Bunga Semanggi

Ini adalah tanaman tahunan herba, berumur pendek, bervariasi dalam ukuran, tumbuh hingga 20–80 cm. Ini memiliki akar yang mendalam yang membuatnya toleran terhadap kekeringan dan memberikannya efek penataan tanah yang baik. Daunnya bergantian, trifoliate (dengan tiga selebaran), masing-masing selebaran panjang 15–30 mm dan lebar 8–15 mm, hijau dengan sabit pucat yang khas di setengah bagian luar daun, tangkai daun mempunyai panjang 1-4 cm, dengan dua basal stipule yang secara tiba-tiba menyempit ke titik seperti bulu. Bunganya berwarna merah muda gelap dengan pangkal pucat, panjang 12-15 mm, diproduksi dalam perbungaan padat, dan kebanyakan dikunjungi oleh lebah.

Semanggi adalah sekelompok tanaman paku air (Salviniales) dari genus Marsilea L. Tanaman ini memiliki ciri-ciri bentuk entalnya yang menyerupai payung, tersusun dari empat anak daun yang berhadapan. Bentuk daunnya ini, dinamakan “semanggi” dipakai untuk beberapa jenis tumbuhan dikotil yang bersusunan daun serupa, seperti klover. Di Indonesia Bunga Semanggi dapat mudah ditemukan di daerah pematang sawah atau tepi saluran irigasi.

Semanggi merah ditemukan secara asli di Eropa, Asia Barat, dan Afrika barat laut, tetapi telah dinaturalisasi di benua lain, seperti Amerika Utara dan Selatan. Secara khusus, semanggi merah dibawa ke Argentina dan Chili lebih dari 100 tahun yang lalu, meskipun tidak jelas bagaimana persisnya diperkenalkan. Semanggi merah telah menjadi semakin penting sebagai sumber stabilitas ekonomi di Chili, yang telah membuat kebutuhan penyerbuk bahkan lebih penting. Salah satu penyerbuk penting, yang juga dibawa dari Eropa, adalah Bombus ruderatus, atau kumbang kebun besar. Lebah ini telah menjadi salah satu penyerbuk penting semanggi merah di Amerika Selatan dan negara lain seperti Selandia Baru.