4 Ciri Khas Arsitektur Rumah Bali

in #desain5 years ago

Tak hanya dikenal sebagai pulau dengan kecantikan pantai dan pulaunya, Bali juga akrab dengan ciri khas arsitektur yang berbeda dan punya unsur yang kuat di dalamnya. Bila anda pernah berkunjung ke Bali maka anda akan setuju jika hampir setiap bangunan di Bali punya nuansa yang unik dan berbeda dari tempat lainnya. Hal inilah pula yang menjadi daya tari para turis asing dan lokal untuk kembali ke Bali.

Mulai dari bangunan gapura, pintu sampai dengan dalam ruangan punya konsep khas yang mungkin tidak kita jumpai di tempat lainnya. Hal inilah yang mungkin membuat banyak orang penasaran dan ingin menerapkan konsep yang sama untuk hunian impian mereka di masa depan.

Nah, sebelum terburu membangun rumah dengan arsitektur Bali alangkah lebih mari kita kenali apa saja ciri khas dari arsitektur tersebut sehingga anda bisa menerapkannya pada bangunan rumah anda.

villa.jpg

Konsep Ruangan Terbuka

Salah satu ciri khas yang pasti dijumpai pada bangunan rumah Bali adalah konsep ruangan terbuka. Harmonisasi dengan alam adalah ciri dasar bangunan ini. Nilai harmonis ini didukung melalui pemanfaatan beberapa material didalamnya, seperti batu alam, bambu dan ukiran kayu yang umumnya mudah ditemui.

Material alam yang dihadirkan di dalamnya ini diharapkan mampu membawa harmonisasi yang terjadi diantara manusia dengan lingkungan, manusia dengan Sang Khalik serta manusia bersama dengan sesamanya. Dari konsep ruangan terbuka kesan ramah lingkungan dan manfaat hemat energy pun akan tentu di dapatkan.

Nah, bagi anda yang tertarik menerapkan konsep yang sama maka tidak ada salahnya pertimbangkan untuk tidak terlalu banyak memberikan atap atau penutup langit-langit di dalam rumah. Biarkan beberapa bagian agar terkena sinar matahari langsung.

Ukiran Batu dan Kayu

Bangunan di Bali pada umumnya dipengaruhi kuat oleh agama Hindu Majapahit. Hal inilah yang membuat ukiran-ukiran unik banyak dijumpai pada elemen alam seperti batu dan kayu. Uniknya karya-karya ini banyak diterapkan pada bangunan seperti penginapan dan rumah-rumah yang ada di Bali. Sehingga hal inilah yang menjadi salah satu ciri khas arsitektur rumah Bali yang tidak dijumpai pada bangunan rumah lainnya.

Pada mulanya ukiran-ukiran semacam ini ditempatkan di tempat-tempat ibadah namun seiring dengan perkembangan zaman, kini pahatan tersebut menjadi gaya arsitektur yang identik dengan Bali. Untuk bisa mendapatkan pahatan atau ukiran semacam ini biasanya ada banyak penjual atau pengrajin di Bali yang memang khusus menawarkan peralatan tersebut sebagai dekorasi cantik dalam rumah.

Struktur Ruangan yang Rapi

Pada dasarnya gaya arsitektur khas Bali dibagi dengan konsep Tri Angga yang mana konsep ini merupakan konsep keseimbangan. Konsep Tri Angga adalah pembagian zona atau area dalam perencanaan arsitektur tradisional khas Bali yang memperlihatkan tiga tingkatan, yakni:

Zona Utama atau kepala. Dimana bagian ini adalah bagian yang dipososikan paling tinggi yang diwujudkan dalam bentuk atap atau langit-langit. Pada arsitektur bergaya Bali tradisional, bagian ini biasanya dibuat dari material ijuk atau alang-alang. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman mereka mulai mengembangkan penggunaan material yang lebih modern dan tahan lama seperti genteng.

Madya atau badan. Bagian ini adalah bagian tengah yang mana gambaran dari zona ini adalah bentuk bangunan seperti dinding, jendela atau bagian pintu. Kebanyakan ukiran-ukiran akan dijumpai pada bagian ini yang umumnya material yang digunakan untuk bahan ini adalah kayu atau bambu.

Nista atau kaki. Bagian ini adalah bagian yang terletak dibagian bawah dari sebuah bangunan. Dalam gambarannya bangunan ini diwujudkan dengan pondari rumah atau bagian bawah rumah yang digunakan sebagai penyangga. Umunya bagian ini terbuat dari batu gunung atau batu bata.

Coin Marketplace

STEEM 0.21
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 66750.09
ETH 3474.88
USDT 1.00
SBD 2.80