Marriage of two distinct cultural nations, Aceh and Australia. (Bilingual)

in #culturevulture7 years ago (edited)

Different state marriage processions are common, and familiar to us, but the marriage of two citizens with different cultural backgrounds using customary processions is very rare especially in Aceh.
this time I had the opportunity to witness this rare and unique moment, just happened to the parents of the bride is my friend, although the distance up to hundreds of kilometers from my residence this valuable opportunity I will not miss.
stemian friends, as we all know that God created different and tribal human beings to know each other, even to the point of marriage with a cultural background.
this happened to Frilla Geubrina jufri from the province of Aceh, Indonesia married by Edward Alexandre from Melbourne, Australia. wedding procession and custom procession were held in Lambheu Banda Aceh, Indonesia.
perkawinan dua bangsa3.jpg
religious leaders conduct peusijuek procession to the bride
Edward Alexandre's parents were also present with other close relatives to give their blessing to the bride. Direct flights from Australia to Jakarta and eventually to Banda Aceh as the final destination takes more than eight hours flight.
In Aceh the majority of Muslims and is one of the regions that apply Islamic law of course the big family of Alexandre must adapt, both from attitude and how to dress. the women of the Alexandre family with other female relatives used Islamic clothes and covered their heads with scarves.
perkawinan dua bangsa5.jpg
mother of alexandre in dressed white and wearing a hijab (center) and close relatives using a head cover at the wedding ceremony of the bride

The procession of marriage is divided into two stages, namely the marriage in Islam which is done officially according to Islamic Shari'a law that applies in aceh, Indonesia, and Tepungtawar or Peusijuek event in Aceh.
Peusijuek is a procession of indigenous people in Aceh culture that is still practiced until today. This peusijuek tradition is often performed on almost all customary activities in community life in Aceh especially in rural areas. but in urban areas the tradition of peusijuek is often done in the marriage procession.
perkawinan dua bangsa.jpg
mother of Geubrina is doing peusijuek procession to the bride
Peusijuek ritual is usually done by traditional leaders and religious leaders as well as the elderly in an area in Aceh to pray for the bride and groom in order to obtain salvation in married life. In the process of peusijuek for brides usually representatives of parents of the bride and groom also participate in the tradition that has been handed down by the majority of the citizens of Aceh.
For the same marriage cultural background and belief this is certainly not a problem. However, marriage of two nations of different cultural backgrounds is certainly unique.
perkawinan dua bangsa8.jpg
close family of alexandre watches the peusijuek procession to the bride
After the peusijuek main event conducted by religious leaders and customs and parents of the bride, apparently the family of Alexandre also want to feel the sensation of peusijuek. After getting an explanation how of this peusijuek tradition is nailed in the end they are alternately doing peusijuek to the bride, this rare moment becomes an interesting thing, because they just want to feel how sprinkling rice and Peusijuek leaves to the two brides only.
perkawinan dua bangsa6.jpg
representatives of the Alexandre family try the sensation of the Peusijuek procession they have never seen and experienced in their country as a culture (this procession is done after the official event)
perkawinan dua bangsa7.jpg

thanks to stemian friend who has visited my blog

Perkawinan Dua budaya dan Negara berbeda, Aceh dan Australia.

prosesi perkawinan beda negara sudah merupakan hal biasa terjadi, dan tidak asing lagi bagi kita, akan tetapi perkawinan dua warga negara dengan latar belakang budaya berbeda menggunakan prosesi adat sangat jarang terjadi khususnya di Aceh.

kali ini saya berkesempatan menyaksikan moment yang langka dan unik ini, kebetulan saja orang tua dari pengantin wanita adalah teman saya, meski jaraknya hingga ratusan kilometer dari tempat tinggal saya kesempatan berharga ini tidak akan saya lewatkan.
sahabat stemian, seperti kita ketahui bersama bahwa Tuhan menciptakan manusia berbeda beda dan bersuku-suku untuk saling kenal mengenal, bahkan hingga sampai pada perkawinan yang latar belakang budaya.

hal ini terjadi kepada Frilla Geubrina jufri dari propinsi Aceh , Indonesia yang dinikahi oleh Edward Alexandre dari Melbourne , Australia. prosesi pernikahan dan prosesi adat dilakukan di Lambheu Banda Aceh, Indonesia. Orang tua dari Edward Alexandre juga hadir bersama para kerabat dekat lainya untuk memberikan restu kepada kedua mempelai. Langsung menggunakan penerbangan dari Australia ke jakarta dan akhirnya menuju Banda Aceh sebagai tujuan akhir membutuhkan waktu lebih dari delapan jam penerbangan.

Di Aceh yang mayoritas muslim dan merupakan salah satu daerah yang menerapkan syariat islam, tentunya keluarga besar dari Alexandre harus menyesuaikan diri, baik dari sikap maupun cara berpakaian. Malah Ibunda Alexandre bersama kerabat perempuan lainnya menggunakan pakaian yang islami dan menutup kepala mereka dengan selendang.

Prosesi pernikahan dibagi dua tahapan yaitu pernikahan secara islam yang dilakukan secara resmi menurut hukum syariat islam yang berlaku di aceh dan Indonesia, dan acara tepung tawar atau Peusijuek dalam bahas Aceh.

Peusijuek adalah sebuah prosesi adat dalam budaya masyarakat Aceh yang masih dipraktikan hingga saat ini. Tradisi peusijuek ini sering dilakukan pada hampir semua kegiatan adat dalam sektor kehidupan masyarakat di Aceh khsusnya di pedesaan . namun di daerah perkotaan tradisi peusijuek sering ditemui pada prosesi adat perkawinan.

Ritual Peusijuek biasanya dilakukan oleh tokoh adat dan tokoh agama serta orang yang dituakan di suatu daerah di aceh untuk mendoakan kedua mempelai agar mendapat keselamatan dalam hidup berumah tangga. Dalam prosesi peusijuek untuk pengantin biasanya perwakilan orang tua dari kedua mempelai ikut juga melakukan tradisi yang sudah turun temurun dilakukan oleh mayoritas warga aceh.
Untuk perkawinan yang sama latar belakang budaya dan keyakinan hal ini tentu tidak menjadi persoalan. Akan tetapi perkawinan dua bangsa yang berbeda latar belakang budaya tentunya merupakan hal yang unik.

Setelah acara peusijuek utama yang dilakukan oleh tokoh agama dan adat serta orang tua dari pihak pengantin wanita, rupanya pihak keluarga dari Alexandre juga ingin merasakan bagaimana sensasi peusijuek adat aceh. Setelah mendapatkan penjelasan bagaimana tradisi peusijuek ini dikakukan akhirnya mereka secara bergantian melakukan peusijuek kepada kedua pengantin, tentu saja moment langka ini menjadi suatu hal yang menarik, karena mereka hanya ingin merasakan bagaimana sensasi memercikkan beras dan daun Peusijuek kepada kedua pengantin saja.

Sort:  

I wish the happy couple a very happy life together. This is a really special occasion to share with us. Thank you.

You Wellcome @eroche, thanks to visit and coment in my blog, I hope so for them tobe happy .

Apakah Bang @deniandepa ingin merasakan sensasi itu juga? Bah ta jak mita u ostrali aju sidroe...

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.16
JST 0.030
BTC 60582.22
ETH 2368.10
USDT 1.00
SBD 2.65