Aku Seorang Budak # 5

Dan semua pasukannya adalah orang-orang yang tangguh, bangaimana tidak ?, semua mereka para budak yang haus akan kebebasan, dan mereka semua membenci masa lalu mereka.

Mereka semua yakin bahwa mereka akan disiksa sampai mati jika mereka tertangkap, sehingga mereka berjuang dengan semangat yang berapi-api.

Mereka menyerang pos-pos penjangaan dan mengambil semua senjata dan persediaan makanan mereka, dan kembali ke Vesuvius sebagai pemenang. Lalu, Romawi mengirim pasukan mereka sebagai pembalasan dan usaha untuk menghentikan api revolusi yang dikobarkan oleh para budak, tetapi tetap saja Spartacus dan pasukannya mampu mengalahkan mereka dan tetap bisa mempertahankan kebebasan mereka.

Seluruh Kekaisaran Roma mulai mengikuti perkembangan pergerakan kaum budak ini. Mula-mula mereka terasa terhibur karena mengangggap pergerakan ini sebagai salingan yang seru, namun kemudia mereka menjadi terkejut dan marah sehingga mereka bertekat untuk membasmi kolompok ini. Pasukan yang dikirim untuk menupas mereka dilipat gandakan jumlahnya.

Namun budak-budak yang meloloskan diri itu semuanya ramping-ramping dan lapar-lapar serta jumlah mereka yang sudah beribu-ribu sehingga mereka tidak dapat dihentikan. Mereka menyerang sebagai tindakan balasan, dan mereka melarikan diri jika jumlah mereka kurang banyak, dan meyerang lagi di tempat lain pada waktu lain pula. Penduduk Roma merasa kaget laur biasa.

Mereka selama ini diberitahu bahwa pasukan Roma tak terkalahkan. Namun, melihat hal ini mereka dipermalukan oleh para pemberontak dan mereka tidak bisa bertempur seperti biasanya. Dengan rasa putus asa mereka mencari-cari seorang jenderal besar untuk membentuk pasukan yang kuat dan hebat untuk dapat memadamkan revolusi ini.

Namun Pompei pahlawan mereka sekali lagi sedang berada di Spanyol dan tidak dapat dihubungi. Sehingga, sorang yang bernama Crassus seorang oportunis yang kaya raya, menawarkan diri untuk mengisi tempat itu, untuk melawan para pemberontak serta menghukum mereka karena telah melawan tradisi perbudakan dan hak milik orang ninggrat.

Sementar Spartacus sedang mengalami masa-masa sulit, karena para revolusinya sudah mulai lengah. Mereka saling menyebutkan diri mereka seorang jenderal besar dan saling menjatuhkan demi mendapatkan penghargaan, protokol dan titel. Mereka mengumpulkan hasil jarahan dengan begitu banyak dan mengotongnya dengan sangat hati-hati jika melakukan pindah dari satu tempat ketempat yang lain.