Tentang Hati yang Memenjarakan Rindu (Catatan Zahra 1)

in #esteem6 years ago

image
1

Selamat malam. Adakah detak jantung kalian menyimpan ungkapan rindu? Sebab aku sedang gelisah. Jika dalam aturan-Nya jangan lah mengumbar rasa yang belum pada tempatnya, maka aku bingung bagaimana meluahkan asa yang sedang memburu ini?!

Rindu itu pasangan setia Cinta. Setiap yang jatuh cinta akan merasakan rindu. Akan tetapi bukan hanya satu jenis cinta yang memiliki rindu. Keluarga, sahabat bahkan kenangan pun bisa merindu. Namun di sini aku ingin mengisahkan rindu karena cinta antara dua insan yang berlawanan jenis.

Katakanlah ketika seorang wanita merindukan pujaan hatinya. Dan di antara keduanya belum ada ikatan suci yang menaungi, jemari pun masih sepi. Rindu dalam diam, rasa yang dipendam. Sebab dia tahu asa itu belum selayaknya diumumkan. Belum sepantasnya menjadi bahan tontonan. Dia juga sadar rindu yang dirasa adalah bagian dari ujian sebuah hati. Dan ketika tak lagi terbendung dia hanya bisa menunduk dalam diam, berbisik doa.

Bukankah itu sakit dan menyiksa?
Tentu tiada yang menyakiti hati itu sendiri kecuali rasa yang tumbuh darinya harus diredam. Dipenjarakan dan dibisukan sebelum waktunya tiba.

image

2

Hanya satu kepemilikan dari Allah yang diturunkan ke bumi. Tapi mampu mengguncang tatanan kehidupan. Rasa ini sulit dimengerti. Tapi dianggap hal biasa dan tak berharga bagi hati-hati yang mati.
Dan antara dua hati yang salin mencinta dan merindu tapi keduanya bertahan dalam ksederhanaan. Masih membungkus rasa itu agar tidak dihidu oleh syaithon.

Ketika seseorang memilih pacaran syaithon bergembira atasnya, semua akan dihiasi seindah mungkin. Hari terasa indah, tetapi ketika hati memilih ibadah, dalam mahligai pernikahan. Syaithon akan kebingungan, memcari celah agar keduanya tidak membangun cinta dalam bingkai ijab sah. Kehalalan.

Seriusnya sebuah hubungan ditandai dengan ijab qobul, ketika dua hati yang siap dan tak ingin terus-terusan dihantui rasa kangen namun menyesalkan. Sebab tak bisa terluapkan sesuka asa.

Dan hati ini merindu. Debarnya menyebut nama. Dia yang jauh di sana. Apa kabar? Sedang apa? Bagaimana? Resah, ragu, prasangka menjadi bumbu-bumbu yang menyedapkan aroma rindu. Jika kamu pernah di posisi ini apa yang kau lakukan?
Jika jarak dan keadaan menjadi hambatan untuk segera mengobati kerinduan dalam pertemuan, lalu jalan mana yang harus ditempuh?

Wahai hati-hati yang dibelenggu tuannya, bersabarlah. Tiada keindahan dan kebahagian yang paling mewah kecuali sabar yang berbuah hikmah.

image

(doc. Pribadi dari teman)

Ketika sang senja menawarkan pesonanya, semoga netramu hanya sekilas saja mengagumi. Sekilas pandang. Walau malam menyajikan keheningannya, berharap engkau tak singgah di pendopo dan terlena oleh buaian sang bayu. Ketika kidung terdendang merdu berbisik di telingamu, semoga dedoaku lah yang sampai pada hatimu. Duhai segumpal daging yang diam jangan lah engkau berpindah haluan hanya karena getaran sebentar.

Rerindu yang dibungkam dan dipenjarakan dalam palung terdalam. Tetaplah anggun dalam penantian. Sang Tu(h)an akan mentitahkan panglimanya membawamu keluar. Menyapa duniamu, menyapa takdirmu. Maka bertafakurlah menghamba Yang Esa. Jangan memberontak dengan menyalahkan kuasa. Jika engkau terburu-buru, Syaithon menunggangimu. Dengarlah, renunglah!

Taiwan, 2018-9-11
@ucizahra

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 62912.13
ETH 2544.21
USDT 1.00
SBD 2.84