Hai Steemian...

Alhamdulillah, pada malam ini saya masih diberikan oleh Allah nikmat-Nya, nikmat kesehatan sehingga saya dapat membagikan sesuatu untuk sahabat steemit disini. Berharap apa yang saya berikan ini bermanfaat nantinya. Untuk itu mari sejenak membacanya. Dan saya ucapkan selamat membaca.

Image Source

Menelusuri apa yang ditulis oleh Poortmen (Kontlir Belanda di Singkil di awal abad ke-20) bahwa orang Gayo dan Alas bersama-sama datang dari Teluk Martaban (Birma), mendarat di Singkil lalu mengikuti sungai Suraya ke lembah Alas lalu menyebar ke pedalaman.

Dan pada tahun 2007 tim Arkeologi dari Medan menemukan fosil (kerangka) manusia dan alat-alat pertanian dari batu di Mentari Aceh Tengah yang diperkirakan telah berusia lebih kurang 3.500 tahun atau 1.400 SM.

Diperkirakan Singkil dengan Bandar Pelabuhannya dan sungainya yang terpanjang di Aceh merupakan jalur gerbang masuknya migrasi dari Asia Tenggara ke pedalaman Alas dan Gayo. Oleh karena Singkil, Alas, dan Gayo berasal dari satu rumpun yaitu bangsa Mongol (Mansyuria). Dalam perjalanan migrasinya sebagian menetap di sepanjang sungai Singkil, Sungraya dan Cinendang dengan komunitas etnis Singkil, dan yang naik terus ke atas berkomunitas suku Alas dan Gayo.

Dengan kesimpulan bahwa penemuan fosil manusia di Aceh Tengah tersebut yang telah berusia lebih kurang 3.500 tahun minimal sejak itu pula orang Singkil telah bermukim di sepanjang sungai Singkil, Sungraya dan Cinendang yaitu 1.400 tahun sebelum masehi.

Dalam legenda cerita-cerita kuno bahwa Singkil (Singkel) telah ada sejak zaman Nabi Sulaiman, begitu cerita orang-orang tua di Singkil Pertama. Singkil sekarang adalah Singkil ke tiga (new Singkil). Kalau Singkil Purbakala adanya telah jadi laut dangkal yang menjorok jauh ke tengah namanya Ujung Singkil (Ujung Sigambung). Pada saat pasang surut kadang-kadang bekas bangunan Kota Bandar Pelabuhan Singkil dapat di lihat (Kota Pelabuhan Singkil ini hancur oleh gempa tektonik pada tahun 186l M.) bahkan kadang-kadang nelayan menemukan benda-benda zaman dan peralatan rumah tangga di laut dangkal bekas kota pelabuhan tersebut. Dari Berita Cina sebagaimana diungkap terdahulu bahwa Raja

Mu’awiyah Bin Abi Sufyan pada tahun 34 H. (654/655 M.) mempunyai 5.000 kapal Pelayarannya sampai ke Kanton Cina, Kalingga india sampai ke Lautan Samudera Indonesia (Pantai Barat Sumatera) termasuklah Bandar/ Pelabuhan Singkel.

Begitu juga pelayaran kapal-kapal kerajaan Portugis disini Spanyol (orang Singkil mengatakan Raja Sipatukal) mereka singgah di Singkil membawa barang-barang dari Gurajat, Ceylon, yaitu keramik, tembikar, dulang, cerano, sulapah, tempayan, guci dan berupa tekstil. Sementara dari Singkel mereka beli rempah-rempah dan minyak ; seperti lada, minyak umbil (minyak kayu kapur), nilam, kemenyan, getah kayu jelutung, damar, rotan dan lain-lain, dan nama uang mereka saat itu adalah Ringgit Meriam keluaran Portugis dan Spanyol.

Jadi, Singkel boleh di kata juga telah ada sejak zaman Batu Tengah (Mesolitik) atau paling tidak sejak zaman batu (Neolitikum &: 5000-2000 SM.). Tetapi H. Makmursyah Putra, SH, MM Bupati pertama Aceh Singkil pernah menulis bahwa “Singkil sudah ada sejak tahun 400 sebelum masehi merupakan pelabuhan yang masykur di daerah pesisir pantai barat sumatera. Mengingat letaknya yang strategis yaitu jalur pelayaran dari kerajaan Sriwijaya, kerajaan Andalas (Andalas Minangkabau), kerajaan Tiquo (Tiku), kerajaan Pariaman, kerajaan Minhac Barras (Nias), kerajaan Barus, kerajaan Mancapa Daya (Meulaboh) menuju kerajaan Islam Aceh Darussalam atau Samudera Pasai atau Kerajaan Peurlak”.

Referensi: Warisan Sejarah & Budaya Singkil, karangan Drs. Muadz Vohry. MM

SALAM HANGAT PENUH CINTA,
@DJAMIDJALAL