Essay # MENGAPA HARUS CHAIRIL ANWAR?

in #essay7 years ago

MENGAPA HARUS CHAIRIL ANWAR?
Refleksi Pribadi Peringatan Hari Wafatnya Chairil Anwar
28 April 2018

....... Tak perlu sedu sedan itu....

image.png
Image Source

Jadi, apakah memang betul-betul masih terkini (aktual) kalau kita berbicara tentang CA. Apa yang harus dibicarakan lagi tentang CA. H.B. Jassin telah membuat ratusan tulisan tentang CA, Arief Budiman juga setelah menulis skripsinya tentang CA, telah banyak mengupas tentang CA secara ekspresif, belum lagi Subagio Sastrowardoyo, juga Ajib Rosidi sudah banyak berbicara tentang CA. Sudah banyak. Bahkan, karena memang sudah banyak tulisan dan kupasan tentang CA, mahasiswa sastra pun sudah enggan menulis skripsi tentang CA. Secara pribadi, saya lebih menyukai puisi-puisinya Goenawan Mohamad dan Frank Kafka, bahkan untuk seangkatan dengan CA saya lebih suka dengan puisi-puisinya Amir Hamzah (yang juga sangat dipuji oleh CA).

Dalam perjalanan zaman, terus terang, banyak sisi pada diri CA mungkin tidak begitu hebat lagi, jika kita ukur dengan kehidupan sastra dan seniman pada hari ini. CA disebut-sebut membuat gerakan revolusi terhadap bahasa Indonesia, tetapi benarkah bahasa Indonesia tumbuh dan mendewasa karena CA. Bukankah kita lebih sepakat bahwa Bapak Bahasa Indonesia Modern adalah Sutan Takdir Alisyahbana (STA).


image.png
Image Source

Kehidupan CA eksentrik! Ah, dibandingkan anak-anak punk yang sering mangkal di simpang-simpang jalan dan simpang-simpang malam, CA sepertinya belum apa-apa.

Bukankah CA juga membuat terobosan baru bagi dunia perpuisian Indonesia. Terobosan apa? Apa karena CA banyak terpengaruh sastra Barat. Kita tidak boleh lupa, Muhammad Yamin, J.E. Tatengkeng dan dan Amir Hamzah juga terpengaruh soneta yang juga berasal dari Barat. Dan upaya melepaskan diri dari tradisi Pujangga Baru, Amir Hamzah telah lebih mendahului CA untuk melakukan eksperimen-eksperimen melepaskan diri dari hukum rima dan kata-katanya sangat ekspresif.

Apa lagi? CA yang memberontak terhadap sistem moral zamannya, tercermin dalam puisi-puisinya yang bahkan mengajak Tuhan berkelahi. Padahal, dibandingkan dengan puisi-puisinya F. Rahardi yang nggak ketulungan kotor dan joroknya, puisi-puisi CA masih tergolong sopan dan dalam beberapa sisi masih ada pancaran religius dan Islami.

Bukankah puisi-puisi CA itu abadi?

Berapa banyak sih puisi CA yang kita tahu. Selain ”Aku”, “Kerawang-Bekasi”, “Hampa”, “Doa”, “Beta Pati Rajawane”, apalagi puisi CA yang kita kenal.

Oya, CA itu revolusioner dan nasionalis. Tapi, ingat, CA belum pernah dipenjara karena karyanya, seperti Hamka atau Rendra yang harus mendekam di penjara karena kegiatan berkeseniannya.

Nah, popularitas apa lagi yang membuat kita masih harus menggedang-gedangkan nama CA?

CA adalah produk zamannya, yang gaungnya telah melemah mengikuti perkembangan zaman itu sendiri. Orang-orang di belakang CA pun mengikuti hukum gerak waktu yang memang harus berkembang. Bahasa, sistem norma dan moralitas, ranah makna dan ranah ekspresi dalam dunia dan dunia sastra secara alami, harus kita akui, akan terus berkembang tanpa harus hadir seorang CA.

Jadi apa yang membuat kita harus bertahan menjadikan CA sebagai fokus referensi?

