Wanita Kaya dan Para Pembantunya, 1880

in #history6 years ago

Wanita Kaya dan Para Pembantunya, 1880-1910. Stoop..jpg

Perbudakan adalah fenomena yang dianggap lazim sejak awal sejarah manusia hingga masa kolonialisme. Dari ribuan tahun sejarah panjang peradaban manusia, belum sampai 200 tahun kita melarang perbudakan kepada sesama manusia. Pada masa kolonialisme Belanda di Indonesia pun praktik ini tumbuh subur, sudah biasa bagi orang-orang Belanda yang kaya raya memiliki puluhan bahkan ratusan budak dan pelayan untuk melayani kebutuhan mereka sehari-hari.

Jenis kebutuhan yang dilayani oleh para budak tersebut pun bermacam-macam dan biasanya spesifik, ada yang bertugas mengurus rumah, ada yang bertugas mengasuh anak, ada yang bertugas merawat kuda-kuda, ada yang bertugas mengurus kebun, termasuk melayani kebutuhan seksual tuannya.

Kebutuhan akan budak perempuan untuk melampiaskan hasrat para pria Belanda sangat tinggi pada masa itu, karena mayoritas pria Belanda di Indonesia pada masa itu tidak sanggup mendatangkan wanita dari Belanda untuk diperistri karena ongkosnya yang sangat mahal. Pria-pria Belanda yang bekerja sebagai pegawai, awak kapal, maupun serdadu yang jumlahnya banyak tentu tidak sanggup membayarnya. Hanya pria-pria kaya saja yang bisa memperistri wanita dari negeri Belanda.

Karena itu lah muncul istilah nyai, yaitu perempuan pribumi yang melayani kebutuhan pria Belanda layaknya istri namun tidak memiliki status hukum sebagai istri. Walau tidak memiliki kepastian status dan dianggap rendah, ada pula nyai yang hidup mewah dan bahagia bersama tuan dan anak-anaknya. Layaknya nyonya rumah, biasanya para nyai ini yang mengepalai seluruh budak yang ada di rumah tuan Belanda tersebut.

Foto diatas memperlihatkan seorang wanita kaya yang duduk diatas kursi bersama belasan pelayannya pada tahun 1880-1910. Ada kemungkinan wanita-wanita tersebut adalah nyai dan para pembantunya.

Foto: Stoop

Sort:  

Mengapa kebanyakan foto orang zaman dahulu tidak ada yang tersenyum? mungkin salah satu jawabannya ada di sini yakni akan terlihat lebih berwibawa, tidak seperti sekarang ini kelihatan agak norak, atau bisa jadi karena orang zaman dahulu banyak yang mengkonsumsi inang (semacam tembakau tapi dikunyah) atau "nyusur" sehingga menyebabkan gigi mereka terlihat kemerah-merahan.
Nyusur.jpg
semoga anda semua juga setuju, atau mungkin ada yang punya pendapat lain?

You got a 3.33% upvote from @postpromoter courtesy of @fotosedjarah!

Want to promote your posts too? Check out the Steem Bot Tracker website for more info. If you would like to support the development of @postpromoter and the bot tracker please vote for @yabapmatt for witness!

This post has received votes totaling more than $50.00 from the following pay for vote services:

smartsteem upvote in the amount of $21.02 STU, $35.48 USD.
upme upvote in the amount of $19.70 STU, $33.24 USD.
buildawhale upvote in the amount of $18.99 STU, $32.04 USD.
postpromoter upvote in the amount of $18.41 STU, $31.07 USD.

For a total calculated value of $78 STU, $132 USD before curation, with approx. $20 USD curation being earned by the paid voters.

This information is being presented in the interest of transparency on our platform and is by no means a judgement as to the quality of this post.

banyak sekali yang membantunya dirumah itu.

Sangat banyak pembantunya. Luar biasa potret sejarah di masa lalu.

Great B&W picture

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.032
BTC 57453.27
ETH 2928.75
USDT 1.00
SBD 3.67