Risks & Complications of Leech Therapy - Risiko & Komplikasi Terapi Lintah

Hai Sahabat Steemit Semuanya...

taukah kalian
Semua perawatan medis melibatkan beberapa risiko. Berikut ini adalah daftar komplikasi yang lebih umum yang terkait dengan terapi lintah:

Infeksi
Anemia
Migrasi lintah
Reaksi alergi
Infeksi:

Insiden infeksi yang dilaporkan terkait dengan terapi lintah berkisar antara 2,4 hingga 20%. Aeromonas hydrophila adalah bakteri yang paling terkait dengan infeksi ini. Kasus septikemia, selulitis dan meningitis karena lintah yang ditularkan Aeromonas hydrophila telah dipublikasikan.

Aeromonas hydrophila adalah gram negatif, batang anaerob fakultatif, biasanya sensitif terhadap sefalosporin generasi ketiga (Ceftazidime), sulfas (Bactrim, Septra), kuinolon (Cipro) dan aminoglikosida. Antisipasi perintah untuk antibiotik profilaksis. Terapi oksigen hiperbarik untuk selulitis telah dilaporkan bermanfaat ketika antibiotik gagal.

Aeromonas hydrophila adalah penduduk normal di usus obat hirudo. Dipercaya bahwa kontaminasi luka terjadi ketika lintah secara tidak sengaja memuntahkan isi usus ke dalam luka. Perawatan harus dilakukan untuk menghindari meremas lintah saat menangani. Dengan lembut membimbing lintah dan membiarkan lintah untuk terlepas sepenuhnya sebelum mengeluarkannya dari area tersebut akan mengurangi kemungkinan infeksi luka.

Anemia:

Terapi lintah mungkin melibatkan kehilangan darah yang signifikan. Flap kulit besar mungkin membutuhkan 200 lecet atau lebih selama periode sekitar 10 hari. Lintah yang sangat besar dapat mengekstrak sebanyak 15 ml darah dan gigitannya dapat terus mengalir selama berhari-hari. Hingga 50% pasien mungkin memerlukan transfusi untuk menggantikan sel darah merah. Hemodilusi dengan cairan IV dapat digunakan sebelum dan selama terapi untuk mencairkan darah dan mengurangi kehilangan sel darah merah. Hgb harian dan Htt diperlukan untuk menghindari konsekuensi anemia.

Migrasi lintah:

Lintah melepaskan diri dan ada risiko gerakan lintah atau migrasi dari area perawatan, mungkin ke dalam lubang tubuh atau lebih dalam ke luka itu sendiri. Mereka dapat memasuki telinga, hidung, mulut atau perineum dan menempel ke jaringan.

Terapi lintah harus terus diawasi. Namun, pasien sering ditinggalkan cukup lama untuk lintah untuk melepaskan dan mulai berkeliaran mencari tempat baru untuk beristirahat atau berpesta. Kejadian seperti itu dapat meningkatkan risiko pengobatan, belum lagi kerusakan yang terjadi pada hubungan perawat / pasien.

Jika lintah menempel di luar area perawatan, penting untuk tidak menariknya lepas. Menarik lintah dapat meningkatkan kemungkinan regurgitasi dan infeksi. Granzow dan koleganya di University of Miami merancang metode sederhana untuk mencegah lintah berkeliaran. Mereka membubuhkan salah satu ujung jahitan bedah ke lintah dan mengikat ujung bebas ke objek atau pakaian yang kuat, membatasi jangkauan lintah dan mengurangi bahaya bahwa itu akan bermigrasi ke daerah yang tidak diinginkan. Orang lain menggunakan “kandang” kreatif yang terbuat dari cangkir kertas atau kain kasa. Dengan izin dokter, kadang-kadang menempatkan colokan kasa ke lubang terbuka di sebelah tempat lintah dipasang dapat mencegah lintah masuk.

Ini adalah tanggung jawab Anda untuk mengelola terapi lintah dengan aman. Gigitan lintah yang tidak disengaja adalah kesalahan medis yang dilaporkan. Lindungi pasien Anda dan diri Anda sendiri dengan tidak pernah meninggalkan pasien tanpa perawatan selama terapi lintah.

Reaksi alergi:

Manifestasi paling umum dari reaksi alergi adalah gatal ringan di tempat pemasangan. Lintah obat cenderung menyebabkan lebih sedikit reaksi alergi daripada lintah varietas lain yang ditemui di alam liar. Namun, reaksi alergi dari reaksi anafilaksis ringan hingga berat dapat terjadi:

bercak merah pada kulit atau ruam yang gatal di seluruh tubuh
bengkak di bagian tubuh jauh dari area yang digigit, terutama bibir dan sekitar mata
merasa lemas, pusing atau pusing
kesulitan bernapas: mengi, sesak napas, sesak dada
Rasa gatal ringan tidak jarang dan biasanya tidak berlangsung lama, tetapi reaksi alergi yang parah membutuhkan perhatian segera dan penghentian terapi sampai penyebab reaksi dapat ditentukan.

Demikian Sabahat steemian, semoga bermanfaat...