Aku Seorang Budak # 6

in #esteem6 years ago

mib59kjwke.jpg

Dan tempat perkemahan mereka sebelumnya kini telah manjadi benteng pertahanan mereka sendiri yang mampu menjaga hasil jarahan mereka yang semakin lama semakin berkembang dan jumlahnya semakin banyak.

Dan, seperti kelak akan ditemukan berbagi sejarah revolusi, mereka mulai mengabaikan teman-teman mereka yang menginginkan perubahan lebih besar lagi dan kebebasan yang jauh lebih luas.

Mereka telah kehilangan rasa lapar mereka sehingga mereka menjadi congkat dan dikuasai oleh rasa puas mereka sendiri. Kita dapat mengalahkan siapa saja, kapan saja, seru mereka. Lalu mereka ingin manatang Crassus dalam sebuah pertempuran terbuka, melawan pasukan Crassus satu lawan satu. “Itu adalah cara mereka berperang” ujar Spartacus memperigatkan “Bukan cara kita.

Kita bisa bertempur pada malam hari, dan dalam kelompok-kelompok kecil, seperti yang biasa dilakukan oleh seekor serigala kecil. Jumlah pasukan kita tidak memadai untuk menantang seekor lembu jantang yang kekar dengan cara mereka pula” dan mereka menduskusikan hal ini berkali-kali didepan api unggun pada malam-malam yang dingin.

Pada akhirnya Crissuslah yang beruntung, karena para orang-orang Spartacus mulai congkat serta mulai berfikir seperti orang-orang Romawi berlomba-lomba menaikkan pampasan mereka dan menaikkan nama mereka sendiri. Tanpa mengindahkan perintah Spartacus yang berisi sebaliknya, para mantan budak ini mau mengadu kekuatan dengan tentara Romawi.

Mereka berjumpa langsung dengan Crassus, bertarung dengan cara konvesional, menantang legion Roma dengan menggunkan legion mereka sendiri. Dan dengan cara konvesional pula mereka dikalahkan oleh tentara Romawi yang jumlahnya jauh lebih banyak. Spartacus terbunuh dan enam ribu pasukannya disalib disepanjang jalan menuju Roma.

Boleh dibilang para pengikut Spartacus telah mengikuti jejak kota Roma. Menjadi angkuh dan puas karena meraih kesuksesan yang besar lalu kemudian terpuruk semakin terpuruk dan akhirnya sia-sia. Lalu, ironi betempur dengan ironi yang lain. Pompei yang selama ini berada di Spanyol langsung bergegas pulang dan menurunkan para pemberontak yang disalib di tiang-tiang dan mengarak semua mereka keliling Roma sebelum Crassus tiba.

Pompei lah yang selama ini duduk dikursi penonton yang menerima segala penghormatan dan pujin-pujian dari rakyat yang selama ini hidupnya terancam, lalu diberi julukan “Yang Angung”. Pompei berdiri dengan tegak ditengah pesta yang diadakan oleh Crassus dan keduanya berdiri berdampingan ditambah dengan seorang ketiga: Julius Caesar.

Sort:  

Saya paling suka dengan kisah kisah klasik seperti ini, terima kasih telah berbagi kawan

Akhirnya spartacus terbunuh. Ini cerita pernah difilmkan sepertinya . Trima kasih sdh berbagi

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.032
BTC 63506.20
ETH 3065.87
USDT 1.00
SBD 4.04