Surat Untuk Ibu Wangi Dari Anak Penderita Leukemia
Surat Untuk Ibu Wangi Dari Anak Penderita Leukemia
- Indonesia
Nurul Amalia. Itulah nama seorang bocah wanita berusia 9 tahun asal Kota Lhokseumawe, yang kini sedang berjuang untuk menghadapi penyakit kanker di dalam tubuhnya.
Di usia terbilang masih belia tersebut, bocah yang akrab disapa Nur itu, harus menerima sebuah vonis mengenai kesehatannya. Leukemia limfositik akut alias acute lymphocytic leukemia (ALL), itulah kanker yang kini bersarang di tubuhnya sejak Agustus 2017, lalu. Sejak itu pula, ia harus menjalani beberapa kali kemotrapi untuk kesembuhannya, hingga mau tak mau, bocah manis tersebut harus kehilangan mahkota yang ada di kepalanya (rambut-red).
Pada acara memperingati Hari Kanker se Dunia yang digelar di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, Minggu (4/2) pagi, Nurul beserta 11 anak penderita kanker di Aceh lainnya yang ditampung di ‘Rumah Kita’ juga terlihat hadir.
Hari ini, keduabelas anak-anak itu terlihat begitu manis. Mereka mengenakan pakaian berwarna kuning terang serta memakai topi. Senyuman bahagia sesekali tersirat di wajah para pejuang kanker tersebut. Begitu tertib dan rapi ketika duduk di salah satu sisi panggung, saat salah seorang pengurus Rumah Kita mengeluarkan instruksi duduk rapi yang langsung dilaksanakan mereka. Meski sesekali mereka terlihat saling bersenda dengan sesama.
Memperingati hari kanker itu, Nurul diberikan kesempatan untuk menceritakan kepada para audiensi mengenai awal mula ia berkenalan dengan leukemia yang kini bersarang di tubuh mungilnya.
Cerita itu sebelumnya telah ia tulis langsung di secerik kertas, yang merupakan selembar surat. Surat itu ditujukannya kepada seorang wanita dewasa atau sosok seorang ibu, yang belakangan ini dekat dengannya. Dia menyebutnya dengan Ibu Wangi.
Berikut isi surat tersebut yang sekilas sempat diceritakan Nurul saat di panggung:
"Buat Ibu Darwati yang Nurul Sayang
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Nama saya Nurul, saya ingin bercerita, tentang pertama Nurul sakit. Pertama Nurul sakit Nurul ikut karnaval. Tiba-tiba jatuh di karnaval, terus itu dibilang sama Wak Wak Nurul sakit ya. Ia, terus Nurul dibawa ke rumah sakit Cut Meutia, setelah dirawat di sana, setelah itu Nurul sehat. Tiba-tiba Nurul sakit lagi dibawa ke rumah sakit Cut Mutia lagi. Di rujuk ke Banda Aceh, ketemu Ibu dibilang harus Kemo. Setelah itu Nurul bilang sama ayah, dibilang sama ayah tidak dikasih kemo Nurul. Nurul tetap berobat sendiri karena Nurul pingin sembuh, kalau kita sudah sembuh kita bisa sekolah dan juga bisa pergi ngaji. Nurul sekarang botak karena di kemo, tapi Nurul tidak malu dan sedih karena nanti akan tumbuh kembali rambutnya. Nurul senang Ibu datang dan jalan-jalan naik mobil bagus dan Ibu Darwati lebih wangi dari Ibu Nur, suka kali ciumnya. Nurul cium ibu Nur waktu tidur dan bangun pagi. Ini saja yang Nurul sampaikan terimakasih cerita dari Nurul dan juga mendengar cerita dari Nurul.
Nurul sahabat Ibu Darwati.”
Kehadiran Ibu Wangi atau Darwati A Gani, bisa dikatakan seolah pemberi semangat pada dirinya yang sedang menjalani ujian kesehatan begitu berat, seperti saat ini. Sebab ibu kandungnya, dikabarkan tidak kembali setelah pergi merantau.
Rumah Kita adalah rumah singgah tempat Nurul dan lainnya melewati hari-hari mereka menjalani masa pengobatan. Sejak hadir tahun 2017, rumah yang pada tahun 2016 bernama Rumah Harapan, kini telah merawat 54 pasien.
