Senja di Bumi Formosa
SORE itu seperti biasa, kulalui senja untuk kesekian kali di pulau ini. Formosa--begitulah orang memanggilnya. Puluhan ribu, anak-anak negeri meraih cita di sini. Terjauh dari keluarga, tegar menatap keadaan yang harus dilalui. Ada rindu yang membiru, tawa yang tertahan. Perih yang menyerang, tertatih, terseyok, berjuang di negeri orang. Inilah kehidupan.
Matahari meredup di telan senja yang selalu memberi kisah dalam kehidupan. Meski sejuta benak digandrungi tanya yang tak bertepi. Namun, keyakinan itu ada Pasti indah pada akhirnya. SEnja di Pulau ini seolah kembali membawa kenangan mengingat kampung halaman. Menggunakan Ferry, saat menyeberangi Pelabuhan Bakauheni menuju merak, yang akan berlanjut ke arah Ibu Kota, Jakarta. Dan mendamparkan aku di sini-Bumi Fornosa.
Perjalanan hidup ibarat roda yang berputar, yang tak selamanya posisi akan di atas.Namun, tetap semangat menjalani segala apa pun yang dialami. Optimis menjalani kehidupan. Tak perlu merasa tinggi saat berada di Puncak, dan tak perlu bersedih, jika masih mengalami ujian. Karena sebuah perjuangan, pasti memberi hasil.
Di Formosa kumerajut cita dan asa untuk masa depan yang lebih baik, hingga kembali ke pangkuan ke bumi pertiwi.
Taiwan, 18 Oktober 2018
Salam Senja
Salam Senja mbak etty, pemandangan yang luar biasa, ingin rasanya berada di sana. 😊
waduhhh, , keren kali kak kata-katanya, saya suka.
Semoga perjalanan pulang kampung kakak berjalan dengan lancar.
Terima kasih Bang @aulia1993
Kata2 sederhana, ungkapan seorang perantau..
Aminnnn.
Salam.sukses~
Posted using Partiko Android