Asa di Karatan Sangkar

Sulit untuk memulai dari mana untuk menarasikan kondisi ini. Namun yang ingin aku sampaikan bahwa ada asa dan pesan yang terlihat dari tiga gambar ini. Ini berbicara tentang hak, hak untuk merdeka dengan kehidupan yang bebas. Kehadiran manusia sebagai sosok kalifah di muka bumi untuk memastikan dan mengakui bahwa semua makhluk punya hak untuk hidup, termasuk hak hidup bagi seekor monyet. Dengan dalih apapun, hak itu tidak boleh direnggut atau merampas kemerdekaannya dengan mengurungnya di dalam sangkar atas nama Hobby.

Bayi monyet yang ada dalam foto ini sebagai contoh kecil, masih banyak spesies lain yang bernasib sama. Mereka di buru dan ditangkap untuk diperjualbelikan. Mereka jauh dari kasih sayang induknya, jauh dari habitat aslinya dan mematikan reproduksi generasi mereka untuk terus berkembang biak. Induknya di tembak dan diracuni, bayinya diambil dan dipelihara dalam lingkungan barunya sehingga menjadi nilai ekonomis tersendiri dalam konteks pasar.

Berbekal sangkar kecil dengan penuh karatan kita paksakan dia mampu hidup bahagia, padahal luasan sangkar tidak cukup untuk meluruskan ekornya, belum lagi untuk bergantungan sebagai kehidupan di habitatnya. Kita manjakan dia dengan kata cinta dan seakan telah mampu penuhi kebutuhannya.

Padahal, apa yang kita lakukan sebenarnya sesuatu yang tidak dia harapkan. Dia ingin hidup bebas, bercengkrama dengan jenisnya, dan melakukan perkembang biakan untuk meneruskan generasinya sehingga generasi kita juga masih bisa melihatnya.

Atas nama Hobby kita lakukan itu semua. Sosok manusia yang tidak memiliki rasa kehewanan karena kita ego dan sombong atas rahmat akal yang diberikan.

Stop! Sudah saatnya kita berhenti dan meninggalkan perilaku hidup yang dapat merenggut kebebasan makhluk lain, apapun alasannya. Karena tujuan hadir manusia di muka bumi bukan untuk itu. Sebaliknya, kehadiran kita harus mampu menjamin kelangsungan hidup mereka dan dapat saling beradaptasi satu sama lain.

Lepaskan dia, lepaskan ke alam bebas karena habitatnya ada di sana, bukan dalam sangkar meskipun sangkar emas.

Jadilah pelopor keselamatan lingkungan hidup di Aceh

Salam Adil dan Lestari