Aku Seorang Budak # 4

Ketika Spartacus menggegerkan para penontong karena Spartacus sanggup bertahan hingga kepertandingan yang kesepuluh, kedua pemuda tersebut saling bertarung karena salah satu dari mereka mengagumi Spartacus sementar yang lain membencinya.

Dan yang mengagumi Spartacus ternyata pulang kerumah dengan membawa uang lebih tebal dikantongnya.

Sedangkan yang membenci Spartacus terpaksa pulang kerumah dengan kebencian, sehingga kebenciannya terhadap Spartacus semakin mendalam karena Spartacus memenangi pertandingan yang terakhir. Semua kerumunan penonton terkesiman, sehingga kabar inipun sampai ketelinga Pompei bahwa ada seorang petarung yang berbadan kurus sanggup mengalahkan petarung-petarung yang besar dan hebat.

Pompei kemudia meminta Spartacus untuk dikirimkan kepadanya “Suruh di melayani istriku” perintah Pompei. “Karena istriku suka pada budak-budak yang kurus”, ruangan itu meledak dengan tawa, tetapi Pompei tetap melambaikan tangannya, kemudian Spartacus dibawa keruang kerajaan dan diperintah untuk memenuhi segala perintah sang ratu. Meskipun banyak budak sangat mau dan ingin bertukar tempat tidur dengan Spartacus karena sang ratu sangatlah molek dan lembut, namun Spartacus bukanlah orang yang mudah tunduk.

Dia memang lapar tetapi bukanlah lapar kepada tubuh istri orang, dia lapar akan pemenuhan jiwanya yaitu kebebasan. Dan dia sangat mendambakan akan kebebasan. Ketika dia sedang berduaan dengan Sang Ratu Spartacus membuat alasan seolah-olah dia sedang mempersiapkan sesuatu untuk melanyani Sang Ratu nanti malam. Namun, sebenarnya dia melarikan diri dari sebuah jendela dan akhirnya dia menemukan sebuah jalan untuk kabur.

Sepanjang malam ia berjalan dengan sepasang sayap harapan dan rasa takut. Dia berjalan disepanjang jalan Roma yang gelap gulita yang hanya diterangi oleh lampu-lampu dari rumah-rumah bordil yang kadang–kadang ia lewati didepannya. Di luar dunia, dia bertemu dengan beberapa orang yang mengalami nasip yang hampir sama dengan kisah dirinya. Dan beberapa orang dari mereka ada yang mau mengikutinya untuk kembali ke Cupua, ke sekolah gladiator.

Sesampai disana mereka semua membuka pintu-pintu sel penjara dan semua budak dibebaskan dan cukup banyak tawanan dilepaskan pada malam itu, kemudia semua mereka yang dibebasakan itu mengikuti Spartacus ke Vesuvius, gunung berapi terbesar di Romawi. Dalam beberapa bulan kemudian para budak sudah mendengar tentang kabar Spartacus lalu mereka pergi untuk bergabung dengan dirinya, ribuan orang terdaftar dalam konspirasinya sehingga Spartacus segera memiliki pasukannya sendiri.