Tragedi Pembunuhan Rakyat Aceh Masa Konflik

in #history7 years ago

Penderitaan Rakyat Aceh Di Masa Konflik
images (11).jpeg
sumber gambar

Aksi Pemusnahan Peradaban Muslim yang Paling Biadab Sepanjang Sejarah negara Indonesia pembunuhan di Aceh masa rezim presiden Soeharto lebih biadab dan lebih kejam jika dibanding dengan kejahatan Abu Lahab dan Abu Jahal di masa zaman jahiliyah, karena mereka juga membantai wanita dan anak-anak yang tidak bersalah.

Tentara militer yang didatangkan ke Aceh pada masa rezim Soeharto ini, lebih kejam bila dibandingkan dengan Abu Lahab dan Abu Jahal pada zaman jahiliyah. Pada zaman jahiliyah yang dipelopori oleh Abu Jahal dan Abu Lahab pada waktu itu memburu Rasulullah untuk dibunuh. Pada suatu malam, Abu Jahal dan Abu Lahab datang mencari Rasul di rumahnya. Ternyata Rasulullah tidak ada, yang dilihat hanya Sayidina Ali yang sedang tidur di tempat tidur Rasulullah.
Kedua pelopor jahiliyah itu, ternyata sedikitpun tidak mengusik Sayidina Ali dan keluarganya. Setelah mengetahui Rasulullah tidak berada di rumahnya, lalu mereka pergi mencari Rasulullah ke tempat lain.
Padahal Sayidina Ali dan bersama keluarga Rasulullah adalah para pejuang pembela Rasulullah.
Peristiwa tersebut menggambarkan bahwa, Abu Jahal dan Abu Lahab tidak membunuh dan mengusik orang lain yang bukan divonis mati oleh kelompok kafir Quraisy.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa, kualitas kejahatan kemanusiaan yang terjadi di Aceh  saat itu adalah sebuah kejahatan pembunuhan yang sangat luar biasa terjadi di aceh, melebihi dari pada kejahatan Abu Jahal dan Abu Lahab.
Kejahatan ini juga terencana, terorganisir, terstruktur dan sistematis. Di antara data yang diserahkan pegiat LSM kepada Komnas HAM antara lain, ada korban yang diculik, dianiaya, disetrum, dan kemudian ditembak di depan umum, manyat di lempari ke sungai. Ada pula yang diperkosa di depan anak bahkan ada yang di perkosa di depan suaminya.

Beberapa bagian bentuk kejahatan itu, ada kemiripan dengan modus operasi penculikan aktivis prodemokrasi yang melibatkan Kopassus di Jakarta. Peristiwa pembunuhan, penyiksaan, perkosaan yang dirasakan oleh rakyat Aceh atas perbuatan militer selama masa DOM di Aceh, sangat pedih dirasakan oleh masyarakat Aceh.
Karena hal itu dilakukan oleh bangsa sendiri dan bukan bangsa lain yang pernah menjajah Indonesia seperti Belanda dan Jepang.

images (12).jpeg
Sumber gambar

Sebagian peristiwa penyiksaan yang sangat tragis dilakukan oleh aparat militer, misalnya ada wanita yang diperkosa secara bergiliran kemudian dicambuk dengan kabel, ada pula yang diperkosa di depan anaknya, telinga disayat dan ditetesi jeruk nipis, kepala dipukul dengan balok lalu dikuliti di depan anaknya di rumah, kepala digantung dan dipukuli dengan kayu, leher digorok dan kepalanya ditenteng di depan umum, dan suami dipaksa keluar dari rumah sementara istrinya ditelanjangi lalu diperkosa sambil berdiri, di tembak secara masal.
Selain itu, ada pula yang ditelanjangi dan diarak sambil disiksa di tengah keramaian pasar dan terakhir ditembak di depan massa.

Wanita disetrum pada payudaranya dan kemaluannya, giginya dicabut dengan tang, ditembak dalam sumur, pria yang dibakar kemaluannya lalu disiksa dengan kabel dan gagang cangkul, disalib dan ditembak, diseret pakai tali lalu ditembak, dipaksa bersenggama sesama tahanan, tidak boleh menutup aurat saat shalat, ada yang ditembak di atas pentas lalu diperton-tonkan, dikubur setengah badan lalu ditembak.
Yang ironisnya ada juga wanita yang diperkosa secara bergiliran dan dimasukkan botol sprite ke dalam vaginanya, rumah dibakar, hartanya dijarah.

Itulah antara lain berbagai cara penyiksaan yang dilakukan militer terhadap rakyat Aceh, sehingga para korban kini masih mengalami trauma berat atas tindakan yang biadap oleh militer.
Di tengah operasi militer yang berlangsung, terjadi serpihan-serpihan peristiwa yang sangat sulit diterima oleh siapa saja yang masih memiliki hati nurani.

