Mengunjungi Istana Gergaji, Jejak Sang Taipan Gula
Gedung ini, di masa lalu dikenal sebagai Istana Gergaji. Saya pernah berkesempatan mengunjungi gedung ini, bahkan sebelum digunakan sebagai kantor OJK di tahun 2014. Pada saat itu, saya bersama kawan-kawan dari Komunitas Sejarah Lopen Semarang (bisa difollow di instagramnya ya di @lopensmg LoL) berkesempatan untuk liputan bersama salah satu stasiun TV swasta nasional. Kembali ke masalah gedung ini, kenapa disebut istana, karena rumah ini bak sebuah keraton yang dimiliki oleh sang taipan gula dari Semarang, Oei Tiong Ham. Bangunan ini sebenarnya hanya sebagian kecil dari kompleks Istana Gergaji. Dahulu, dibelakang komplek bangunan ini terdapat sebuah taman yang sangat luas, dilengkapi dengan bermacam gazebo dan kebun binatang mini. Bahkan sang juragan gula ini harus membangun reservoirnya sendiri untuk mengatur pengairan di taman miliknya yang menurut penuturan pemerhati sejarah Semarang, Jongkie Tio, akan dibuka untuk umum setiap perayaan imlek dan idul fitri selama beberapa hari, dan diselingi dengan hiburan-hiburan seperti wayang dan pertunjukan musik. “Dulu, luasan lahan miliknya sangat luas, bahkan jalan Pahlawan yang kini menjadi salah satu jalan protokol di Semarang, tak jauh dari Istana Gergaji, dulu bernama Oei Tiong Ham Weg (Jalan Oei Tiong Ham) karena memang letak jalan ini membelah tanah miliknya.
Momentum didapatkan Oei Tiong Ham kala Perang Dunia I yang menimbulkan kenaikan harga gula yang sangat menguntungkan. Karena itu pula, Oei Tiong Ham mengeruk keuntungan yang sangat besar dari industri ini dan segera Ia mendapat sebutan sebagai Raja Gula. Berbekal keuntungannya dari industri gula, Oei Tiong Ham mengembangkan perusahaannya ke berbagai sektor mulai dari properti, ekspor-impor barang-barang kebutuhan sehari-hari, hingga ke bisnis keuangan seperti perbankan dan asuransi. Oei Tiong Ham wafat pada 1924 dan bisnisnya diteruskan oleh anak-anaknya.
Sayangnya, kegemilangan Oei Tiong Ham tak dapat diulang oleh anak-anaknya. Dihantam oleh Perang Dunia II, bisnis Kian Gwan yang lalu berganti nama menjadi Oei Tiong Ham Concern (OTHC) mulai porak-poranda. Puncaknya karena ketidakstabilan politik pada dekade 1960an, OTHC dituntut oleh pemerintah Indonesia dengan dakwaan penggelapan pajak, dan perusahaan ini disita oleh negara pada 1961. Penyitaan ini bahkan termasuk asset-asset pribadi milik Oei Tiong Ham termasuk Istana Gergaji ini. Asset-assetnya kemudian sebagaian besar dikelola oleh salah satu BUMN, yakni PT. Rajawali Nusindo. Taman dibelakangnya, turut terdampak, hingga akhirnya berubah menjadi perkampungan padat penduduk. Kawasan perkampungan di area taman ini, lalu dinamakan Gergaji Balekambang, untuk mengenang keberadaan taman pribadi milik Oei Tiong Ham yang dahulu dikenal sebagai Taman Balekambang.
Terimakasih untuk dukungannya, Komunitas Steemit Indonesia, juga kepada para Kurator Indonesia yakni @aiqabrago dan @levycore
Salam Komunitas Steemit Indonesia!
Upvote..
terimakasih ;)
keren
terimakasih mbak @ririn :)
Seneng kalo baca artikel sejarah kayak gini.. Lanjut terus Bung!
terimakasih bung @fesbukan :D semoga makin banyak yang bisa menikmati tulisan saya hehe