Sang Mantan Kombatan # 5

Dan memang mereka suka sekali, berebutan dan saling mencocok bulu ayam yang lain supaya mereka dapat memperoleh bagian dari tetesan bubur itu sebayak-banyaknnya.

“Kalau begitu bisa enggak berhenti disini sering-sering?” Sie Mae bertanya kepada sang sopir truk. “Seminggu sekali cukup?” tanya sang sopir truk, “Boleh juga” jawab Sie Mae.

Benar-benar hebat karena ayamnya akan mendapatkan makanan gratis sehingga biaya yang harus dikeluarkan oleh Sie Mae dapat diturunkan. Lalu singgahlah seorang wartawan kerumah itu. Sie Mae sudah pernah melihat tipe wartawan yang seperi ini sebelumnya, mereka semuanya sama mengenakan sepatu bok untuk mendaki gunung, rompi tebal dan membawa tas-tas nilon. Wanita itu sedang mengerjakan sebuah reportase tentang gaya hidup di Meulaboh. Dia ingin menambah beberapa nuansa lokal dalam laporannya di akhir perjalanannya hal inilah yang mengantarkan dia hingga ke Meulaboh.

Dan sebenarnya dia sudah tidak sabar untuk berangkat kesana, tetapi dia sanggat lapar dan Tapak Tuan jaraknya berjam-jam dari sini. Akhirnya dia memesang sepering “Burung dalam sangkar” . Dia juag memperoleh tentang ayam-ayam yang diberi pakan bubur bir dan sapi-sapi kurus yang hanya makan rumput dan dia benar-benar menyukainya. “Ini benar-benar hebat” ujarnya kepada Sie Mae, ketika Sie Mae mengansurkan tagihannya kepada sang wartawan.

“Sebenarnya, dimana sih Anda belajar memasak makanan selezat ini”?. Sie Mae menimbang-nimbang utnuk menceritakan kepadanya tentang dinas ketentaraan, atau Kamh Boer Nibies, tetapi tampaknya tidak ada satupun yang terdengar hebat. Oleh kerena itu sambil menggaruk-garuk jenggot kambingnya, dia menjawab, “Dari Gayo, dulu sekali”. “Hukum Karma nan suci” jeritnya kaget, “Gayo? Negeri nan suci? Tanah yang murni. Horizon yang Hilang, Gayo yang umur penduduknya bisa mencapai 120 tahun itu?”.

Negeri Sang Penebang Hutan, penghasil kopi terlezat di dunia, ‘Sie Mae menyambung, dia benar-benar menikmati permainan ini, “Dan ayam-ayam yang makanannya berbunyi berdesis-desis.” Malam itu juga sebuah laporan dari sang wartawan dikirim dari Meulaboh dengan menggunakan modern. Dalam waktu dua minggu saja, seluruh kota Aceh sampai ke Medan, ke kafe Boeh Manok. Sie Mae kembali berjaya.

Semua orang suka “burung dalam sangkar”nya dan juga cerita dibalik pemciptaannya. Orang-orang yang gandrung dengan makanan alami, orang-orang yang anti makanan lemak, orang-orang yang ingin panjang umur, orang-orang yang anti komunis, orang-orang yang regius dan orang-orang yang memiliki banyak uang dan kekuasaan. Serta tidak dibutuhkan waktu yang terlalu lama untuk menunggu hingga tiba waktunya orang-orang yang berkecimpung dalam dunia hukumpun muncul.