Aku Permainan Congklak

Diriku memiliki tujuh pasang lubang kecil dan satu pasang lubang besar. Setiap lubang kecilku diisi dengan tujuh biji batu kecil bagi yang menggunakan batu. Cara diriku dimainkan dengan mengambil setiap biji yang ada dalam lubang kecilku yang mana saja mereka suka, untuk disebar satu biji untuk satu lubang searah dengan putaran jarum jam dengan berulang.

Jika pada lubang terakhir biji yang disebar masih terdapat biji, maka sang pemain melanjutkan permainannya dengan mengambil semua biji yang ada di lubang tersebut untuk disebarkan kembali kesetiap lubang yang dilalui. Namun, apabila pada peletakan biji terakhir tepat di lubang yang kosong maka si pemain tidak dapat melanjutkan permainannya dan dia juga tidak mendapatkan apa-apa. Maka, sang lawan mengambil alih permainan. Permainanku akan selesai jika setiap lubang kecil pada diriku tidak ada biji yang dapat di ambil, lubang kecilku kosong. Aku akan memenangkan pemain yang memiliki jumlah biji terbanyak di lubang besarnya.

Baiklah, berangkat dari semua yang telah kusampaikan di atas. Maka ijinkan aku menyampaikan kepadamu pelajar apa yang dapat kamu simpan dari permainanku untuk hidupmu, itupun jika dirimu mau dan ingin mengambilnya. tetapi jika tidak, maka abaikan saja.

Tujuh lubangku yang setiap lubangnya terisi dengan tujuh biji, tujuh lubang di sini adalah jumlah hari dalam satu minggu. Untuk tujuh biji yang terdapat pada lubang itu adalah jatah waktu yang dimiliki oleh setiap orang dalam satu minggu, ialah tujuh hari.

Ketika biji diambil dari lubang kemudian ia mengisi lubang yang lain, termaksud lubang induknya. Di sini aku mengirim pesan kepadamu adalah setiap hari yang kita jalani akan mempengaruhi hari-hari kita selanjutnya begitu juga dengan hari orang lain, karena apa yang terjadi esok merupakan keputusan yang kita ambil pada hari ini. Apa yang kamu lakukan pada hari ini akan menentukan apa yang akan terjadi pada masa depan. Tentang apapun yang kita lakukan pada hari ini bisa jadi itu akan membawa pengaruh dan bermakna kepada orang lain.

Biji yang diambil dari satu lubang, kemudian diberikan kepada lubang yang lain ini menunjukan bahwa hidup ini harus memberi dan menerima. Karena hidup ini tidak bisa mengambil terus jika tidak memberi dan begitu juga sebaliknya.

Biji harus dan mesti diambil satu persatu tidak bisa diambil semuanya dalam satu waktu. Di sini kamu dapat memahaminya bahwa kita harus jujur dalam mengisi setiap lubang dalam kehidupan kita. Kejujuran di butuhkan dalam mengisi kehidupan kita, satu persatu dan sedikit demi sedikit tentu dengan kebaikan dan kejujuran. Sebab lebih baik sedikit demi sedikit asalkan dilakukan dengan kebaikan, dari pada banyak tetapi dilakukan dengan cara yang salah dan menyimpang. Setiap satu biji yang diisi juga memberimu makna kita harus menabung setiap hari untuk persiapan pada hari-hari berikutnya. Dan lubang besarku atau engkau sering menyebutnya dengan lubang induk merupakan tempat menyimpan atau tabungan karena laju kehidupan kita membutuhkan itu.

Ketika kamu memainakan aku, kamu harus menjaga semua biji disetiap lubang kecil yang berada dalam pengawasanmu agar tidak diambil semua oleh lawan tandingmu. Kamu butuh strategis, bukankah hidup ini adalah persaingan, tetapi tidak berarti kita harus saling bermusuhan. Persaingan adalah cara atau jalan yang kita ambil untuk menunjukan kualitas diri, bukan untuk membenci. Karena setiap manusia tentu memiliki kepentingan atau keinginan yang mungki sama dengan kita atau berbeda. Maka, kecerdikan dan strategis di sini menjadi sangat berperan, termaksud kecerdikan dan strategis yang kamu miliki untuk menjaga setiap biji di lubang dan memastikan lubang induk selalu terisi.

Lubang induk yang menampung biji terbanyaklah yang keluar sebagai pemenang dalam permainanku. Sama halnya mereka yang menang adalah mereka yang paling banyak amal kebaikannya. Mereka yang memiliki kecerdikan, mereka yang tahu strategis dalam melangkah dalam mengumpulkan segala bentuk rezeki. Mungkin hanya ini saja yang dapat kusampaikan tentang diriku, lebih dan kurang saya minta maaf.