Aku anak petani

Namaku wahyudin
Alamat panton aceh
Hay sobat
Mungkin dimata dunia petani, adalah pekerjaan yg sangat kecil.
Tapi petanilah yang menunjang kehidupan manusia.
Sebelum matahari keluar dari ufuk,
Dikala yang lain masih menikmati tidur paginya
Terlihat beberapa paruh baya dengan sepatu boot, baju yang warnanya sudah pudar memanggul cangkul dan parang yang di ikatkan di pinggangnya berjalan menuju ke sawah.
Ada pula ibu-ibu yang menggendong botol minuman dan beberapa camilan dengan caping di kepala. Mereka kembali menuju ladang, mereka mencari nafkah rezeki yang suci nan berkah.
Bergelut dengan panasnya sinar matahari.Bergulat dengan lumpur-lumpur sawah yang penuh dengan kotoran dan kuman.

Dari sana akupun sadar, aku juga dibesarkan dari hasil tani.
Kami adalah keluarga yang hidup sederhana, namun aku bangga punya ibu yang mampu menyekolahkan anaknya. Meskipun ayah telah pergi untuk selamanya.
Dia berhasil medidik anak-anak yang hebat, yang punya mimpi hasil didikan seorang petani.

selalu ku ingat adalah jasa-jasa, sikap, perjuangan, dan ketulusannya yang tiada batas. Ibuku memang hanyalah seorang petani biasa, bahkan mungkin hanyalah seorang buruh tani.
Tetapi dia pantang mengalah terhadap keadaan selalu berusaha bangkit dari kondisinya aku bangga menjadi anaknya.
Sambil duduk dan menghela nafas, aku perhatikan sekeliling.

Para petani yang juga tetanggaku juga masih asyik menjalankan pekerjaan menyiram tanaman.Umur mereka hampir setengah abad, bahkan ada pula yang mendekati jumlah umur Nabi Muhammad, tapi semangat dan stamina mereka tetap terjaga.
Selayaknya kobaran semangat Umar bin Khattab ketika memimpin pertempuran...

Akhirnya Musim panen pun tiba kami merasa saaaangat senang.. Ibu tersenyum kepadaku betapa indah kebahagiaan yg aku dapatkan

Aku hidup dari hasil tanah.Lewat beras, kelapa, pinang, jagung, coklat dan cengkih yang dipanen pada musimnya, dengan itulah aku bisa menyelesaikan pendidikan disalah satu Universitas Negeri.
Bermodal beras yang merupakan hasil panen sendiri aku bisa tumbuh dan menjadi seperti ini.“Kamu tumbuh dan hidup dari hasil tanah, karena itu jangan sampai dikemudian hari kamu menjual tanah demi kenikmatan duniawi.. Jangan lupakan jasa petani.