ANTARA AKU DAN UMMI

Darul Qur an Mulia (13:15:30 pm)

Teruntuk;
Umi-wanita yang karenanya aku terlahir dengan segala kekurangan dan kelebihanku

Bersebab rasa rindu yang mengebu didalam hati, kutorehkan tinta basah yang nantinya akan mengering dan tersusun dan tersusun ke dalam catatan sejarah hidupmu

Bersebab besarnya pengorbanan yang kau lakukan demi kami, izinkan aku menggores tinta pena yang nyaris mengering, karena tertiup angin sepoi-sepoi yang menelisik ke relung jiwa - pada kertas ini.

Karena seringnya aku membuat luka dengan kekecewaan mendalam di hatimu, seringnya aku membuatmu menitikan airmata membentuk sungai kecil sebagai luapan kesedihan- di pipimu.

Karena tak mampunya aku membalas segala perjuanganmu, tak sanggupnya aku menganti segala yang telau engkau korbankan.

Dan ini diantara aku dan umi - antara anak perempuan dan ibunya-
yang terus mengkhawatirkanku, yang tak pernah lupa menanyakan kesehatanku disetiap kali kita mengobrol lewat telepon, meski kadang aku lupa menanyakan apa umi sehat?

Ini antara aku dan umi, yang tak pernah lupa menyebut namaku di setiap sujud dan ruku`nya. Berharap sesuatu yang baik akan terjadi padaku, berharap Rahmat dan BerkahNya terus tercurah untukku

Di saat aku merasa kata "MAAF" tak lagi cukup mengobati luka yang ku goreskan di hatimu.
Tak lagi mampu membendung luapan kecewa dari benakmu.

Dan kata "TERIMA KASIH" yang tak akan pernah sepadan dengan perjuanganmu, pun pengorbananmu. Karena aku tak akan mengerti perihnya pengorbanan yang engkau lakukan sebelum aku merasakannya sendiri.

Disaat aku jatuh, gagal mencapai ekspektasi terlogis yang ku perjuangkan. disaat kecewaku terinterpretasikan pada luapan air mata dan segala kekecewaanku. dan kau berbisik "kau hebat nak, ayo lakukan yang lebih baik lagi, kau bisa karena kau lah pemenangnya"

Indah nian kasih sayangmu wahai umi
Tak terganti meski dengan emas permata
Hangat nian pelukmu wahai umi
Tak terkalahkan meski dengan cahaya sang surya
Cantik nian senyummu wahai umi
Bak bunga-bunga yang merekah disaat autum tiba

Dan kini ku tengah merindu
merindukan segala moment bersamamu

Dengan luapan cinta yang tak dapat ku ukirkan
meski dengan tinta emas pada lapisan perak

Putrimu satu-satunya

IZZAH MUJAHIDAH

Kulipat surat rindu putriku, dengan gerimis dimata yang tak kuasa ku bendung
Andai Ia tahu, surat rindunya membuat umi bertambah rindu.
Begitu banyak kekurangan diriku dalam mendidiknya, semoga ia juga ridha atas segala kekurangan dan kelebihan uminya.

Masih teringat ketika dulu ia berterusterang akan ketidaksukaannya dengan kesibukkanku diluar rumah, merasa kesepian. menyeimbangakan kegiatan didalam dan diluar rumah memang sesuatu yang tidak mudah. alhamdulillah seiring berjalan waktu Allah memudahkan semua urusan.

ketika pertama kali kami menyekolahkannya ke pesantren, dengan tujuan menjadi ahlul Quran. setiap pekan kami menjenguknya dengan linangan air mata di pipinya. Tiga bulan pertama di Pasantren merupakan waktu adaptasi yang luar biasa beratnya bagi kami. alhamdulillah berlalu dengan mujahadah yang luar biasa.

Putriku membuatku takjub dengan segala yang ada pada dirinya
Sesuai dengan namanya Izzah Mujahidah. putri yang suka berjuang, berjibaku menghadapi tantangan.
ketika berbagai event ia coba untuk meraihnya, dari lomba debat, menulis essay, lomba video
maker. Ia juga menjadi pengurus OSIS di sekolahnya. Semangatnya utk bisa berbahasa inggrispun luar bisa. Ia mencoba belajar mandiri melalui buku.
Kadang sering aku mencoba mengingatkannya akan tujuan utamanya menjadi ahlul quran. Mengerem sedikit keiinginannya untuk mengikuti berbagai kegiatan. Walau sedikit berlebihan mengingatkan, sampai ia hafal dengan apa yang akan kukatakan di telepon. umi pasti bilang " muraja`ah kak, bawa didalam shalat" kadang di tambah " kawan kk bisa, kk juga pasti bisa"
Umi-Umi memang begitu kak, kadang ngeselin ya...

Ketika berkunjung menjenguknya di pesantren beberapa waktu lalu, ia membahas tentang Nasionalisme, dengan bahasanya yang sederhana " Kita memang harus mencintai tanah air kita, tapi jangan sampai rasa nasionalisme yang berlebihan menyebabkan kita egois, tidak peduli dengan saudara-saudara kita dibelahan dunia yang lain, seperti di Palestina." Lalu Ia melanjutkan ceritanya di halaqah tarbawiyahnya. Masya Allah Umi pun dibuatnya tertakjub. Sambil menitip salam untuk ustazah yang telah membimbingnya.

Waktu melesat cepat bagai anak panah. segala sesuatu terjadi karena kehendak Allah. Allah lah sebaik-baik tempat menitip dan menjaga. Kami titipkan anak-anak kami padaMu ya Allah. Jaga mereka perbaiki Akhlak mereka. Damparkan mereka ke tempat yang dapat menambah Iman dan Ilmu padaMu....

PaperArtist_2018-02-17_10-16-18.jpegPaperArtist_2018-02-17_10-16-18.jpeg

Sort:  

Ati, jadi ingat anak ipit yg di pondok juga. Semoga mereka menjadi anak2 penghapal alqur'an, pejuang islam di akhir zaman.

Allahumma aamiin... makasih banyak @fridameutia

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 57852.72
ETH 2355.59
USDT 1.00
SBD 2.44