Oorlog te Atjeh: De held Van edi

in #deutch6 years ago

FB_IMG_1519956990168.jpg
Sebagai suatu kenegerian yang memiliki kedaulatan, pasukan Muslimin idi juga turut serta melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Dari beberapa literatur berbahasa Belanda, ditemukan beberapa dokumen dan informasi mengenai pengerahan pasukan secara besar-besaran untuk mematahkan perlawanan pasukan Muslimin Idi dengan menggelar ekspedisi Idi I dan II. Bahkan Gubernur Sipil dan Militer Aceh, Jenderal Hendrik Van Teijden dan Kepala Staf Pemerintahan Aceh, Kolonel Infanterie W. Heinderment harus turun ke Idi pada tanggal 1 Juni 1890 untuk memimpin pasukan Mersose dalam menghadapi Pasukan Muslimin yang berkonsentrasi di Peudawa Puntong, Bukit Peulawi dan Bintara Blang Keude dua. Pertempuran antara pasukan Mersose dan Pasukan Muslimin di Peudawa puntong merupakan pertempuran terdasyat yang tercatat dalam sejarah hindia Belanda di pantai Timur Aceh. Letnan J.J.A. Gaade dan kopral Dell merupakan sebagian serdadu Belanda yang tewas mengenaskan dalam pertempuran tersebut dan keduanya memperoleh kenaikan pangkat kehormatan (anumerta) sebagai Mayor. Dasyatnya pertempuran yang terjadi di Peudawa puntong dan tewasnya J.J.A. Gaade dalam peperangan tanggal 8 Mei 1889 tersebut, digambarkan dalam sebuah lirik lagu untuk mengenang pertempuran tsersebut disamping penghormatan terhadap Mayor J.J.A Gaade. Syair lagu tersebut berada dalam “Liederen bundle voor Janmaat Soldaat: 66 Nationale en Soldatenliederen voor den Europeeschen Militair” (kumpulan lagu untuk kelasi dan prajurit; 66 lagu kebangsaan dan lagu untuk prajurit militer dari Eropa yang diterbitkan tahun 1895 dengan nama Kitab Nyanyian goena Soldadoe Kompanie . Buku ini berisi panduan dalam peperangan dan koleksi beberapa lagu mars wajib Belanda pada saat itu, salah satu judul lirik lagu dalam koleksi ini adalah “De held van Edi” (Pahlawan dari Idi) yang menceritakan pertempuran dan keberanian J.J. Gaade dalam pertempuran di Idi pada tanggal 8 Mei 1889. Lirik lagu ini berada pada halaman 2, setelah lagu penghormatan terhadap Ratu Belanda “Wilhemina”. Buku saku ini dibagikan kepada setiap serdadu Belanda baik dari eropa maupun Asia yang akan bertugas di setiap jajahannya.
De Held van Edi
(Wijze: Wij Hollands legerknechten)
Marschlied

Er is een held gevallen
Op Edi’s oorlogsveld
Bemind werd hij door allen,
De fiere, dappere held.
Het was de Luit’nant Gaade,
Die met een leeuwenmoed
Lafhartigheid versmaadde,
Ten koste van zijn bloed. (bis.)

Hij wist van geen versagen
Hij werd het eerst gewond,
Door ’n aantal klewangslagen
Zonk hij neêr op de grond.
Hij heeft teruggedrongen
Den vijand keer op keer,
Zijn sectie werd besprongen
Met klewang en geweer. (bis.)

Die held moest eenmaal sneven,
Een lans trof zijne borst,
Hij liet zijn jeugdig leven
Voor Vaderland en Vorst.
Hij wordt niet licht vergeten
Door minderen en vriend,
De Koning zal het weten
Hij heeft hem trouw gediend. (bis.)

Dengan beredarnya lagu De held van Edi keseluruh penjuru dunia, terutama di daerah –daerah jajahan Belanda, menjadikan nama kota Idi (Edi) dan JJA. Gaade mulai terkenal di kalangan sipil dan militer Belanda saat itu. Makanya tidak mengherankan pada dekade tahun 1919 hingga 1939, banyak pejabat dan eks. serdadu pasukan Belanda yang datang dan menziarahi makam Gaade di Kerkoof Idi. Namun patut disayangkan, komplek Kerkof ini mulai hancur dan tidak terawat dengan baik.
Padahal perkuburan ini merupakan salah satu bukti dan saksi bisu tentang kepahlawanan anak Bangsa dalam berperang melawan penjajahan di Nusantara

Sort:  

Bereih sejarah

I like this post

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.028
BTC 66507.45
ETH 3328.17
USDT 1.00
SBD 2.69