Sejarah Aceh untuk Indonesia

in #history7 years ago (edited)

Ketika membahas tentang Aceh, maka pikiran kita sudah pasti akan tertuju kepada dua hal. Kalau tidak TSUNAMI ya GAM (gerakan aceh merdeka). Aceh sama sekali tidak di identik dengan hal-hal besar lain, termasuk peran pentingnya bagi Indonesia. Padahal, faktanya, tanpa Aceh, mungkin Indonesia tidak sama seperti sekarang. Entah masih dalam kungkungan penjajahan atau yang lebih buruk lagi.

Adapun beberapa hal besar yang sudah dilakukan oleh rakyat Aceh terhadap negara ini "INDONESIA".

1. Pada Tahun 1950, RAKYAT ACEH membeli PESAWAT RI 001

Secara teori Indonesia memang kaya, tapi di masa perjuangan mengelola sumber daya alam nyaris jadi hal yang tidak mungkin dilakukan. Selain terkendala modal, alat dan lain sebagainya, fokusnya saat itu adalah berjuang. Lalu, ke mana Indonesia mencari bantuan yang bisa instan dan langsung? Ya, Aceh. Aceh seakan menjadi donatur tetapnya Indonesia. Ketika bangsa ini butuh dibantu, mereka siap. Faktanya, mayoritas sumbangan dana yang diberikan oleh Aceh kepada Indonesia berasal dari patungan rakyat. Seperti ketika Indonesia butuh pesawat, orang-orang Aceh mengumpulkan emas-emas mereka lalu mendatangkan sebuah pesawat untuk diberikan kepada bangsa ini. Ada dua pesawat yang berhasil dibeli dari dana patungan tersebut, dan pesawat ini perannya amat vital bagi perjuangan Indonesia.

2. Pada Tahun 1960, ACEH menyumbangkan EMAS untuk pembuatan TUGU MONAS di JAKARTA

Terletak di ibu kota dengan bangunannya yang hebat, monas adalah representasi perjuangan bangsa. Ditambah lagi dengan emas seberat 38 kilogram di bagian teratas monumen yang makin membuat bangsa ini bisa membusungkan dada sebagai negara berdaulat yang tidak bisa diganggu gugat. Tahu kah siapa yang menyumbang emas ini? Ya, ia adalah seorang pria asal Aceh. Bernama Teuku Markam, pria ini menyumbang 28 kilogram dari 38 kilogram emas di ujung monas. Kalau dikonversi menjadi uang saat ini dengan harga emas per-gram Rp 500 ribu, maka Teuku Markam mengeluarkan sekitar Rp 14 triliun. Benar-benar jumlah yang tidak main-main. Sayangnya, jasa Markam sudah jarang diingat lagi hari ini. Pantaslah kalau Aceh dilabeli sebagai daerah istimewa (walaupun sekarang kata-kata istimewa sudah hilang dan hanya tinggal nama aceh saja). Pasalnya, apa yang dilakukan penduduknya benar-benar besar perannya bagi eksistensi Indonesia. Seandainya dulu ceritanya orang Aceh tak peduli dengan Indonesia, mungkin negara ini akan mengalami perjuangan yang lebih berat lagi.

Namun demikian, selain dari dua hal diatas ada lagi yang di berikan Rakyat Aceh untuk Indonesia termasuk menyumbangkan satu kapal laut (kode PPB 58 LB, kode kapal laut yang di sumbangkan) dan Radio Rimba Raya yang diberikan rakyat Aceh untuk Indonesia. Akan tetapi, untuk yang dua ini tidak ter-ekpos ke media, mungkin yang sudah terlihat jelas saja tidak tertulis di buku sejarah, apalagi yang dua ini.

Dan beberapa hal tentang pembalasan jasa yang dilakukan INDONESIA untuk ACEH (pembantaian).

1. Pada Tahun 1970 migas aceh diambil pemerintah Jakarta

Fasilitas Arun LNG telah menjadi kontributor penting untuk keseimbangan positif nasional alam Indonesia gas/LNG perdagangan. Arun (Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam) telah memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional dan lokal selama beberapa dekade. Lain gas industri berbasis dikembangkan di sekitar Arun, termasuk dua pabrik pupuk terkemuka dalam negeri, AAF (Asean Aceh Fertilizer) dan Iskandar Muda. Namun demikian, dengan seenaknya Indonesia (pusat) mengambil migas yang ada aceh.

2. Pada Tahun 1989-2005 balasan pembantaian yang kami rasa dari pemerintah Indonesia

gambar ini merupakan salah satu bukti dari sekian banyaknya balasan jasa yang diberikan INDONESIA untuk ACEH (pembantaian). Jeritan dan tangisan para korban memecah telinga siapa saja yang pernah mendengar. Saat itu, harga peluru tentara begitu murahnya, karena bisa dihambur-hamburkan dengan sangat mudah. Setelah itu, puluhan mayat dan ratusan korban tergelatak, ada yang sudah kaku, banyak juga yang masih bernyawa sambil merintih, yang lainnya berlarian seperti dikejar air tsunami, mencari tempat yang bisa dijadikan tempat berlindung.

3. Pada Tahun 2018 ini, lagi-lagi harta Tanah Wakaf Aceh di Arab Saudi mau kalian (Indonesia) rampas.

Pemerintah akan memanfaatkan tanah wakaf milik Pemprov Aceh di Arab Saudi untuk dimanfaatkan investasi dana haji yang telah mencapai Rp102,5 triliun. Perlahan tapi pasti, itulah cara Pusat JAKARTA (Indonesia) mengambil Tanah milik orang ACEH yang ada di ARAB SAUDI. Dan ini sudah berulang kali ditolak oleh pemerintah Arab Saudi, dan Indonesia tetap meminta hak Aceh seperti yang terjadi pada pemerintah Presiden dahulu. Jelas-jelas dalam isi surat penggunaan sumbangsih itu akan diberikan hanya untuk orang Aceh, dari aceh masih kerajaan dulu sampai sekarang yang tertuang dalam ikrar-nya. Akan tetapi Indonesia, melalui Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) tetap melancarkan aksinya itu.

"Tidak malu kah kalian dengan kami wahai JAKARTA. Dari pertama MERDEKA sampai sekarang masih mengemis sama ACEH".




Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63330.55
ETH 2645.93
USDT 1.00
SBD 2.82