Pertama militansi. Militansi terhadap kesenian atau sastra. Pada zamannya dan hingga hari ini, CA merupakan sosok yang sangat militan terhadap kesenian dibandingkan sastrawan lainnya. Tak ada orang yang sepenuhnya menyerahkan hidupnya bagi kesenian pada waktu untuk kesenian. Bahkan untuk masa yang mengikutinya hingga hari ini, CA masih merupakan sosok utama yang memberikan darah, air mata dan nyawanya untuk kesenian. Secara sosiologi dan geneologi, CA berasal dari keluarga yang mapan dan memiliki keluarga yang terpandang di Jakarta, namun hal ini tidak membuatnya untuk mencoba hidup dengan semestinya.

image.png
Image Source

Kegelisahan pada diri CA sebagai seorang seniman, bukan lagi hanya sekedar gejolak jiwa, tetapi lebih dari itu kegelisahan pada diri CA telah merupakan eksistensinya. Apa yang dilakukan CA dan hidupnya bagi dan dalam karya-karyanya bukan lagi merupakan eksperimen, tetapi merupakan puisi itu sendiri yang merupakan totalitas dirinya.

CA adalah puisi (an sich). Tak terjadi pada dirinya menggeluti sastra hanya sekedarnya, setengah-setengah, atau sekedar mampir. Untuk basis pendidikan, CA adalah seorang tamatan MULO, yang merupakan jenjang pendidikan cukup tinggi waktu itu, kutu buku, ditambah dengan penguasaan bahasa Inggris dan Belandanya yang baik, membuat dia mampu menjadikan dirinya sebagai seorang “sarjana sastra” melalui buku-buku asing yang dibacanya.

Kedua, ini juga yang membuat kita harus terus memajang potret CA dalam dunia sastra Indonesia, CA mati muda. CA mati dalam usia yang secara umum mungkin orang belum bisa berbuat apa-apa. Banyak sarjana, master dan doktor sastra yang sudah melewati usia matinya CA belum bahkan tidak mampu berkarya. CA mati dalam usia 27 tahun, usia di mana manusia-manusia masih mencari, usia di mana kita masih gelisah untuk merencanakan apa yang harus kita cari, sementara CA mati dengan bahagia dan tidak dalam penyesalan, karena ia telah berbuat banyak.

Dari beberapa motif untuk menyangkal keberadaan CA di atas tadi, dilakukan oleh beberapa orang, tetapi hal-hal yang disangkal itu dilakukan oleh CA sendiri. CA sendiri melakukan terobosan terhadap bahasa puisi, juga sendiri melakukan terobosan terhadap ranah makna, juga sendiri membuat terobosan terhadap sistem norma dalam karya sastra. Dia sendiri juga memiliki referensi Barat, sementara dia sendiri juga seorang revolusioner dan nasionalis.

image.png
Image Source

Inilah mungkin makna filosofis mengapa yang kita kenang hari wafatnya CA, bukan hari lahirnya. Kehidupan CA mungkin tidak begitu menarik lagi dalam hingar-bingar hari ini, di mana dunia dan dunia sastra sudah penuh dengan carut-marut pemikiran, aliran dan orientasi. Matinya CA pun tidak membuat dunia sastra Indonesia merasa kehilangan, karena banyak sastrawan Indonesia yang masih hidup dan mungkin lebih hebat dari CA, tetapi matinya CA membuat kita harus terus teringat pada seorang anak muda yang telah memberikan semua hidupnya bagi sastra, kita teringat dengan seorang anak muda yang pemberang, jika melihat kesenian dipojokkan, jika melihat puisi diperlakukan sebagai permainan, dunia olok-olok.

Kepahiang, 28 April 2018


Emong Soewandi || @emongnovaostia

Screenshot_3 (2).jpg

Sort:  

Congratulations @emongnovaostia! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Upvote this notification to help all Steemit users. Learn why here!

Untuk essay ini, saya hanya bilang luar biasa Brader @emongnovaostia

Wah, terima kasih Bang @isnorman :)
Salam selalu

Tilikan yg mendalam ttg salah satu legenda abadi dlm sastra Indonesia...
Setuju dgn Mas @emongnovaostia : CA mungkin satu2 sastrawan yg mencurahkan seluruh hidupnya hanya utk sastra...bahkan sampai ia harua sakit2an dan akhirnya meninggal dlm usia muda...

Salam kreatif Mas...
Tabik...❤

Terima kasih Bang @zaimrofiqi. Gimana Juli nanti, akan datangkah ke Bengkulu peluncuran antologi ?

Insyaallah dtg mas... Lg nabung buat tiket nih... heheee...
Moga aja dpt bnyk SBD jadi bisa berangkat...😀🤗😍❤

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by emong nova-ostia from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Coin Marketplace

STEEM 0.23
TRX 0.21
JST 0.035
BTC 98860.98
ETH 3352.36
USDT 1.00
SBD 3.13