Selama saya menggeluti dunia tulis-menulis, baru kali ini saya membuat tulisan yang judulnya sepanjang sebuah paragraf. Sengaja saya akukan biar sesekali beda dengan kebiasaan.

Saya menyadari dalam membuat judul tidak elok jika melebihi dari sembilan kata. Kalau dalam teknik menulis karya jurnalistik seperti berita, malah tidak boleh lebih dari tujuh kata.

Judul di atas kalaupun saya pendekkan bisa jadi lebih singkat, namun maknanya tetap sama. Saya bisa saja membuat judul, "Aku Masih Bertahan Walaupun Harga SBD Anjlok", pas tujuh kata kan? Atau pun, "Harga SBD Rendah, Semangatku Masih Tinggi" cuma enam kata.

Itulah yang saya maksudkan tadi iseng saja sesekali keluar dari kebiasaan. Seperti tadi, aku prediksi Piala Dunia, Australia menang atas Denmark di tengah jutaan masyarakat memprediksikan Denmark menang. Buktinya keduanya mampu bermain imbang. Tidak banyak yang sangka, bukan?

Ah, saya hampir lupa dengan substansi yang ingin saya ulas. Sebenarnya, dengan membaca judul di atas tanpa Anda membaca isi pun sudah tahu apa yang mau saya bahas. Itulah terkadang menurut saya perlu sesekali menulis judul panjang agar bagi Anda yang terlalu sibuk dengan aktivitas masing-masing tak sempat membaca isi postingan teman-teman Anda.

Maka dengan judul yang sepanjang jalan tol Aceh itu (Tol PHP Jakarta maksud saya), Anda sudah paham apa isinya. Sama seperti judul berita di koran-koran "lampu kuning", lebih parah dan lebih panjang lagi dari judul yang saya tulis di atas.

Mereka menulisnya begini, "Suaminya Asyik Tonton Piala Dunia, Istrinya Naik ke Bulan dengan Lelaki Lain, Ketika Ia melaporkan ke Polisi, Justru Ia yang Jadi Tersangka, Apes Benar Nasibnya". Parah kan judulnya? Hehe...

Sebenarnya saya mau bilang, jika seandainya motivasi saya dari awal aktif di Steemit hanya memburu atau menambang dolar saja, mangkin dengan kondisi harga SBD hari ini, saya sudah tidak pernah mempedulikan lagi postingan Steemit. Mungkin saya akan memilih santai saja dari pada membuat postingan tapi harganya rendah.

Tapi bukan demikian. Nawaitu saya pertama gabung di sini karena ingin terus melatih diri membiasakan menulis, jadi tak peduli hujan, petir, ombak, dan badai di lautan Steemit, tetap kuarungi juwa.

Ada beberapa teman-teman yang saya tanya kenapa sudah jarang buat postingan? Mereka dengan santai menjawab, "Harga SBD sedang turun," ketika dijawab seperti itu seakan ia merasa dirinya investor atau bisa memperoleh SBD $100 biji sehari.

Tapi konsistenlah dengan apa yang sudah kita mulai. Kecuali ada kesibukan lain, itu tak ada masalah. Jika pun ingin mencari uang di sini juga tak ada yang larang, toh saya sendiri selain motivasi menulis juga ingin dapat vote dari para whale-whale itu. Tapi kan bisa saja seperti kita menabung. Ketika harganya mulai kembali tinggi, kita bisa menjualnya hasil tabungan tadi.

Jangan sampai begitu harga tinggi, baru teringat membuat postingan. Orang lain sudah menukarnya, kita baru ingin memulai.

Jangan seperti pepatah Aceh, "Ban ka trok kapai, baro pula lada (begitu kapal datang, kita baru mempersipkan bibit lada, sedangkan orang lain sudah panen).

Begitulah kira-kira, semoga kita tetap semangat berkarya walaupun tak ada yang menghargai.[]

Thanks for dropping by