Penyiksaan dan penjarahan terhadap “milik” perempuan yang berharga, mulai dari pelecehan seksual sampai dengan pembunuhan justru dilakukan oleh aparatur negara yang seharusnya melindungi dan membela rakyatnya.

Kasus-kasus dari berbagai bentuk tindak kekerasan yang dialami oleh perempuan yang terjadi dari ribuan kekerasan yang terjadi seputar diberlakukannya Daerah Operasi Militer (DOM) selama ini tidak pernah terungkap.
Adapun beberapa alasan yang menyebabkan informasi ini tidak diketahui oleh masyarakat luas dan dunia internasional, seperti:

  • Korban pemerkosaan terutama Aceh, sering dianggap sebagai aib dan memalukan.
    Akibatnya korban atau keluarga selalu berusaha untuk menutupi kejadian tindak kekerasan oleh militer Indonesia.

  • Adanya ancaman dari pelaku untuk tidak mengungkap kejadian penganiayaan mereka kepada orang lain, kerena pelakunya aparat yang sedang bertugas di daerah tersebut, membuat korban/keluarga selalu berada dalam kondisi diintimidasi.

  • Penderitaan dan trauma yang mendalam dialami oleh korban sangat menyiksa hidup mereka, sehingga sangat sulit bagi korban untuk menceritakan pengalaman buruknya di masa lalu, apalagi kepada orang yang tidak terlalu mereka kenal.

  • Adanya ancaman dari pihak-pihak tertentu terhadap orang ataupun LSM yang mendampingi korban untuk melapor.

Berikut ini saya akan diberikan beberapa contoh pola kekerasan yang di alami oleh perempuan di Aceh, selama berlakunya Operasi Militer.

Dari pemaparan fakta di atas dapat kita dilihat betapa kejamnya perlakuan kekerasan oleh aparat terhadap kaum perempuan di Aceh. Ada beberapa diantaranya korban meninggal dunia, beberapa yang lain berada dalam kondisi fisik dan psikologi yang sangat tertekan berat akibat kekerasa militer.
Sampai saat ini jumlah korban yang mengalami pemerkosaan, pelecehan seksual dan pembunuhan yang membabi buta belum sepenuhnya terdata lengkap.
Data di atas, hanya contoh kasus dari berbagai bentuk kekerasan yang dialami perempuan akibat pemberlakuan Daerah Operasi Militer baik secara langsung dan tidak langsung yang saya adopsi dari beberapa buku yang telah saya baca mengenai tindak kekerasan di Aceh.

Ada juga data lapangan yang menunjukkan beberapa wanita Aceh dihamili aparat keamananan selama masa DOM, bahkan ada yang sudah punya anak.
Wanita-wanita malang ini mencemaskan kalau pasukan ditarik, yang menyebabkan anak mereka tidak (lagi) punya ayah. Dalam proses- proses seperti ini, selalu ada pemerkosaan dan ada anak yang dilahirkan oleh proses yang semacam ini, atau adanya bentuk-bentuk penistaan kemanusiaan yang sangat kejam.


Terima kasih kepada senior saya @ades yang telah mendukung saya menulis tentang aceh

follow me @sarjana

Sort:  

Ureng2 model yan ngen on jeulatang ta seupet yg paih bang
Hahaha

bantu follow dan upvote bg nya

This post has received a 11.84 % upvote from @booster thanks to: @sarjana.

Jangan di ingatkan lagi, sekarang kita sudah aman, yg berlalu biarlah berlalu

bantu follow dan upvote bg

Konflik menumbuhkan derita kepanjangan... Lebih asik damai aja...

Emang cukop that sedih meribe aneuk aceh watee massa nyan yatim lam sekejap

You have received an upvote from @nicestbot. I am an automated curation bot trying to make minnows happy.

Memang wajib kita kenang komplik aceh @sarjana

Iya rakan.
Sejarah aceh wajib di kenang ada di ceritakan kepada generasi kita selanjudnya agar mereka tahu siap bagai mana mereka memperlakukan nenek moyang kita di masa dulu

kejadian sulit untuk dilupakan

Lagi enak tidur terjadi kontak senjata secara tiba-tiba

Peristiwa pahit ini seharusnya kita kenang slalu...bukan untuk membuka luka lama, tetapi sebagai wawasan sejarah bagi kita masyarakat aceh khususnya fan juga bagi seluruh dunia.
Konflik ini harus kita jadikan pelajaran untuk bangkit ke depan bagi kita semua...
Mudah-mudahan Allah memberi yang terbaik bagi aceh kita ini....Amin

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 53929.89
ETH 2263.00
USDT 1.00
SBD 2.35