Anak Daro dan Marapulai Dalam Acara Pernikahan di Minang Kabau
Selamat pagi sahabat Steemian. Kali ini saya akan mencoba mengulas tentang prosesi pernikahan di Minang Kabau ( Sumatera Barat )
Minang Kabau terkenal dengan adat istiadatnya yang sangat kental. Salah satunya dapat dilihat dari upacara pernikahan di Minang Kabau. Prosesi pernikahan disini terbilang sangat unik dan menarik. Untuk pengantin wanita disebut Anak Daro, dan pengantin Pria disebut dengan Marapulai.
Seminggu sebelum akad nikah, diadakan acara yang disebut Baiyo, yaitu acara dimana para Niniak Mamak ( Petua Adat ) duduk bersama untuk menentukan hari pernikahan. Disini terdapat suatu prosesi yang unik, yaitu dirumah pengantin wanita Niniak Mamak duduk bersama untuk acara Malepeh Siriah ( melepas sirih ) dan dirumah pengantin Pria Niniak Mamak duduk bersama untuk acara Mananti Siriah ( menanti sirih ). Malapeh Siriah dan Mananti Siriah adalah upacara adat untuk melambangkan bahwa kedua belah pihak telah setuju dengan hari pernikahan yang telah disepakati oleh para Niniak Mamak kedua pengantin. Siriah ( sirih ) adalah bawaan wajib untuk upacara ini. Siriah ( sirih ) dibawa dari rumah Pengantin Wanita ke rumah Pengantin Pria untuk selanjutnya dikunyah oleh para Niniak Mamak untuk melambangkan bahwa mereka telah sepakat untuk mengadakan acara pernikahan pada hari yang telah disepakati tersebut.
Setelah acara Baiyo selesai, seminggu kemudian barulah dilanjutkan dengan Akad Nikah pada hari yang telah disepakati oleh Niniak Mamak kedua belah pihak. Akad Nikah dilaksanakan di mesjid, acara Akad Nikah diselenggarakan secara Islami sebagai mana Upacara Akad Nikah umat Islam pada umumnya. Pada sore harinya barulah dilanjutkan lagi dengan upaca Adat yang disebut Baarak Sakaliliang Nagari ( diarak keliling kampung ) dengan iringan musik Rebana.
Rebana merupakan alat musik wajib untuk mengiringi acara Baarak. Baarak Sakaliliang Kampuang dimulai dari rumah Marapulai ( Pengantin Pria ) ke rumah Anak Daro ( Pengantin Wanita ). Tujuan acara ini adalah untuk mengantarkan Marapulai kerumah Anaka Daro secara adat. Artinya bahwa keluarga pengantin pria telah merelakan anaknya untuk tinggal dirumah pengantin wanita.
Pada saat di arak Anak Daro (Pengantin Wanita) memakai baju adat yang disebut Baju Batabua dan memakai Suntiang (semacam mahkota dikepala), sedangkan Marapulai (Pengantin Pria) memakai baju adat yang disebut Baju Galembong dan Saluak (penutup kepala).
Setelah sampai dirumah Anak Daro pihak Marapulai disambut oleh Niniak Mamak dari Anak Daro. Disini terdapat ritual yang unik, dimana sebelum dipersilahkan masuk Niniak Mamak dari Anak Daro memberikan kata sambutan yang disebut Baalua kepada pihak Marapulai. Baalua adalah saling berbalas pantun tetapi menggunakan bahasa Minang Kabau. Setelah Baalua selesai barulah Anak Daro, Marapulai dan Niniak mamak serta rebana pengiring dipersilahkan masuk. Selanjutnya rebana kembali dimainkan di dalam rumah Anak Daro. Rebana dimainkan berserta lantunan doa dari para pemain rebana untuk Anak Daro dan Marapulai. Acara ini ditutup dengan makan bersama.
Itulah sekilas tentang prosesi pernikahan menurut Adat Minang Kabau. Semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman Steemian. Jika teman-teman tertarik dengan arikel ini jangan lupa komen dan follow saya. Terimakasih.
Wassalam.
ENG.
Good morning Steemian friends. This time I will try to review about the wedding procession in Minang Kabau (West Sumatra)
Minang Kabau is famous for its very thick customs. One of them can be seen from the wedding ceremony in Minang Kabau. Wedding procession here is very unique and interesting. For the bride is called Anak Daro, and the groom is called Marapulai.
A week before the ceremony, an event called Baiyo was held, where the Niniak Mamak (Petua Adat) sat together to determine the wedding day. Here there is a unique procession, that is at home bride Niniak Mamak sit together for the event Malepeh Siriah (release sirih) and the house bride Men Niniak Mamak sit together for the event Mananti Siriah (waiting sirih). Malapeh Siriah and Mananti Siriah are traditional ceremonies to symbolize that both sides have agreed to the wedding day agreed upon by the two bride Niniak Mamak. Siriah (sirih) is the obligatory limb for this ceremony. Siriah (sirih) was brought from the Bride's house to the Bride's House to further chewed by the Niniak Mamak to symbolize that they have agreed to hold a wedding ceremony on the agreed day.
After the Baiyo event was completed, a week later then proceed with Akad Nikah on the day agreed by Niniak Mamak both parties. Akad Nikah held in the mosque, the ceremony Akad Nikah held in Islami as where the ceremony of Muslim marriage ceremony in general. In the afternoon then proceed with the customary readaca Baarak Sakaliliang Nagari (paraded around the village) to the accompaniment of Rebana music.
Rebana is a mandatory musical instrument to accompany the event Baarak. Baarak Sakaliliang Kampuang starts from Marapulai house (Bride of Men) to Anak Daro house (Bride). The purpose of this event is to deliver Marapulai home Anak Daro customarily. This means that the groom's family has given up their children to stay at the bride's house.
At the time of Anak Daro (Bride) children wear traditional clothes called Baju Batabua and wearing Suntiang (a kind of crown headed), while Marapulai (The Bride) wearing traditional clothes called Galembong and Saluak Clothes (head cover).
After arriving at the house Daro Son Marapulai welcomed by Niniak Mamak from Son Daro. Here there is a unique ritual, which before being invited into Niniak Mamak from Anak Daro gave a welcome speech called Baalua to Marapulai party. Baalua is reciprocating pantun but using Minang Kabau language. After Baalua is completed then Anak Daro, Marapulai and Niniak mamak and the accompanying retinue are welcome. Furthermore, the rebana is again played inside Anak Daro house. Rebana is played along with the rebuke chants of rebana players for Anak Daro and Marapulai. The event was closed by eating together.
That is a glimpse of the wedding procession according to Minang Adat Kabau. Hopefully this article is helpful for my friends Steemian. If friends are interested in this arikel do not forget to comment and follow me. Thanks.
#life
Anthony Robbins
:The only impossible journey is the one you never begin.
Postingan yang bagus tentang Anak Daro dan Marapulai Dalam Acara Pernikahan di Minang Kabau
Terimakasih @bangjuh. Semoga bermanfaat. Jangan Lupa Follow @minanks89 :D