We Still Want to Learn 📝Kami Masih Ingin Belajar

A number of classrooms that are used daily learning facilities are still in a state of concern. This school lasted until 2017, although not yet supported by the government, this school is still used as a learning tool and even damaged at all points. When it rains, students do not hesitate to find a safe place from the leaking roof, because there are no donors, the school remains with emergency facilities.
Entering the era of globalization, schools in Indonesia are competing to become international-standard schools. How lucky the children can go there. Ranging from classrooms with air conditioning and projectors, state-of-the-art laboratories, to sports stadiums on display at international schools.

Sejumlah ruang kelas yang digunakan fasilitas belajar sehari-hari masih dalam keadaan prihatin. Sekolah ini berlangsung hingga 2017, meski belum didukung oleh pemerintah, sekolah ini masih digunakan sebagai alat belajar dan bahkan rusak di semua titik. Ketika hujan turun, siswa tidak ragu untuk menemukan tempat yang aman dari atap yang bocor, lantaran belum ada donatur, sekolah tetap dengan fasilitas seadanya.
Memasuki era globalisasi, sekolah-sekolah di Indonesia berlomba-lomba menjadi sekolah berstandar internasional. Betapa beruntungnya anak-anak bisa pergi ke sana. Mulai dari ruang kelas dengan AC dan proyektor, laboratorium canggih, hingga stadion olahraga yang dipamerkan di sekolah internasional.

Has it felt as far as our country? The answer is no. There are so many school buildings on the border of this country, it does not seem worth mentioning school. Buildings are more appropriately used as 'cattle' livestock. However, that's where the nation's successful generation hangs the dream of a bright future.
School buildings can only accommodate dozens of students. His teacher is only one to teach several classes. The classrooms are covered with rubies, bamboo walls, and ground floor. Really, this school is just one of many similar schools in this country of Indonesia. It's a fact that we can not refuse.

Sudahkah hal itu dapat dirasakan sampai pelosok negeri kita? Jawabannya tentu belum. Banyak sekali bangunan sekolah di tapal batas negeri ini, nampaknya tidak layak untuk disebut sekolah. Bangunan itu lebih pantas digunakan sebagai 'kandang' hewan-hewan ternak. Namun, di sanalah generasi-generasi penerus bangsa menggantungkan impian akan masa depan yang cerah.
Gedung sekolah hanya bisa menampung puluhan siswa. Gurunya hanya satu untuk mengajar beberapa kelas. Ruang kelas ditutupi dengan batu rubi, dinding bambu, dan lantai dasar. Sungguh, sekolah ini hanyalah salah satu dari sekian banyak sekolah serupa di negara Indonesia ini. Itu fakta yang tidak bisa kami tolak.

Mari bersama mewujudkan sekolah layak untuk anak-anak tepian negeri.