Simbiosis Mutualisme Dalam Pertemanan

Pranala (link): https://kbbi.web.id/teman.html te·man n 1 kawan; sahabat: hanya -- dekat yang akan kuundang; 2 orang yang bersama-sama bekerja (berbuat, berjalan); lawan (bercakap-cakap): -- seperjalanan; ia -- ku bekerja; 3 yang menjadi pelengkap (pasangan) atau yang dipakai (dimakan dan sebagainya) bersama-sama: ada jenis lumut yang biasa dimakan untuk -- nasi; pisang rebus enak untuk -- minum kopi; 4 cak saya (di beberapa daerah dipakai dalam bahasa sehari-hari): tiada -- menaruh syak akan dia;usahlah -- dimandi pagi, pb tidak usah kamu lebih-lebihkan (kaupuji-puji); -- hidup orang yang dijadikan pasangan hidup (istri atau suami); -- nasi lauk-pauk atau sayur; -- sejawat kawan sepekerjaan;

ber·te·man v 1 berkawan; bersahabat; 2 tidak seorang diri; ada temannya; 3 beriring (dengan): setiap pelopor selalu ~ dengan berbagai kesukaran;

me·ne·mani v mengawani; menyertai; mengiring(i): aku ~ Ibu melihat demonstrasi pembuatan kue;

per·te·man·an n perihal berteman: sebenarnya ~ saya dengan dia memang boleh dikatakan kilat;

pe·ne·man v yang menemani; yang mengawani: suara syahdu penyanyi di radio menjadi satu-satunya ~ kegundahan hatinya
Source

Pengertian sesuai KBBI tentang teman cukup beragam. Bagi saya teman dan sahabat memiliki pengertian yang berbeda. Teman lebih pada seseorang yang akan mengenalkan kita pada pergaulan, pada dunia. Sahabat itu berbagi segala hal bahkan yang paling rahasia sekalipun. Maka dari itu tidak setiap orang dapat bersahabat dengan mudah. Tentu saja sahabat adalah hasil seleksi alam dari kata teman. Sahabat selalu melalui proses yang panjang dan setelah tidak ada penghianatan dan kecurangan dalam berteman.

Seberapa banyak seseorang berteman akan menentukan seberapa baik kita menjalani hidup. Memiliki banyak sahabat menjadi sebuah ukuran memperbanyak kekeluargaan. Karena sahabat sama artinya memiliki keluarga.

Source

Ketika kita bertemu dengan orang baru lalu berkenalan dan saling berbincang, kemudian meneruskan kembali pembicaraan itu di pertemuan berikutnya atau di pembicaraan berikutnya sudah dikatakan sebagai teman. Hanya jika berulang dan saling sapa kembali.

Lalu apa namanya hanya sepintas saja dan tidak berlanjut? Itu artinya kenalan. Teman akan terulang karena memiliki hubungan saling membutuhkan. Biasanya memiliki hobi yang sama, contoh jalan-jalan. Pertemanan akan berlanjut seiring perjalanan sesuai dengan kebutuhan. Mungkin tentang perjalanan berikutnya, sudah kemana saja, dan hal-hal menarik.

Selalu ada hal yang ingin dibicarakan dengan orang lain secara terus menerus akan menyebabkan seseorang berteman. Bagi saya, teman itu harus sepemikiran. Jika saya suka hal yang santai tentu teman saya tidak akan jauh berbeda pikirannya tentang kategori teman baginya.

Teman akan jadi lebih dekat dan seru ketika pembicaraan saling menyambung dan bersahutan. Akan sangat membosankan bukan jika hanya jadi pendengar? Apalagi jika baru mengenalnya. Semakin cerdas dan pintar seorang teman, ia akan membawa kita pada pembicaraan yang lebih atraktif dan penuh ide-ide menarik.

Saya akan sangat menyukai pertemanan itu ketika memiliki hubungan simbiosis mutualisme. Berat sekali pengertiannya, sederananya sebuah hubungan saling membutuhkan. Minimal bertukar informasi. Menambah wawasan tentang banyak hal.

