Tiga Kunci Ketidakbahagiaan

in #garudakita6 years ago (edited)

 

Tadi pagi (17/8/18) saya mengajukan diri sebagai moderator dalam morning circle (upacara hari senin ala Sukma Bangsa) jadi tugas moderator untuk menggiring anak-anak selama satu jam supaya mengikuti kegiatan baik itu mendengar pengumuman guru, informasi dari kepala sekolah atau bahkan memperkenalkan tamu, kalau ada yang datang. Acara ini dihadiri oleh semua murid dari tingkat SD-SMP-SMU Sekolah Sukma Bangsa Pidie.


Moderator biasa membuka upacara -bukan upacara sih, tapi pertemuan denganmurid-guru dan arbitase dengan guru berdiri murid duduk sedikit -dengan ice breaking, yel-yel atau memberi sedikit qoute awal untuk mengawali pagi murid-murid supaya mereka semanngat dalam menjalani hari-harinya –atau minimal hari ini- itu yang aku lakukan. Aku memberi Qoute dengan kalimat yang merupakan judul postingan kali ini.

Ada yang bilang kunci kebahagiaan itu adalah menjadi kaya. Karena mungkin menangis didalam Lamborgini lebih baik daripada menangis di dalam becak. Tapi Jim Carrey berpendapat lain. Dia bilang semua orang harus kaya untuk supaya mengerti bahwa kebahagiaan bukan diperoleh dari situ.

Lantas banyak kita mendengar orang kaya stress, berpenyakitan dan tidak bahagia dalam hidupnya. Senyum terlebar kadang kita lihat dari orang biasa-biasa saja. Mari kita kupas, kenapa orang tidak bahagia.


Menurut film Hector Search Of Happiness, penyebab utama ketidakbahagiaan adalah comparing= membanding-bandingkan kita dengan orang lain. Seperti orang tua kami selalu membandingkan saya dengan anak tetangga yang lebih sukses. Para fans bola membanding-bandingkan Messi dan Ronaldo, para fans MotoGP membandingkan Marquez sama Rossi, para cebong dan kampret membandingkan Prabowo dan Jokowi. Maka tak habis-habislah pembahasan mereka ini, bahkan ada yang saling unfollow sampai ada yang bentrok, gara-gara cuma beda ustaz.

Penyebab kedua dari ketidakbahagiaan adalah complaining. Atau bahasa prancisnya mengeluh. Banyak sekali masyakarat mengeluh harga yang naik. Mengeluh dengan keadaan, mengeluh panas, mengeluh uang yang sedikit dia dapatkan dari kerja berat yang dia kerjakan. Padahal kita umat muslim dua hal yang kita dapatkan pahala, kalau tidak mengeluh. Kalau dapat sedikit kita bersabar kalau dapat banyak kita bersyukur. Dua-duanya mendapat ganjaran di sisi Allah.


Yang terakhir dari kunci kebahagiaan adalah menjauhi orang-orang yang negatif. Orang negatif bisa jadi dua orang yang diatas tadi, yang mengeluh dan membanding-bandingkan kita dengan orang lain. Bisa jadi orang yang negatif itu orang yang selalu ghibah tentang keburukan oranglain, bisa jadi orang negatif adalah yang membawa kita ke arah yang lebih jahat.

Ada yang bilang kebahagiaan itu adalah ketika kita mau berbagi. Ada juga yang bilang bahagia itu adalah kita bisa tidur nyenyak setiap malam tanpa memikirkan banyak persoalan. Ada yang bilang bahagia adalah kita bisa menikmati hari-hari kita dengan kegiatan yang kita sukai.

Misalnya nenek, dia bahagia bersama bebek dan sawahnya. Mama bahagia dengan sinetronnya yang ceritanya begitu-begitu saja. Adik bahagia dengan jahitannya, dan tukang parkir dengan mobil mewahnya yang dia miliki sebentar. Satu adegan bagus di 3 idiot adalah ketika kawannya Rancho bilang pada ayahnya –yang memaksanya jadi insinyur- Ayah, aku akan bahagia walaupun dapat uang sedikit dari menjadi photografer, daripada menjadi Insinyur dengan uang yang banyak.


Beberapa orang yang bahagia di sekitar kita adalah orang yang punya waktu untuk keluarganya, mengajari mereka ngaji dan bermain-main dengan keluarganya yang masih balita. Dengan terus menjauhkan diri dari kekacauan di media sosial, mereka hidup dengan tenang. Membuka facebook di jaman kampanye dan paskanya mengurangi energi positif kita sampai 30%.

Begitulah yang saya ingin bilang di morning circle tadi, tapi yang terucap hanya tiga kata kunci ketidakbahagiaan itu, dengan sedikit penjelasan.





Posted from my blog with SteemPress : https://riodejaksiuroe.knpipidie.or.id/tiga-kunci-ketidakbahagiaan-ditulis-ketika-sedang-sedih/

Sort:  

Orang Aceh sering menyebutnya dengan:"Mangat bak hana tanyoe". Saya pikir kalimat tersebut ada benarnya, bagi yang belum ada kemakmuran berupa uang maka mereka akan mengeluh akan uang. Berbeda bagi orang yang sudah berpunya, mungkin keluhannya lain lagi. Beginilah hidup, sit ka meunan :)

ya, betul dek Ayu, kadang kebahagian itu bukanlah uang, tapi persaudaraan..hhee

Awak komentar Poto yang terakhir aja...
😵😵

Haha... Itu Gaya Aja ..nyetir Gak bisa

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 62800.25
ETH 2449.72
USDT 1.00
SBD 2.57