Inilah kegiatan masyarakat Aceh saat megang - bahasa Indonesia
Daging memegang di aceh
Selamat pagi, steemian, bagaimana kabarmu hari ini? Pada kesempatan ini saya akan berbagi tentang daging megang di Aceh. Yang sangat terpopuler di darah saya ini yaitu Aceh. Inilah ceritanya.
orang tidak hanya membeli daging untuk dipasarkan tetapi mereka juga mendapatkan sie tumpok (tumpukan daging) pada hari meugang dari desa masing-masing. Sie tumpok ini adalah cara warga untuk mendapatkan daging di meugang, biasanya cara ini dilakukan dengan cara bergabung membeli kerbau atau sapi kemudian dipotong bersama dan dibagi rata untuk semua warga negara.
Selain lebih murah sie tumpok juga mengencangkan tali, karena proses pemotongan kerbau dilakukan bersama, kata Tgk Ismail warga Gampong Kabu Baroh setelah memotong kerbau meugang, di desanya.
Tgk Ismail menjelaskan bahwa seiring waktu tradisi sie tumpok pada saat puasa ini sebelum berpuasa mulai banyak orang pergi, hanya beberapa desa yang masih hidup dengan peninggalan dari indatu.
Dia menambahkan bahwa sie tumpok ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua warga mendapatkan daging pada saat meugang, sie tumpok biasanya dilakukan oleh aparat desa bersama dengan warga yang membayar setelah panen padi.
Pembayaran menjadi unik karena tidak dibayar dengan uang tetapi ditukar dengan beras. Biasanya kata Tgk Ismail, per sie dasi dihargai dengan dua sampai tiga naleh, (satu naleh sama dengan 16 bambu beras). Memang kekompakan dan kebersamaan lebih halus tetapi tradisi sie tumpok juga ada kelemahan karena tidak semua beras dibayar dengan kualitas yang baik.
Di gampongnya masih menerapkan tradisi itu. Hanya saja, tidak lagi membayar dengan menggunakan padi tetapi semua biaya diambil dari pendapatan tunai desa setelah melalui proses pertemuan atau kesepakatan bersama.
Image source Google
Terimakasih telah mengunjungi blog saya, semoga bermanfaat jangan lupa upvote, resteem dan follow me @bohsidom
orang tidak hanya membeli daging untuk dipasarkan tetapi mereka juga mendapatkan sie tumpok (tumpukan daging) pada hari meugang dari desa masing-masing. Sie tumpok ini adalah cara warga untuk mendapatkan daging di meugang, biasanya cara ini dilakukan dengan cara bergabung membeli kerbau atau sapi kemudian dipotong bersama dan dibagi rata untuk semua warga negara.
Selain lebih murah sie tumpok juga mengencangkan tali, karena proses pemotongan kerbau dilakukan bersama, kata Tgk Ismail warga Gampong Kabu Baroh setelah memotong kerbau meugang, di desanya.
Tgk Ismail menjelaskan bahwa seiring waktu tradisi sie tumpok pada saat puasa ini sebelum berpuasa mulai banyak orang pergi, hanya beberapa desa yang masih hidup dengan peninggalan dari indatu.
Dia menambahkan bahwa sie tumpok ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua warga mendapatkan daging pada saat meugang, sie tumpok biasanya dilakukan oleh aparat desa bersama dengan warga yang membayar setelah panen padi.
Pembayaran menjadi unik karena tidak dibayar dengan uang tetapi ditukar dengan beras. Biasanya kata Tgk Ismail, per sie dasi dihargai dengan dua sampai tiga naleh, (satu naleh sama dengan 16 bambu beras). Memang kekompakan dan kebersamaan lebih halus tetapi tradisi sie tumpok juga ada kelemahan karena tidak semua beras dibayar dengan kualitas yang baik.
Di gampongnya masih menerapkan tradisi itu. Hanya saja, tidak lagi membayar dengan menggunakan padi tetapi semua biaya diambil dari pendapatan tunai desa setelah melalui proses pertemuan atau kesepakatan bersama.
Image source Google