Castells (Jerman, 88 menit, 2006, Gereon Wenzel) Sebuah Dokumenter Tentang Olahraga Unik di Barcelona

Demi melestarikan tradisi yang berumur 200 tahun, para penghuni kampung di sekitar Catalonia (Spanyol) bersaing membangun menara manusia. Menara ini disebut Castells, tingginya bisa mencapai 10 meter dan kalau roboh tak jarang mengakibatkan luka parah. Orang-orang dewasa terkuat di tiap kampung akan menjadi basis menara dan bagian bawahnya, sementara anak-anak yang lebih muda atau anak kecil harus memanjat naik dan meninggikan puncak piramida manusia yang senantiasa bergoyang-goyang ini. Di kota kecil Valls, dua kelompok Casteller yaitu tim ”Colla Joves” dan ” Colla Vella” sedang bersaing ketat. Mereka berlatih dan mempersiapkan diri untuk turnamen daerah yang disebut ”concorso” yang diadakan di arena adu banteng dan menarik perhatian jauh lebih banyak penonton ketimbang pertandingan sepak bola nasional. Film ini mengikuti masa latihan ”Colla Joves” dari dekat. Tim ini terdiri dari segelintir keluarga, semuanya sedang harap-harap cemas terhadap gadis kecil berusia lima tahun yang akan menjadi puncak menara mereka. Bisa dimengerti kenapa gadis kecil ini takut memanjat tangga manusia setinggi sepuluh meter yang terus bergoyang. Seluruh warga di sana mulai tegang dan gadis kecil ini membawa ancaman kehancuran komunitas mereka - baik dalam arti kiasan maupun harfiah.

Castells adalah suatu contoh pembuatan film observasional dengan tingkat keahlian tinggi. Selama satu tahun tim pembuat film datang tiga kali ke Valls untuk merekam perkembangan latihan dan juga bermacam kompetisi skala kecil di sekitar sana. Film ini dibuat dengan film Super 16 mm dan anggaran yang minim, karena itu harus direncanakan dengan sangat hati-hati - akan tetapi struktur naratif dan kerja kameranya menunjukkan kelenturan yang luar biasa, juga sensitifitas dan perhatian pada detil-detil yang mengejutkan. Bentuk film ini menggemakan kesetimbangan yang terus bergoyang dari suatu menara manusia yang menjadi subjek film ini dan menjadi simbol tentang keluarga, lingkar kepercayaan dan keberanian, serta upaya suatu komunitas kecil untuk menghadapi ancaman di Spanyol zaman modern ini: kemunduran ekonomi yang makin parah di pedesaan, pengangguran dan perginya tenaga kerja muda.

Castells dibuat oleh sekelompok mahasiswa sekolah film yang masih erat bekerjasama hingga hari ini. Ini adalah film tugas akhir Gereon Wetzels di sekolah film HFF Munich. Karya mereka menunjukkan gaya observasi yang non-intrusive (tidak menerobos) dan editing yang kompleks, kadang-kadang condong ke arah struktur naratif yang dapat dipadankan dengan film fiksi.

Ini merupakan film yang sangat menarik. Beberapa kali saya tidak sadar bahwa ini adalah film dokumenter. Struktur cerita yang seringkali diceritakan dengan film fiktif membuat Castells menegang kadang juga beristirahat. Lebih jauh lagi, menara manusia yang dibangun dengan latihan dan drama yang kompleks di belakangnya menciptakan tebakan-tebakan yang menarik bagi saya. Wetzels sepertinya sangat detil dalam menampilkan ketegangan dari menara manusia ini. Dia juga ingin mengistirahatkan penonton dalam beberapa shoot ketika, padahal suasana tegang bangunan menara manusia ini sedang mencapai puncak. Anak-anak mulai naik untuk tingkat ke delapan, dan basis ke tiga dan empat sedang bergoyang, tetapi shoot yang ditampilkan malah kekhawatiran komentator dalam melihat bangunan menara manusia ini.

Shoot - shoot menara manusia ini dibagi dari beberapa angel kamera. Termasuk membandingkannya dengan tinggi bangunan. Tampilan gambar yang jauh lebih menyediakan ruang interpretasi luas daripada dengan tampilan shoot dari persfektif penonton yang berada di bawah saat kejadian itu terjadi. Ketegangan muncul justru dari shoot-shoot wajah penonton yang hadir di sana, bahasa tubuh mereka sebagai reaksi atas menara manusia. Gambar-gambar close up dan pemilihan angel yang ekstrem, menciptakan ketegangan bagi penonton film ini. Wetzels menghadirkan pilihan gambar dengan baik ketika digabungkan dalam proses editing. Penonton (film) ini menjadi seseorang yang lebih tegang dari pada penonton yang hadir pada Concurs tersebut