Cerpen : Negeri Utang

in #esteem6 years ago

image
Di sebuah negeri yang jauh dari sini. Negeri yang tak tahu dimana apalagi kalo kita sok berupaya memberi nama. Negeri ini adalah negeri utang karena memiliki utang yang tak kunjung selesai. Negeri utang bukanlah nama negerinya, hanya sebatas sebutan semata. Itulah sebatas gambaran negeri yang akan kita ceritakan.

Akhir2 ini setiap klan sedang mempromosikan sesuatu. Para pengamatpun disibukkan oleh komentar di sana sni di layar televisi. Agar lebih mudah dibayangkan sebut saja klan tu seperti partai politik namun di negeri utang tak mereka menyebutnya klan. Terdapat beberapa klan, di antara klan tersebut ada klan besar dan sok jagoan ada pula klan kecil namun membeli orang miskin.

Tiap klan mulai mempromosikan figur yang mereka usung untuk memenangkan pemilihan Sang Tuan di tahun mendatang. Maka, kita setiap harinya akan selalu menemukan ttg mereka di media manapun baik di media sosila, media cetak, dan bhkan di layar televisi. Para pengamat adalah bagaikan komentator yang berkomentar ttg figur yang di usung setiap klan. Di antara mereka ada yang berkomentar dengan jujur dan lugas ada pula yang berkomentar sesuai siapa yang bayar. Begitu pula dengan mereka yang memprediksi siapa yang akan menang bak bagai peramal, ada yang meramal secara jujur ada juga peramal yang sesuai keepntingan.

Di suatu pagi, Mukidi tertawa berbahak2 mperhatikan tingkah pengusung, pengamat dan peramal di layar televisi. Tingkah aneh Mukidi tersebut memancing rasa penasaran si Alif kawan diskusi Mukidi untuk mempertanyakan alasan. Jelas ini adalah sesuatu yang serius nasib negeri di tentukan oleh siapa Tuan yang menang. Jika sang Tuan adalah seseorg yang merakyat maka seluruh kebijakannya akan berpihak kepada rakyat. Jika yang terpilih adalah Sang Tuan yang tidak memihak pada rakuat siap2 saja akan membuat rakyat makin melarat. Meski setiap figur sibuk mengatakan mereka merakyat namun kadang itu polesan belaka untuk mendulang kemenangan rakyat.

Jelas ini bukan komedi, tak layak Mukidi menertawakan mereka. Begitulah Alif berpendapat.

Betapa tercengangnya Alif setelah mendengar penjelasan Mukidi. Mukidi santai menjelaskan "Alif, kamu tahu kawan. Perhatikanlah wajah2 mereka. Mereka sibuk sekali mempromosikan figur mereka masing2. Mereka sibuk menjual figur mereka masing2. Mereka bagaikan para penjual daging yang terus mengatakan bahwa daging mereka adalah daging segar. Memang dianatar mereka menjual daging segar tapi kita harus waspada dan teliti dalam memilih daging mana yang hendak kita beli. Karena di antara mereka ada yang menjual daging segar dan juga ada yang menjual bangkai meski dipoles dengan bungkusan dusta agar keliatan seperti daging segar. Maka, jangan tertipu dengan daging mereka jual. Pilihlah daging yang segar bukan bangkai tertipu oleh bungkusan"

Sort:  

I guess Bagus Post itu, Apa kabar saya memberikan vote kamu memberikan juga jumpa Lagi makasi banyak be teman dari Bangladesh 😃

This Post have been Resteem by @freeservice at @bariah request .

@freeservice is Resteem Account by @bullionstackers

Resteem from as low as 0.001 SBD
( 0.01 to 0.10 SBD ~ *Maximum Capped with Supports , send URL / memo via Wallet to @freeservice )

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 62934.09
ETH 3118.65
USDT 1.00
SBD 3.85