Mayor Jenderal Tgk Amir Husin Al-Mujahid Melawan Kaum Feodal (II)

in #history6 years ago

image

Helo teman-teman Steemians...

Malam ini saya kembali melanjutkan kisah perjalanan Mayor Jenderal Tgk Amir Husin Al-Mujahid Tokoh Revolusioner Kemerdekaan RI di Aceh Melawan Kaum Feodal, mari simak dan baca ceritanya.

Barisan Penjaga Keamanan (BPK) pimpinan Teungku M. Daud Cumbok pada tanggal 25 oktober 1945 mulai bertindak menangkap lawan politik nya, serta menahan orang-orang yang dianggap berseberangan dengan mereka. Tindakan yang demikian telah menimbulkan kegelisahan Pemerintah Daerah di Kuta Raja lalu mengirim utusan untuk melakukan penyelesaian serta berupaya menghentikan tindakan mereka, tetapi upaya tersebut tidak mendapatkan sambutan yang baik dari Markas BPK bahkan mereka meningkatkan aksi teror secara brutal yang sangat meresahkan.

Pada tanggal 25 november 1945 para pengikut Teuku M. Daud Cumbok menggunakan senjata eks milik tentara Jepang memasuki Kota Sigli dengan tujuan ingin menguasai kota ini, mereka beranggapan Kota Sigli sangat strategis dan mudah menguasai seluruh Aceh. Di lain pihak Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dibantu rakyat telah datang untuk mengepung Kota Sigli. Pada tanggal 4-6 desember 1945 terjadi pertempuran sengit antara pasukan BPK dengan pasukan TKR yang dibantu oleh rakyat. Peristiwa itu banyak menelan korban jiwa dari kedua belah pihak, akhirnya pada tanggal 6 desember 1945 pertempuran dapat dihentikan atas usaha dari pemimpin TKR dan Pemerintah Daerah Aceh, kemudian pasukan Teuku M. Daud Cumbok kembali kemarkasnya di Lamlo.

Meski telah kembali kemarkasnya di Lamlo pasukan BPK masih melakukan berbagai tindakan teror terhadap rakyat serta orang yang besebrangan politik dengan mereka, Pemerintah Daerah di Kuta Raja mengeluarkan maklumat yang isinya menghimbau agar Teuku M. Daud Cumbok dan pasukan nya menghentikan tindakan keras terhadap rakyat dan menyerah, kalau tidak akan diambil tindakan tegas. Ultimatum yang di keluarkan oleh Pemerintah Daerah Aceh tidak di indahkan bahkan aksi kekerasan dan kekejaman semakin meningkat.

Pada akhirnya pada tanggal 13 Januari 1946 TKR dengan didukung oleh rakyat menyerang dan merebut markas pasukan Teuku M. Daud Cumbok di Lamlo, serta menangkap mereka sedang sisa pasukan Teuku M. Daud Cumbok menyelamatkan diri kehutan, sedangkan mereka yang tertangkap diadili dan diberikan hukuman.

Tragedi penyerangan TKR dan rakyat terhadap pasukan Teuku M. Daud Cumbok di Lamlo Pidie terjadi bersamaan dengan peristiwa tentara Jepang menyerang Kota Langsa, sehingga Tgk Amir Husin Al-Mujahid tidak ikut serta membantu penyerangan ke markas BPK di Lamlo karena sedang sibuk mengerahkan rakyat sejak dari Panton Labu, Lhok Nibong, Simpang Ulim, Kuta Binjei, Bagok, Idi dan Peureulak untuk bergerak bersama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Devisi V bersenjata lengkap menuju Kota Langsa dan Kuala Simpang.

Sesampai di Kota Langsa Tgk Amir Husin Al-Mujahid mulai mengatur strategi penyerbuan ke Kuala Simpang, karena tentara Jepang tidak lagi berada di Kota Langsa telah kembali ke markas nya di Kuala Simpang. Pasukan Tgk Amir Husin Al-Mujahid dibagi atas dua kelompok terdiri dari pasukan pimpinan Mayor Hasbi Wahidi akan menyerang dari arah Rumah Sakit dan pasukan pimpinan Tgk Amir Husin Al-Mujahid menyerang Kota dengan menyeberangi sungai Tamiang.

Ketika sedang persiapan menyerang tentara Jepang Tgk Amir Husin Al-Mujahid menerima surat yang dikirim oleh Residen Aceh Teuku Nyak Arif dan Gubernur Sumatera Mr. T. M. Hasan yang isi surat tersebut meminta agar tidak melakukan penyerangan pasukan tentara Jepang yang bermarkas di Kuala Simpang dan meminta agar pasukan Tgk Amir Husin Al-Mujahid tetap berada di Kota Langsa. Tgk Amir Husin Al-Mujahid merasa heran atas isi surat tersebut, lalu beliau mengirimkan utusan ke Kuala Simpang agar Komandan Tentara Jepang datang menghadap nya ke Kota Langsa.

Komandan tentara Jepang ternyata datang menemui lalu Tgk Amir Husin Al-Mujahid bertanya "mengapa pasukannya tidak boleh menyerang ke Kota Kuala Simpang" Komandan tentara Jepang menjawab "kami disuruh tentara sekutu untuk tingal di Kuala Simpang". Kemudian Tgk Amir Husin Al-Mujahid melanjutkan pertanyaan mengapa selama ini tentara Jepang melakukan patroli sehingga meresahkan rakyat, komandan tentara Jepang terdiam dan berjanji tidak akan melakukan kekerasan lagi terhadap rakyat.

***Bersambung...... ***

By:@iskandarishak

image

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63195.68
ETH 2615.38
USDT 1.00
SBD 2.74