Mengunjungi Istana Gergaji, Jejak Sang Taipan Gula

in #history7 years ago

IMG_20170330_121342_HDR.jpg

Kala kita melintasi Jalan Kyai Saleh Semarang, dari arah Jalan Veteran, di sebelah kana nada sebuah bangunan yang sangat mencolok. Bangunan itu kini digunakan sebagai kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jawa Tengah. Melihat bangunan yang secara bentuk bisa dibilang bangunan termegah di kawasan tersebut, yakni Gergaji dan sekitarnya, mungkin dari kawan-kawan ada yang bertanya-tanya kira-kira dulu gedung apa ini? Siapakah pemiliknya?

Gedung ini, di masa lalu dikenal sebagai Istana Gergaji. Saya pernah berkesempatan mengunjungi gedung ini, bahkan sebelum digunakan sebagai kantor OJK di tahun 2014. Pada saat itu, saya bersama kawan-kawan dari Komunitas Sejarah Lopen Semarang (bisa difollow di instagramnya ya di @lopensmg LoL) berkesempatan untuk liputan bersama salah satu stasiun TV swasta nasional. Kembali ke masalah gedung ini, kenapa disebut istana, karena rumah ini bak sebuah keraton yang dimiliki oleh sang taipan gula dari Semarang, Oei Tiong Ham. Bangunan ini sebenarnya hanya sebagian kecil dari kompleks Istana Gergaji. Dahulu, dibelakang komplek bangunan ini terdapat sebuah taman yang sangat luas, dilengkapi dengan bermacam gazebo dan kebun binatang mini. Bahkan sang juragan gula ini harus membangun reservoirnya sendiri untuk mengatur pengairan di taman miliknya yang menurut penuturan pemerhati sejarah Semarang, Jongkie Tio, akan dibuka untuk umum setiap perayaan imlek dan idul fitri selama beberapa hari, dan diselingi dengan hiburan-hiburan seperti wayang dan pertunjukan musik. “Dulu, luasan lahan miliknya sangat luas, bahkan jalan Pahlawan yang kini menjadi salah satu jalan protokol di Semarang, tak jauh dari Istana Gergaji, dulu bernama Oei Tiong Ham Weg (Jalan Oei Tiong Ham) karena memang letak jalan ini membelah tanah miliknya.

[IMG_0023.JPG]

Oei Tiong Ham lahir di Semarang pada 1866, anak dari pengusaha kaya Oei Tjie Sien. Oei Tiong Ham muda, membantu ayahnya menjalankan perusahaan yakni Firma Kian Gwan, yang sukses sebagai pachter candu. Dengan menjadi pachter artinya Kian Gwan mempunyai izin untuk menjual candu. Ia memegang kuasa atas perdagangan candu di Solo, Yogyakarta, Surabaya, dan Semarang selama 13 tahun. Total keuntungannya adalah 18 juta gulden. Namun setelah bisnis Candu dikuasai pemerintah Kolonial Belanda akibat banyaknya penyalahgunaan, Oei Tiong Ham yang menjadi penerus Kian Gwan, beralih ke industri Gula. Sebenarnya, gula juga salah satu komoditas yang ditekuni Kian Gwan, namun pengelolaannya belum begitu berkembang. Di bawah Oei Tiong Ham, Kian Gwan memberanikan diri mengakuisisi pabrik-pabrik gula yang hampir bangkrut, dimulai dari Pakies, kemudian berturut-turut Rejoagung, Tanggulangin, Ponen, dan Krebet dan membenahi pengelolaannya.

IMG_20170207_121626_HDR.jpg

Momentum didapatkan Oei Tiong Ham kala Perang Dunia I yang menimbulkan kenaikan harga gula yang sangat menguntungkan. Karena itu pula, Oei Tiong Ham mengeruk keuntungan yang sangat besar dari industri ini dan segera Ia mendapat sebutan sebagai Raja Gula. Berbekal keuntungannya dari industri gula, Oei Tiong Ham mengembangkan perusahaannya ke berbagai sektor mulai dari properti, ekspor-impor barang-barang kebutuhan sehari-hari, hingga ke bisnis keuangan seperti perbankan dan asuransi. Oei Tiong Ham wafat pada 1924 dan bisnisnya diteruskan oleh anak-anaknya.

IMG_20130421_150132.jpg

Sayangnya, kegemilangan Oei Tiong Ham tak dapat diulang oleh anak-anaknya. Dihantam oleh Perang Dunia II, bisnis Kian Gwan yang lalu berganti nama menjadi Oei Tiong Ham Concern (OTHC) mulai porak-poranda. Puncaknya karena ketidakstabilan politik pada dekade 1960an, OTHC dituntut oleh pemerintah Indonesia dengan dakwaan penggelapan pajak, dan perusahaan ini disita oleh negara pada 1961. Penyitaan ini bahkan termasuk asset-asset pribadi milik Oei Tiong Ham termasuk Istana Gergaji ini. Asset-assetnya kemudian sebagaian besar dikelola oleh salah satu BUMN, yakni PT. Rajawali Nusindo. Taman dibelakangnya, turut terdampak, hingga akhirnya berubah menjadi perkampungan padat penduduk. Kawasan perkampungan di area taman ini, lalu dinamakan Gergaji Balekambang, untuk mengenang keberadaan taman pribadi milik Oei Tiong Ham yang dahulu dikenal sebagai Taman Balekambang.

Terimakasih untuk dukungannya, Komunitas Steemit Indonesia, juga kepada para Kurator Indonesia yakni @aiqabrago dan @levycore

Salam Komunitas Steemit Indonesia!

[IMG_20161127_084624_HDR.jpg]

Sort:  

Seneng kalo baca artikel sejarah kayak gini.. Lanjut terus Bung!

terimakasih bung @fesbukan :D semoga makin banyak yang bisa menikmati tulisan saya hehe

Coin Marketplace

STEEM 0.22
TRX 0.26
JST 0.040
BTC 98648.57
ETH 3466.82
USDT 1.00
SBD 3.21