Gaya Etnik Biyan.Ditangannya Tenun Sumba Jadi Glamor Dan Elegan
~ Tangan dinginnya selalu memukau dengan rancangan yang tampil memesona. Termasuk beragam kain wastra Nusantara yang pernah dibuatnya dengan siluet elegan. Nah baru-baru iniia hadir lagi. Bermain gaya etnik kain asal Sumba yang tampil classy~.
Setiap karyanya selalu menyiratkan kekayaan budaya di Indonesia yang layak berjajar dengan karya luar negeri. Tak heran, jika pria kelahiran 63 tahun silam ini pernah menghiasi perhelatan besar mode dunia dan diakui kehebatan rancangannya. Sentuhan klasik pun tak pernah ia tinggalkan dalam setiap rancangan sehingga membuat busana tampak anggun dan mewah.
Ya, begitulah Biyan, seorang desainer papan atas # headeryang sudah berkarya selama 33 tahun di industri mode. Ia tak pernah berhenti menyuguhkan busana fantastis dengan nuasa feminin dan everlasting.
Bahkan di usia yg tak terbilang muda lagi ia masih saja produktif. Belum lama ini ia menggelar pertunjukan busana dengan mengangkat keindahan tenun Sumba dalam 94 looks, bertempat di The Darmawangsa, Jakarta. Puluhan sosialita dan selebritis begitu antusias menikmati gelarannya.l
Rasa cinta terhadap kain Nusantara membuat Biyan terus-menerima menggali kekayaan Indonesia. Sekali waktu, saat Biyan menemukan sebuah harta karun budaya yang tersirat dari ornamen kain tenunnya. Lantas ia pun mengemas kain tersebut menjadi sebuah busana yang elegan.
Melalui karya nya, Biyan terlihat amat lihai memanfaatkan motif kain dengan mengemasnya dalam potongan asimetris, dress A-Line, outer, hingga kain lilit. Ciri khas glamornya pun masih terlihat apiklewat hiasan manik manik, bordir, dan paling mewahnya pemasangan sulam kerang yang membuat busana semakin elegan dan berkelas.
Melengkapi itu, Biyan juga memasangkan aksesoris sepwrti perhiasan etnik berupa kalung dan anting. Anggun!
Bukan Biyan jika tidak membawa nuasa klasik dalam rancangannya. Dalam koleksi Humba Hammu, misalnya, ia mengemas siluet klasik dengan pemilihan warna-warna klasik, yakni cokelat tanah, biru indigo, putih, hingga hitam.
Bahan seperti lace pun tampak hadir dalam perhelatannya, dan tampil elegan.
Selain lace, sentuhan klasik pun dihadirkannya dari pemilihan ornamen renun, dimana garis geometris digabungkan dengan simbol etnis suku Sumba. Perpaduan begitu manis dan berkelas, dan Biyan tak luput menghiasi pergelangan tangan dengan manik-manik hitam. Demi kesan mewah, bahan beludru pun tetap masih dihadirkannya. Ah..... Sungguh menawan!
Terima kasih sahabat steemit semua, sudah membaca tulisan sederhana saya. Saya menanti saran dan masukan sahabat.