8 Kali Lebih Dahsyat dari Krakatau, Inilah Sejarah Letusan Gunung Samalas.

in #en-us7 years ago

image
Masyarakat banyak yang meyakini bahwa letusan dari Gunung Krakatau ataupun Gunung Tambora merupakan letusan yang paling dahsyat yang pernah terjadi di Indonesia. Namun, setelah dilakukan penelitian lebih jauh, ternyata ada satu gunung yang disinyalir memiliki letusan yang lebih hebat dari kedua gunung tersebut dan bahkan delapan kali lebih dahsyat dari Krakatau dan dua kali lebih dahsyat dari Tambora.
image
Dalam sebuah jurnal karya para peneliti dari Université Panthéon-Sorbonne, Prancis, yang berjudul Source of the great A.D. 1257 mystery eruption unveiled, Samalas volcano, Rinjani Volcanic Complex, Indonesia dan dimuat dalam Proceeding of National Academy of Science of the United Stated of America pada tanggal 4 September 2013, letusan Gunung Samalas termasuk ke dalam kategori “ledakan termega”. Sebagai perbandingan, dalam skala Volcano Explositivity Index (VEI) dalam rentang angka 1-8, letusan Gunung Merapi berada dalam skala 4, sedangkan letusan dari Gunung Krakatau berada dalam skala 7. Bisa dibayangkan bukan kehebatan dari letusan gunung api purba ini?
Gunung Samalas sendiri diperkirakan meletus antara bulan Mei hingga Oktober 1257. Untuk mengetahui seberapa hebat letusan gunung ini, para peneliti kemudian membentuk sebuah tim yang terdiri atas 15 orang peneliti dari berbagai disiplin ilmu. Tiga dari dua belas peneliti tersebut berasal dari Indonesia, sedangkan peneliti lainnya berasal dari Prancis (8 orang), Swiss (3 orang), dan Inggris (1 orang). Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan berbagai macam indikator, seperti uji radiokarbon, kimia ejecta vulkanis, data stratigrafi, dan catatan-catatan sejarah.
Hasilnya, para peneliti meyakini bahwa debu vulkanik yang terdapat di wilayah Kutub Utara dan Selatan berasal dari Gunung Samalas. Para peneliti pun dapat menentukan waktu terjadinya letusan berdasarkan pada uji radiocarbon dengan menggunakan batang dan cabang pohon-pohon yang ada di sekitar Gunung Barujari dan Rinjani sebagai sampel. Data dari uji radiokarbon tersebut konsisten dengan tanggal letusan yang terjadi pada abad pertengahan dan tidak menunjukkan sampel tahun yang lebih muda dari tahun 1257. Dengan hasil ini, kandidat lainnya, yakni Gunung El Chicon di Meksiko dan Okataina di Selandia Baru gugur karena letusan dari kedua gunung tersebut terjadi di luar waktu yang diperkirakan.
Studi komposisi Geokimia dari material vulkanis yang ditemukan di wilayah Greenland dan Antartika pun memiliki kesamaan yang sangat meyakinkan dengan material vulkanis dari Gunung Samalas. Hasil ini pun menggugurkan kandidat lainnya, yakni Gunung Quilotoa yang ada di Ekuador. Selain itu, kaldera yang dimiliki oleh Samalas jauh lebih besar daripada kaldera yang dimiliki oleh Quilotoa. Hal itu dapat dibuktikan dengan keberadaan Danau Segara Anak yang ada di Gunung Samalas.
image

Penelitian pun menunjukkan bahwa setidaknya 40 km kubik material vulkanik dihempaskan oleh Gunung Samalas ke langit ketika meletus hingga mencapai ketinggian lebih dari 43 km dan menghasilkan hujan abu yang menutupi seluruh dunia. Akibatnya, tidak ada musim panas di Eropa selama bertahun-tahun serta kegagalan panen yang menyebabkan kelaparan dan kematian. Di dekat gunung itu sendiri terdapat tumpukan endapan tebal di lebih dari 130 tempat yang kemudian dikumpulkan oleh tim peneliti untuk menghasilkan gambaran stratigrafi dan sedimentologis mengenai proses terjadinya letusan.
Penamaan serta gambaran dari kedahsyatan letusan gunung api purba yang meluluhlantahkan dunia ini dapat diketahui dari ceritera yang terdapat dalam Babad Lombok yang ditulis pada Lontar Jatiswara dengan menggunakan bahasa Jawa Kawi. Pada tahun 1979, Babad Lombok ditulis ulang oleh Lalu Wacana pada lembaran kertas. Babad Lombok ini pun kemudian diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI dalam Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah. Berikut beberapa butir bunyi dari Babad Lombok yang berkaitan dengan penamaan Gunung Samalas.
image

  1. Gunung Renjani kularat, miwah gunung samalas rakrat, balabur watu gumuruh, tibeng desa Pamatan, yata kanyut bale haling parubuh, kurambangning sagara, wong ngipun halong kang mati.
  2. Hing jaringo hasingidan, saminya ngungsi salon darak sangaji, hakupul hana hing riku, weneh ngunsi samuliya, boroh Bandar papunba lawan pasalun, sarowok pili lan ranggiya, sambalun pajang lan sapit.
  3. Yek nango lan pelameran, batu banda jejangkah tanah neki, duri hanare menyan batu, saher kalawan balas, batu lawang batu rentang batu cangku, samalih tiba hing tengah, brang bantun gennira ngungsi.
  4. Hana ring pundung buwak bakang, tana’ gadang lembak babidas hiki, saweneh hana halarut, hing bumi kembang kekrang, pangadangan lawan puka hatin lungguh, saweneh kalah kang tiba, mara hing langko pajanggih.

Gunung Samalas sendiri saat ini lebih dikenal dengan nama Gunung Barujari. Hal itu diketahui ketika melihat lokasi Gunung Barujari yang sama persis dengan lokasi dari Gunung Samalas. Meski demikian, masih terdapat banyak perdebatan mengenai hal ini. Bahkan, beberapa media mengatakan bahwa Gunung Barujari adalah anak dari Gunung Rinjani. Dengan keberadaan dari Gunung Rinjani yang lebih muda daripada Gunung Samalas, maka bisa juga dikatakan bahwa Gunung Barujari merupakan bagian dari Gunung Samalas itu sendiri. Atau mungkin Gunung Samalas merupakan kesatuan dari Gunung Rinjani dan Gunung Barujari?

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.16
JST 0.030
BTC 62539.28
ETH 2437.94
USDT 1.00
SBD 2.67