Kota Kyiv Menjadi Saksi Gelar Ketiga Beruntun El Real
Apa kabar, teman-teman Steemian? Baik-baik kan? Puasa gimana? Harus lancar ya. Sejak memasuki bulan Ramadan, saya memang tidak ada lihat-lihat Steemit ya. Bukan, bukan fokus ibadah juga. Haha. Tapi, karena kesibukan lain dan juga pola tidur yang berbeda dari biasanya, jadi saya tidak ada waktu menulis. Hehe.
Mumpung ini hari Minggu, dan juga semalam baru saja ada pertandingan Final Liga Champion Eropa, saya ingin menyoroti pertandingan ini. Dikarenakan ada beberapa kejadian yang cukup seru untuk ditelaah.
Mempertemukan dua tim dengan gaya menyerang, Real Madrid dan Liverpool, final kali ini diprediksi akan seru dan banjir gol dikarenakan lini bertahan kedua tim yang kontradiksi dengan lini serang mereka.
Namun, jauh hari saya sudah memprediksi Real Madrid akan menang karena meski mereka sering kebobolan namun kualitas pemain belakang mereka sebenarnya berkelas. Berbeda dengan Liverpool, saya yang fans dari sesama klub Liga Inggris, saya sangat tahu bagaimana rentannya lini bertahan Liverpool ditambah lagi seringnya blunder kiper mereka, baik itu Simon Mignolet ataupun Loris Karius.
Liverpool praktis sangat bertumpu dengan pemain andalan mereka, Mo Salah. Mo Salah menjadi bintang Liverpool musim ini hingga membuat dirinya menjadi pemain terbaik Liga Inggris. Bersama Sadio Mane dan Roberto Firmino, trisula ini sangat mengerikan bagi para pemain belakang lawan.
Cedera Mo Salah
Sayangnya, Mo Salah harus ditarik keluar karena cedera yang ia dapati setelah berbenturan dengan Sergio Ramos. Kejadian ini menjadi rame karena netizen menganggap Ramos bermain kasar dan sengaja mencederai Mo Salah. Menurut saya pribadi, kejadian itu murni ketidaksengajaan dari Ramos. Sebagai pemain bertahan, Ramos memberikan perhatian khusus pada Salah. Sebab, melepas Salah sendirian adalah sebuah kesalahan. Ternyata, penjagaan ketat ini pula yang mengakibatkan Salah cedera. Ingat, ini bukan Liga Indonesia yang ada kesengajaan mencederai lawan.
Blunder Karius
Keluarnya Mo Salah, membuat pemain bertahan Real Madrid jadi lebih leluasa membantu penyerangan, membuat pemain bertahan Liverpool tidak nyaman. Ternyata, rasa gugup itu juga turut dirasakan oleh kiper mereka, Karius melakukan blunder yang sangat tidak dapat ditolerir untuk pertandingan sekelas final Liga Champion Eropa. Blunder itu semakin menjadi beban bagi Karius, ditambah ia kembali kebobolan lewat gol indah Gareth Bale. Gareth Bale kembali cetak gol keduanya setelah sepakan kerasnya tidak mampu ditahan dengan baik oleh Karius. Bola bukannya menjauh dari gawang, malah masuk ke gawang.
Kalau diingat-ingat di semifinal Real Madrid juga mendapat keuntungan dari blunder kiper lawan. Waktu itu lawan Bayern Munchen, Sven Ulreich yang sebenarnya kiper kedua Munchen diberi kepercayaan menjadi kiper nomor satu karena Manuel Neuer harus menepi lama karena cedera. Ulreich cukup menjanjikan dalam menjaga gawang Munchen, setidaknya sampai mereka bertemu Real Madrid. Blunder yang juga membuat timnya harus tersisih.
Entah kebetulan atau tidak, kedua kiper di atas adalah kiper berkewarganegaraan Jerman yang digadang-gadang bisa menjadi pengganti sepadan bagi Manuel Neuer yang kemungkinan masih cedera.
Menjadi kiper memang tidak mudah, selain skill, kiper juga butuh mental dan kesiapan matang. Sebuah tanggung jawab besar menjadi tembok terakhir dari tim. Mau berapa kali kiper melakukan penyelamatan, akan terlupakan oleh satu kesalahan saja.
Bukti Gareth Bale
Gareth Bale membuktikan bahwa dirinya belum habis. Dua gol penentu yang membawa El Real kembali mengangkat si Kuping Besar. Bale yang musim ini sering berada di bangku cadangan. Bahkan di pertandingan semalam pun Bale turun sebagai pemain pengganti. Gareth Bale kembali menaikkan nilai jual dirinya, baik itu terhadap Real Madrid maupun terhadap klub yang ingin merekrutnya.
Hasil Akhir
Pada akhirnya, Liverpool harus bertekuk lutut di hadapan Real Madrid dengan skor akhir 3-1 untuk kemenangan El Real. Kota Kyiv Ukraina menjadi saksi gelar ketiga beruntun Madrid di Liga Champion Eropa. Dan Liverpool harus rela puasa gelar musim ini. Setidaknya tahun depan masih bissa coba lagi di Liga Champion, tidak seperti Chelsea. Ah sudahlah yang bagian ini.
Kalau penasaran dengan video-video semua kejadian yang saya ceritakan, silahkan cari di yutub ya. Hehe. Saya ucapkan selamat kepada teman-teman Madridista atas gelar juaranya. Sampai jumpa di lain kesempatan. Terima kasih sudah membaca.
Langsa, 27 Mei 2018
AD || @ariefdermawan