Tgk Abdullah Syafi'i, Panglima GAM

Tgk Abdullah Syafi'i lahir di Matang tanggal 12 Oktober 1947. Berasal dari keluarga yang sangat sederhana, Tgk Abdullah Syafi'i yang biasa di panggil Tgk Lah hanya sempat bersekolah hingga kelas tiga di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Peusangan, Bireun. Setelah putus sekolah ia memilih belajar ilmu agama di sejumlah pesantren yang ada di Aceh.

Tgk Lah mulai terlibat dalam Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di awal tahun 1980 (ada juga kabar menyebutkan bahwa beliau terlibat GAM sehari setelah Hasan Tiro mendeklarasikan GAM di Gunung Halimon). Ia tidak mendapatkan pendidikan militer di Libya seperti eks wakil Gubernur Aceh Muzakkir Manaf. Inilah yang membuat Tgk Lah tidak suka dengan kekerasan dalam berjuang. Baginya kekuatan senjata hanya untuk mempertahankan diri. Hal ini pula yang membuat beliau dihormati oleh tentara musuh.

Tgk Lah merupakan pemimpin sayap militer GAM. Ia pernah menjabat sebagai Panglima GAM untuk wilayah Pidie dan akhirnya menjabat sebagai Panglima GAM untuk seluruh Sumatera. Konon, lebih dari 20 tahun Tgk Lah memimpin gerilyawan GAM di wilayah Pidie dan Bireun. Di kalangan pasukannya ia dikenal sangat tegas dan sopan santun.

Tgk Abdullah Syafi'i syahid pada tanggal 22 Januari 2002 di Cubo, Kabupaten Pidie Jaya dalam sebuah penyergapan yang dilakukan oleh TNI. Sang istri Fatimah serta dua pasukannya (Tgk Muhammad dan M Daud bin Hasyem) ikut syahid dalam penyergapan tersebut. Tgk Lah, istrinya dan dua pasukannya yang syahid itu dimakamkan dalam satu liang yang sama di Cubo.

Sebelum meninggal, Tgk Lah pernah berwasiat, wasiatnya yaitu:

Jika pada suatu hari nanti anda mendengar berita bahwa saya telah syahid, janganlah saudara merasa sedih dan patah semangat. Sebab saya selalu bermunajat kepada Allah SWT agar mensyahidkan saya apabila kemerdekaan Aceh telah sangat dekat. Saya tidak ingin memperoleh kedudukan apapun apabila negeri ini (Aceh) merdeka.