Foto di atas ini teman yang saya kenal dari media sosial facebook dari tahun 2014. Salah satu hobi kami yang sama itu menulis dan tergabung dalam satu komunitas. Di tempat itu saya mulai belajar menulis, dari dasar tepatnya. Memahami tentang Eyd, typo dan koreksi-koreksi tajam. Hasilnya, sangat memuaskan. Walaupun saya masih dengan tipe sederhana dalam menulis, sementara teman saya ini lebih metropop modern dengan gaya bahasa yang milenial. Gaya menulisnya selalu menarik, magis, sangat mengajak pembaca untuk hanyut. Tentu saja, keahliannya sebagai marketer tidak diragukan lagi, baik secara online maupun offline. Secara personality ia memiliki good looking and good performance.

Banyak hal yang bisa saya pelajari darinya. Ilmu marketingnya bagus tapi tidak seimbang dengan ambisinya, menurut saya. Kami kadang berbicara hal lain yang ringan, seperti hobi yang sama tentang film dan drama korea. Hobi nonton bertemu pasti tidak akan kehabisan bahan pembicaraan. Kadang lupa diri dengan waktu dan Seharian menghabiskan waktu di cafe. Atau nonton bioskop lalu mengulas ringan tentang ceritanya. Referensi filmnya tidak pernah mengecewakan. Ibu muda satu anak ini masih membuat saya terkagum-kagum dengan banyak hal yang dipikirkannya. Karena dari kesederhanaannya itu dia menjadi seorang founder bagi productnya sendiri.

Gadis cantik ini berasal dari kediri yang sengaja bekerja di Bandung. Berusaha mandiri dan berdikari. Pertemanan kami terbilang baru, sekitar dua tahunan. Saya mengenalnya sebagai teman sekost, ketika rumah saya disewakan kepada seorang yang sudah berkeluarga. Umur kami terpaut jauh, lebih muda sekitar 12 tahunan. Hobi sama kami suka jajanan pinggir jalan, kuliner murah dan jalan-jalan.

Kami bekerja di perusahaan yang berbeda jadi waktu main biasanya malam minggu dan hari minggu. Festival jajanan pasar di Braga yang biasanya ada setiap dua minggu sekali menjadi kunjungan rutin. Kuliner Bandung selalu menarik bagi kami. Hobi lain yang membuat kami nyaman berteman adalah nonton. Seharian kami bisa nonton drama korea sampai beberapa episode.

Pertemanan kami masih berlanjut karena saling membutuhkan. Saat pekerjaan harian membosankan dan membuat stress, saling curhat dan mengumpat. Karena perbedaan umur kami jauh, saya dipanggil Momy.

Teman yang satu ini dipertemukan di saat masa sulit saya. Masa-masa kacau dalam hidup saya. Dulu kami bertiga, kenal di suatu tempat kost di jalan Muhamad Toha. Ketika saya tidak punya rumah dan mulai menata diri untuk tetap waras. Tahun 2009, bukan waktu yang sebentar. Ia ibu rumah tangga dan saya memanggilnya teteh padahal umurnya jauh dibawah saya. Melihat suaminya di atas saya umurnya dan ingin menghargainya juga. Ia lebih tepat sahabat, bisa berbagi cerita dan tak segan mengingatkan saya. Sekarang merasa sangat bersyukur kalau saat itu sudah mengenalnya.

Hobi kami membicarakan banyak hal dan menertawakan sesuatu yang tidak perlu. Kadang saya sendiri merasa aneh, kami tidak memiliki hobi yang spesifik sama tapi cocok. Mungkin saya sudah tidak malu lagi menangis di depannya. Saya kerap mengenalkan laki-laki yang saya kenal untuk dikoreksi olehnya dan suaminya. Biasanya laki-laki dengan laki-laki lagi lebih bisa menilai baik atau tidaknya. Saya memang mengambil keuntungan dari pasangan ini untuk mencari opsi kedua dalam memberi pendapat.

Simbiosis mutualisme yang ringan tapi bermanfaat. Sebaik-baiknya seorang teman, ia harus memberi manfaat. Bagaimana seseorang akan dilihat orang lain tentu dengan melihat temannya. Baik dirinya akan terlihat dari baik temannya.

Seorang teman selain memberi kebaikan dan manfaat tapi juga memberi kemajuan pada diri seseorang. Seperti saya berteman di steemit ini dan @arteem. Saya tersadar berada dalam lindungan yang baik dan mengajarkan saya dengan hal baru. Seperti itulah teman, walau saya belum banyak memberikan apapun sebagai hubungan simbiosis mutualisme.