Pecinta Kopi, Barista dan Filsafatnya (Indonesia)

Selamat pagi sahabat Steemian's!
Hujan-hujan begini enanknya ngopi, bukan?
Sambil menikmati kopi, luangkan waktu sahabat sebentar untuk melirik bacaan ringan ini.

Pecinta Kopi

Berbicara tentang kopi, agaknya bukan sebuah hal baru di zaman yang serba modern ini. Hampir semua kalangan pernah mencicipi kopi, tidak terkhusus yang muda, yang tua sudah terlebih dulu merasakannya. Bahkan, anak-anak dibawah umur sudah berceceran di kedai-kedai penjual kopi. Memang tidak semua dari mereka memilih kopi sebagai minumannya. Namun, ada juga dari mereka yang memilih kopi sebagai pesanannya. Tidak tanggung-tanggung, mereka bahkan memilih beberapa jenis kopi yang dikenal keras jika diseruput untuk anak seusianya. Misalnya jenis kopi Arabika Espresso yang diseduh dalam gelas kecil dengan takaran kafein yang cukup tinggi, mereka juga mencobanya. Hal ini menandakan kopi bukan lagi sebuah minuman kuno yang dijauhi oleh kalangan-kalangan tertentu. Sebaliknya, meminum kopi sudah menjadi trending dan gaya kekinian bagi muda-mudi abad milinia ini. Dasar kids zaman now. lol

Kid's Jaman Now dan Kopinya

Barista

Berbicara tentang Kopi, agaknya tidak adil jika Barista atau Penyeduh Kopi dilupakan. Karena bila Barista tidak ada, kopi tak akan sempurna. Demikian juga, jika Barista tidak berpengalaman, nikmat kopi akan hilang begitu saja. Begitu juga halnya, apabila bubuk kopi serta alat penyeduh kopi yang digunakan tidak memenuhi standarnya, maka rasa kopi yang dihasilkan juga akan biasa-biasa saja. Jadi, jika anda termasuk salah satu pencinta kopi, hal di atas akan menjadi perhatian sebelum memilih kopi yang akan diseruput.

Barista keren di Coffee Shop Filosofi Kopi, Jakarta.

Filsafat Kopi

Sepengetahuan saya, kopi berasal dari negeri Yaman, sehingga sampai saat ini muncul istilah kopi Arabika. Steemit boleh saja dibuat oleh Tuan @ned. Tapi, hey, kawan…., Budaya minum kopi pertama kali justru dibawa oleh para Sufi dan Filosofi. Dan saya tidak dapat membayangkan jika kita meng-update Steemit tanpa secangkir kopi. Steem it, drink it and dream it

Source: My FB Album at Filosofi Kopi, Jakarta.

Nama "Kopi" berasal dari kata Qahwah dalam bahasa Arab yang diderivasikan ke dalam bahasa Inggris yaitu coffee atau cafe. Dahulu para Sufi di negara Yaman meminum kopi sebelum melakukan ritual zikirnya. Kabarnya, meminum kopi dapat membuat mereka lebih berkonsentrasi dan lebih fokus. Kemudian, pada abad ke-15 dan 16 masehi, dari Yaman menyebarlah tradisi minum kopi ke Mekkah, Suriah dan Mesir hingga seterusnya sampai ke Turki. Melalui Turki, kopi menyebar ke dunia Barat.

Source: Superluminal Properties

Namun demikian, tidak semua orang menganggap kopi sebagai minuman nikmat dan halal dikonsumsi oleh siapapun. Tetapi, kopi pernah menjadi minuman kontroversi terhadap para Sufi, Suatu ketika pada masa itu, kopi sempat diperdebatkan akan halal dan haramnya oleh para pemuka agama di Kairo, Mekah dan Istanbul saat itu. Alasannya, efek kafein yang ada di dalam kopi dianggap setara dengan efek alkohol. Bahkan sadisnya lagi, ada yang mengharamkan kopi karena dianggap menyerupai budaya meminum Wine dikalangan masyarakat Barat. Ada-ada saja. Hehe

Tetapi, kopi bukan hanya sekedar milik para Sufi dan Filosofi. Pada abad ke-17, bukan hanya Turki, VOC Belanda yang dulunya pernah berdagang di Nusantara, juga punya andil besar dalam menyebarkan kopi dari wilayah nusantara hingga ke Eropa. Dan manakala kopi masuk ke Eropa, pada awalnya kopi dicurigai sebagai minuman muslim oleh kebanyakan masyarakat Eropa, kemudian setelah Paus Clement VIII dikabarkan sangat menyukai kopi, setelah itu keluarlah "fatwa" dari Vatikan, bahwa kopi tidak seharusnya menjadi monopoli orang Islam saja, maka orang Eropa pun mulai menikmati tradisi baru ini yang sebelumnya tradisi mereka ialah meminum teh.

Jadi, kopi bukan lagi sekedar cairan hitam yang dituang di dalam cangkir. Tapi telah menjadi teman saat berzikir dan berpikir.

Source: My FB Album at Coffe Shop Filosofi, Jakarta.

Satu hal menjadi daya tarik yang terkandung di dalam kopi ialah, “Sesempurna-sempurnanya racikan kopi anda, pasti masih tersisa rasa pahitnya.” Itulah filosofi kopi yang sebenarnya. Mungkin begitu juga halnya kehidupan ini. Benarkah demikian?

Inilah sedikit coretan mengenai Pecinta Kopi, Barista dan Filosofinya versi saya.

Selamat menikmati malam gerimis, bersama secangkir kopi kurang manis! Steem it, drink it and dream it!

Salam saya @dyanahmed

Apresiasikan saya dengan Voting Anda
Motivasikan saya dengan Resteem Anda
Dan kritik saya dengan Comment Anda

Special regards: Mr. @ned, @sweetsssj, @stellabelle, @aiqabrago, @levycore, @abunagaya, @safwaninisam, @dokter-purnama, @elmubareki, @taministy, and etc. Emotion smile