Mengingat tragedi berdarah Arakundo

Tragedi berdarah yang terjadi di Aceh Timur pada hari Rabu tanggal 3 Febuari ini persis di depan koramil dan depan polsek setempat,
Pada hari sebelum kejadian warga ramai ramai melakukan gotoroyong untuk di adakannya acara dakwah, dalam cerita ini tidak di jelaskan dakwah apa yang di sampaikan diperkirakan pada jam 16:00 datang beberapa tentara yang diperkirakan dari koramil setempat

Para anggota militer ini langsung meng,-obrak-abrik pentas dakwah, beberapa warga yang sedang bekerja di pukul dan dianiaya tapi tidak lama kemudian warga kembali membereskan pentas dakwah tersebut
Sebelum acara di mulai massa sudah berkumpul membanjiri Simpang Kuala untuk menyaksikan dakwah islamiah pada pukul 20:30 wib dan sebagian jalan Kaki

Acara selesai pada pukul 00:30 wib semua warga bubur dan tertahan karna kebanyakan kendaraan.
Mereka pulang melewati kantor koramil Idi cut dengan suasana gelap gulita tidak ada satupun lampu penerang karna banyak kendaraan yang di berhentikan di depan koramil massa kocar kacir.
Pada pukul 1:00 terdengar tembakan dari arah barat kantor koramil, sudah ada beberapa truk aparat disana menurut keterangan saksi mata yang baru saja kembali dari langsa kebetulan mobilnya di berhentikan oleh aparat militer penembakan terjadi secara brutal ke arah massa yang ramai
HI. 59 tahun memberi keterangan, mobilnya di hadang orang truk aparat dengan terpaksa berhenti di dalam tragedi berdarah itu saat dia hendak pulang dari langsa ke kuta bijai dihadang oleh 3 truk tentara secara berlawan arah di depan nya terdapat mobil Pick UP di tumpangi warga pulang dari ceramah yang terlebih dahulu di hadang, karna mendengar suara tembakan yang sangar dasyat HI dan istri keluar dari mobil dan tiarap
Karena ketakutan HI lupa menutup mobil dan lampu menyala, tentara yang marah hendak memecahkan kaca mobil nya
Tiba tiba HI mengatakan saya dari keluarga tentara dan hidup di asrama tentara.

Karna dengan bentakan lalu tentara menghampirin bertanya siapa HI dan anak nya dan dia menyatakan siapa dan apa pangkat anak nya, karna mendengar itu hati mereka lunak dan HI sempat menanyakan mereka dari kesatuan mana
Lalu menjawab "cepek" atau linud 100
Dan pada saat itulah orang orang di tembak di potong lehernya lalu di campaki ke dalam truk aparat sebanamyak 58 orang namun ada juga beberapa korban luk yang tidak terangkut
Sebelum di campak dan di buang ke sungai korban di masukan ke goni dan di ikat dengan kawat. (goni masing masih milik tentara yang masih tertulis nama) seperti sertu Iskandar

 Dan goni goni beris manusia itu senjutnya di kasih batu sebagai pemberat lalu di di lempat kesungai

Hal ini bisa di buktikan ketika penemuan manyat korban pada 4-5 Febuari 1999 di katakan oleh bar seorang saksi mata yang rumahnya tidak jauh dari lokasi sekitar 300 meter,di mengintip lewat gorden rumahnyaa
Karna keadaan sedang mati lampu
Lalu nya beberapa warga mencium bau amis dan darah berceceran di jembatan arakundo yang berusaha di tutupi dengan pasir
Keesokan harinya warga mencari warga yang hilang di dalan sungai karna melihat darah yang betceceran sudah mengering di jembatan arakundo, warga menemukan UI 22 tahun, warga desa kapai baro, darul aman Idi cut, dengan bukusan goni dengan nama sertu Iskandar dab masih di simpan oleh istri Almarhum dan di temukan juga korban korban yang lain
Tindakan keras ini merupakan balas dendam dari ABRI yang kejadian sebelumnya
Sweeping yang di lakulan warga sipil terhadap ABRI di lhok nibong 3 febuari 1999
Hal ini di buktikna ketika makian makian yang Di lontarkan Serdadu ABRo saat membantai korban

"kalian bunuh kawan kami, kalian ceburkan ke sungai rasakan balasanya,"

Sumber: klik kabar