekitar delapan ratus meter dari kampus ITATS tadi.

Ternyata ada dua orang yang sudah berdiri sambil menunggu di depan gapura masuk kampus Universitas Narotama. Si Pak Satpam dan seseorang yang duduk di atas motor Vespanya yang berwarna abu-abu. Saya pun melambaikan tangan ke mereka, terlihat Pak Satpam tersenyum melihat kedatangan kami dan langsung saya tancap gas menghampiri mereka.

"Syukurlah Bapak tadi telpon, kalau nggak... ya gimana lagilah." kata saya pada bapak Satpam, saat sudah sampai di depan pintu masuk itu.

"Iya, pak syukurlah, ini temannya juga sudah menunggu."

"Lah, ini temannya kuliah di Universitas Narotama ya?"

"Benar mas, banyak orang dari Yaman yang kuliah disini.

"Oalah.... begitu ya!", jawab saya sambil manggut-manggut .

Akhirnya dua orang asing ini bertemu dan berbicara dengan bahasanya, terlihat kelegaan di raut wajah mereka. Tiba-tiba Pak Satpam memberitahu saya untuk mengantarkan kembali si Muh. Azan ini ke Pom Bensin tempat titik awal pemesanan via aplikasi.

Tak perlu lama, Muh. Azan akhirnya kembali berboncengan dengan saya, kemudian saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Satpam itu karena telah membantu saya. Lega sekali rasanya, misi pengantaran sudah selesai. Diperjalanan kembali tersebut kami beriringan dengan temannya si Muh. Azan ini, dan tiba-tiba dia bicara dengan bahasa Indonesia dengan terbata-bata.

"Saya dari siang, cari teman.....sampai malam."

"Iya..iya...!", saya menimpalinya sambil tersenyum. Saya baru mengerti bahwa si Muh. Azan ini sedang mencari temannya dan ingin bertemu. Tapi yang menjadi pertanyaan saya, mengapa dia tidak kirim share location keberadaannya via WA ke temannya ini. Jadi temannya bisa menyusul dia di lokasi tadi.... halah...halah...! Kan ini ceritanya balik ke lokasi.

Sesampai di tujuan awal tadi, Muh. Azan ini terlihat sangat senang dan ketika sudah turun dari motor, ia mendekati saya sambil mengatupkan kedua tangannya di atas dada, sebagai tanda terima kasih kepada saya.

"Terima kasih!", kata dia.

"Sama-sama!", saya pun menimpalinya dengan senyum, sambil berkata bahwa dia tidak perlu membayar, karena saya memang niat membantu dia. Tapi dia menolak dan tetap membayar saya sesuai dengan jumlah yang tertera di aplikasi Gojek. Setelah itu dia mengajak temannya untuk masuk di MC. Donald's dekat pom bensin itu untuk makan bersama di sana.

Lega...lega... rasanya bisa membantu orang asing di tempat yang asing baginya pula. Inilah salah satu alasan, mengapa ojol menarik bagi saya, karena saya bisa diberi kesempatan untuk membantu orang lain ketika berada di jalanan. Saya pun teringat dengan petugas parkir yang tadi membantu saya menemukan Muh. Azan tadi, dan saya menemui mereka dan menceritakan pengalaman saya tadi, kami pun tertawa bersama mengetahui pengalaman ini.(hpx)

Selesai...!

Sort:  

bagaimana cara belajar menulis seperti mas ya..? 🙏

[WhereIn Android] (http://www.wherein.io)

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 64690.76
ETH 3423.64
USDT 1.00
SBD 2.51