Tragedi Kute Reh 1904 (Kisah Selfie Sang Jenderal)
*** SELAMAT PAGI STEEMIAN...***
Bangsa yang besar adalah Bangsa yang tidak lupa pada sejarah, bukan berarti dendam dan pembalasan namun belajar memaknai hidup dan hidup orang yang melalui sebuah peristiwa dan kita menikmati hasil dari peristiwa tersebut.
[Source](
Ini adalah foto Pembantaian yang dilakukan oleh Belanda 14 Juni 1904 di Sebuah Desa bernama Kute Reh (Bumi Gayo). Pembantaian ini terjadi karena Orang Gayo menolak menandatangani "Perjanjian Takluk" dan menerima kekalahan tanpa perang.
J.C.J. Kempees (ajudan Van Dallan) menyebutkan ada 4.000 orang yang jadi korban dari masyarakat Gayo, Laki-laki dewasa, orang tua, perempuan dan anak termasuk di dalamnya. (“De tocht van Overste van Daalen door de Gajo, Alas-en Bataklanden” (1904). Sebuah kebanggaan Van Daalan adalah memberi bukti keberhasilan dengan berfoto (selfie) diatas tumpukan mayat (Dien Madjid, 2014: 282).
Ekspedisi ke tanah gayo memakan waktu 163, dalam waktu 5 bulan sang Jenderal membantai 2.902 pria tewas, ditambah dengan 1.159 wanita dan anak-anak. Rekor ini kemudian dihargai oleh Belanda dengan menjadikannya Komandan dalam Militaire Willems-Orde pada tanggal 14 September 1904. [referensi](https://id.m.wikipedia.org/wiki/G.C.E.van_Daalen(1863-1930)
Cc. @fotosedjarah
Genosida bangsa Aceh oleh penjajah Belanda.kisah sedih yg terbaca oleh anak cucu Bangsa aceh.lestarikan sejarah upaya melestarikan indentitas bangsa.good job @kbsralation.
Secara akal logika, kita mengenal sejarah berkat penuturan orang-orang di masa lalu dan hari ini, dari media masa lalu hingga media saat ini. Siklus seperti itu akan terus ada sampai tiba akhir dunia ini. Kewajiban kita hari ini mengajarkan sejarah kepada generasi ke depan ttg sejarah masa dulu dan masa hari ini. Sejarah juga bagian dakwah, kisah pahit masa lalu tidak boleh terulang, kisah sukses masa lalu jadi pelajaran. Terimakasih @yusranzam. Keep silaturrahmi