Peringatan Hari Kanker se Dunia di Aceh, digelar oleh Yayasan Kanker Indonesia Cabang Provinsi Aceh bersama dengan beberapa pendiri rumah singgah yang menampung anak kanker di Aceh. Pada acara tersebut digelar berbagai kegiatan dan hiburan, mulai dari screening mata pada anak, senam baby shark, mendengar dongeng, mewarnai, donor darah, serta plontos bareng sebagai bentuk solidaritas berupa dukungan kepada para penderita kanker.
Letter To The Woman Of The Child Of Leukemia Patients
- English
Nurul Amalia. That's the name of a 9-year-old girl from the city of Lhokseumawe, who is now struggling to cope with cancer in her body.
At the age is still young, the boy who is familiarly called Nur, should receive a verdict on his health. Acute lymphocytic leukemia aka acute lymphocytic leukemia (ALL), that's the cancer that now lodged in her body since August 2017, then. Since then, he must undergo several times kemotrapi for healing, so inevitably, the sweet boy must lose the crown in his head (hair-red).
At the ceremony to commemorate World Cancer Day held at Blang Padang Square, Banda Aceh, Sunday (4/2) morning, Nurul and 11 children of cancer sufferers in Aceh are accommodated in 'Rumah Kita'.
Today, the twelve children look so sweet. They were dressed in bright yellow clothing and wearing hats. A happy smile occasionally implied on the faces of the cancer fighters. So orderly and neat when sitting on one side of the stage, when one of the House's servants issued a neat sitting instruction that they immediately executed. Although occasionally they look to each other with fellow.
In honor of the day of cancer, Nurul is given the opportunity to tell the audience about the beginning he was acquainted with leukemia that now lodged in his tiny body.
The story had previously been written directly on a piece of paper, which is a letter. The letter was addressed to an adult woman or the figure of a mother, who was lately close to her. He called it with Mrs. Wangi.
Here is the contents of the letter that briefly had time to tell Nurul when on stage:
"Make Mother Darwati the Nurul dear
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
My name is Nurul, I want to tell you, about first Nurul ill. Nurul first Nurul joined the carnival. Suddenly dropped in the carnival, continued it was spelled out the same Wak Wak Nurul hurt yes. He, Nurul continued to be taken to the hospital Cut Meutia, after being treated there, after that Nurul healthy. Suddenly Nurul ill again brought to Cut Mutia hospital again. In referring to Banda Aceh, I met Mother must say Kemo. After that Nurul said the same father, arguably the same father not given kemo Nurul. Nurul still treatment alone because Nurul pingin healed, if we are cured we can go to school and also can go Ngaji. Nurul is now bald because in chemo, but Nurul is not shy and sad because later will grow back his hair. Nurul is happy to come and take a good car ride and Mrs. Darwati is more fragrant than Ibu Nur, like kissing her. Nurul kissed Nur's mother at bedtime and woke up early. This is just what Nurul said thank you stories from Nurul and also heard stories from Nurul.
Nurul's friend Mother Darwati. "
The presence of Mrs. Wangi or Darwati A Gani, it can be said as giving spirit to him who was undergoing a health exam so heavy, as it is today. Because his biological mother, reportedly did not return after going abroad.
Rumah Kita is a shelter house where Nurul and others pass their days undergoing treatment. Since its inception in 2017, the house which in 2016 named Rumah Harapan, has now treated 54 patients.
Celebration of World Cancer Day in Aceh, held by Yayasan Kanker Indonesia Branch of Aceh Province together with several founders of shelters that accommodate children of cancer in Aceh. In the event held a variety of activities and entertainment, ranging from eye screening on children, baby shark gymnastics, hear fairy tales, coloring, blood donors, and plontos together as a form of solidarity in the form of support to cancer patients.
Mantap laporan bg ipul.. gak ada obat kira terus
Hahaha, Bung Hadi alias @firsawan terlalu berlebihan ahh. Oya bung ke mana aja kok gak pernah nampak lagi di peredaran atau kabar? Amankan keadaan sago blah deh?