BJ HABIBIE : TEROI,PESAWAT,HINGGA KISAH ROMANTISNYA

in #esteem6 years ago

IMG_8704.PNG INDONESIA :Pria kelahiran 25 Juni 1936 ini telah menemukan teori crack propagation point atau letak titik awal retakan pada pesawat. Temuannya menjadi solusi mengenai masalah panjang yang dapat ditimbulkan oleh retaknya bagian sayap dan badan pesawat akibat mengalami guncangan selama take off dan landing.
Habibie melakukan perhitungan detil bahkan perhitungannya sampai tingkat atom-atom pesawat terbang. Ini adalah penemuan yang sangat besar di dunia penerbangan. Teori yang juga disebut sebagai theory of Habibie yang telah dipakai di industri penerbangan di seluruh dunia, karena berhasil meningkatkan standar keamanan pesawat. Sehingga dia dijuluki sebagai "Mr. Crack".

  1. Pesawat N250 Gatot Kaca, Pesawat Buatan Indonesia Pertama IMG_8703.PNG
    Pesawat N250 yang dipamerkan dalam acara Indonesia Air Show, 1996. TEMPO/Bambang Harymurti
    Pada tahun 1995, Habibie berhasil memimpin pembuatan pesawat N250 Gatot Kaca yang merupakan pesawat buatan Indonesia yang pertama. Pesawat tersebut adalah hasil rancangan Habibie yangb didesain sedemikian rupa dan berhasil terbang melewati Dutch Roll (pesawat oleng) berlebihan. Teknologi pesawat itu canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun kedepan.
    Habibie memerlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal. Pesawat ini merupakan satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang menggunakan Fly by Wire. Menurut Habibie, pesawat tersebut sudah terbang selama 900 jam dan akan masuk program sertifikasi FAA (Federal Aviation Administration).
    Selain N250 Gatot Kaca, Habibie juga mendesain dan menghitung proyek pembuatan pesawat terbang seperti Vertical Take Off and Landng (VTOL) pesawat angkut DO-31, pesawat angkut militer TRANSALL C-130, Hansa Jet 320 (Pesawat eksekutif), Airbus A-300 dan CN-135 serta sevara tidak langsung turut berpartisipasi dalam mendesain Helikopter BO-105, Multi Role Combat Aircraft (MRCA) dan beberapa proyek rudal dan satelit.
  2. Kisah Cinta Romantis Habibie dan Ainun IMG_8702.PNG
    Pemerintah Parepare Mulai Bangun Balai Ainun Habibie
    Selain di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, Habibie juga menulis sebuah buku yang menceritakan kisah cintanya dengan Ainun. Dalam wawancaranya kepada Tempo pada 16 Januari 2013, Habibie menceritakan secara gamblang alasan menulis buku berjudul Habibie dan Ainun itu.
    "Saya tenggelam dalam kesedihan," ujar Habibie dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca ketika menceritakan Ainun istrinya. Buku tersebut mengisahkan perjalanan hidup Habibie bersama mendiang istrinya, Hasri Ainun Habibie Besari.
    Ainun meninggal pada 22 Mei 2010 di Munchen, Jerman. Habibie baru mengetahui Ainun menderita kanker ovarium dua bulan sebelum istrinya meninggal dan hal itu membuatnya syok. Buku tersebut diterbitkan oleh PT THC Mandiri, Jakarta, pada 2010 dan berisi 321 halaman dengan 37 bab.
    Buku yang ditulis dengan bahasa Indonesia, Arab, Inggris dan Jerman itu kemudian difilmkan pada 2012 oleh sutradara Faozan Rizal,IMG_8705.PNG Film tersebut dibintangi oleh Reza Rahardian dan Bunga Citra Lestari serta berhasil di tonton oleh 3 juta orang hanya dalam 3 minggu. ENGLISH: Men born June 25, 1936 has found the theory of crack propagation point or the location of the starting point cracks in the plane. His findings serve as a solution to the long problem that can be caused by the cracking of the wing and the fuselage due to shocks during take off and landing.
    Habibie performs detailed calculations and even calculations to the level of the aircraft atoms. This is a very big invention in the aviation world. The theory is also called the theory of Habibie that has been used in aviation industry around the world, because it has successfully improved the aircraft safety standards. So he was dubbed as "Mr. Crack".
  3. Aircraft N250 Gatot Glass, First Artificial Aircraft Indonesia

N250 aircraft exhibited in the event Indonesia Air Show, 1996. TEMPO / Bambang Harymurti
In 1995, Habibie successfully led the manufacture of N250 Gatot Kaca aircraft which is the first Indonesian-made aircraft. The plane was the result of Habibie's design which was designed in such a way and managed to fly past the overdone Dutch Roll. The technology of the aircraft is sophisticated and prepared for the next 30 years.
Habibie took 5 years to complete the initial design. This aircraft is the only turboprop aircraft in the world that uses Fly by Wire. According to Habibie, the plane has flown for 900 hours and will enter the FAA (Federal Aviation Administration) program.
In addition to N250 Gatot Kaca, Habibie also designed and calculated aircraft manufacturing projects such as Vertical Take Off and Landng (VTOL) DO-31 transport aircraft, TRANSALL C-130 military transport aircraft, Hansa Jet 320 (Aircraft executive), Airbus A-300 and CN-135 and indirectly participated in the design of BO-105, Multi Role Combat Aircraft (MRCA) Helicopters and several missile and satellite projects.

  1. Romantic Love Stories Habibie and Ainun

Parepare Government Begins to Build Ainun Hall Habibie
In addition to science and technology, Habibie also wrote a book that tells the story of his love with Ainun. In an interview to Tempo on January 16, 2013, Habibie told of the reason for writing a book called Habibie and Ainun.

"I'm drowning in sorrow," Habibie said in a quavering voice and tears in his wife's Ainun story. The book tells the journey of Habibie's life with his late wife, Hasri Ainun Habibie Besari.
Ainun died on May 22, 2010 in Munchen, Germany. Habibie just found out Ainun had ovarian cancer two months before his wife died and it shocked him. The book was published by PT THC Mandiri, Jakarta, in 2010 and contains 321 pages with 37 chapters.
The book written in Indonesian, Arabic, English and German was then filmed in 2012 by director Faozan Rizal. The film starring Reza Rahardian and Bunga Citra Lestari and successfully watched by 3 million people in just 3 weeks. #SteemitComunityBireuen IMG_8553.JPG FOLLOW AND UPVOTE @rifkimomol THANKS.

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.11
JST 0.030
BTC 69163.01
ETH 3773.70
USDT 1.00
SBD 3.43