Mati Yang Bahagia

in #cerpen7 years ago (edited)

image

By : @nasrud ||

Dibawah pohon trambesi, Karnas terlihat lesu. Ia duduk dengan tangan kebawah sembari jemarinya mencoret2 tanah. Sudah sedari tadi dia duduk dan tersenyum sendiri. Sudah beberapa hari ia sering menhabiakn waktu dibawah pohon yang rindang ia dan menerawang kealam fikiran. Karnas berpikir betapa mati akan membuatnya bahagia, mati akan melegakan hidupnya yang penuh kacau balau itu. ia akan tertidur bahagia sampai akhirnya ia akan terbangun dengan tenang. Dan betapa bahagia saat bangun dari kematian Itu. Pasti wajah akan berseri-seri masalah yang dulunya berantakan pasti sudah begitu rapi dan tak ada lagi yang mengerjap-ngerjap dikepalanya. Gumamnya, sambil menatap langit.

Tak ada yang perlu ditakuti dengan kematian. Katanya pada anak dan istrinya suatu ketika. Malah ia lebih takut dengan kehidupan. Hidup begitu kejam bagi dirinya, Karena Sepanjang hidup ia tak pernah bahagia. Hampir setiap hari, masalah perut terus saja menikam pundaknya. Karnas tak pernah sekalipun dapat tidur nyeyak. Nyamuk nakal dan beras adalah persoalan yang ngaung-gaung diujung telinga dan kepalanya setiap pekat hitam menebal. Sebab itu ia ingin sekali mati bahagia. Mati yang melegakan semuanya, dan meredakan kecamuk didalam kepalanya. Tak dapat hidup bahagia minimal dapat mati bahagia. Begitu katanya.

Menurutnya mati yang bahagia itu bukanlah mati ketika tubuh ditembus peluru. Bukan pula mati ditabarak truk. Bukan juga mati disambar petir. Menurutnya mati yang seperti itu akan menyusahkan sekaligus merepotkan. Mati yang bahagia versi Karnas adalah mati yang tak pernah terlilit utang dan dapat melunasi semua biaya pengurusan jenazah. Mati yang tak pernah membuat keluarga bingung harus membayar apa biaya pemakaman. Ia tak ingin ketika ia mati, kelak istri dan anaknya menangis mengaung-ngaung. Duduk dan merobek-robek pakaian. Ia ingin istri dan anaknya hanya tersenyum tipis. Duduk disampingnya dan menatapnya yang sedang mati bahagia. Dan tak perlu memikirkan utang kerabatnya. Ah, betapa bahagianya jika mati seperti itu. Jika sudah seperti itu rasanya tak ada yang bahagia selain mati. Mati yang tak perlu ditangisi.

Menurut Karnas, mati yang demikian tidak semua manusia akan mendapatkannya. Hanya orang orang yang bersungguh-sungguh untuk mati yang dapat menikmati bahagianya mati seperti itu. Artinya bukan harus bunuh diri, atau menyuruh seseorng untuk menusuk dengan pisau tajam. Apalagi seperti yang dilakukan kerabatnya beberapa hari yang lalu. Kerabatnya itu mati dengan tubuh berantakan. Akibat persoaln perut yang tak pernah tuntas, lalu ia dibayar dengan segepok uang oleh seseorang yang mengedor pintu rumahnya tengah malam, yang kemudian uang itu ia serahkan kepada anak dan istrinya. Ia dipaksa oleh seseorang untuk melekatkan bahan peledak ditubuhnya lalu tubuhnya dihancurkan ditengah kerumunan orang. Sungguh, Menurutnya itu mati yang mengerikan sekaligus menyusahkan. Betapa sakit jika mati semacam itu.

Jika ada yang bertanya padanya apa yang membuatnya bahagia. Dia akan menjawab mati. Mati yang bahagia. Dan dia pasti akan menjelaskan panjang lebar pada temannya itu tentang mati yang bahagia dan mati yang tidak bahagia sampai kepala mereka mengangguk serentak.

Kini sepanjang hidupnya ia hanya berfikir bagaimana mati bahagia itu dapat ia capai sementara persoalan hidup terus saja menyusahkannya. Minggu yang lalu, sekelompok anggota satpol pp datang bertamu ketempatnya. Mereka memaksa Karnas untuk pindah dari gubuk reotnya. Mereka bilang tanah yang ditempatinya itu adalah tanah pemerintah jadi secepatnya Karnas dan anak istrinya harus cabut dari lokasi itu. Mereka memberikan waktu dua minggu agar Karnas meninggalkn tempat itu.

Hidup memang terlalu menyusahkan untuk orang seperti Karnas. Dulu hnya perkara perut yang terus membayanginya kini, ia harus berhadapan dengan aparat pemerintah jika tak segera meninggalkan tempa tinggalnya itu. Betapa bahagianya jika ia dapat mati saat penggusur itu datang dan melihatnya telah memejamkan mata dengan bahagia. Mereka pasti akan kasihan dan tak mungkin menggusurnya lagi. Ia membayangkan, tak perlu repot-repot meninggalkan tempat itu untuk pindah. Lagipula ia tak tahu kemana dia dan anak istrinya akan pindah. Saudaranya sejak lama, tak perduli terhadapnya. Pernah sekali waktu, ia bertemu dengan keponakan Alm Ayahnya. Tapi keponakannya itu sama sekali tak mengenalinya. Ia melangkah tajam saat hampir berhadapan dengan pria kumal yang rambut berantakan itu.

Mati bahagia adalah impiannya sejak lama. Sejak pertama ia tahu tentang mati. Saat melihat seorang ustadz yang meninggal krena diagnosa kangker yang dideritanya. Ia sempat melayat kerumah ustadz itu, saat itu ia melihat wajah ustadz itu begitu tenang, begitu bahagia, jika sempat mati pelan seperti matinya ustadz tersebut. Sejak itulah dia terus menyimpan keinginannya. Ia tak ingin mati menggenaskan, mati yang merepotkan dan menyusahkan anak isterinya.

Orang sekampung sudah mengganggapnya tak waras, bagaimana tidak, dimanapun saat berhadapan dengan nya ia terus menceritakan perihal mati bahagia. Sambil tersenyum tipis dan mata meneropong langit. Ia ceritakan bahagianya mati seperti itu.

Dunia terlalu kejam untuknya, tak perlu bermimpi untuk hidup bahagia kecuali hanya mati jalan yang menuntunnya untuk bahagia. Begitu dia sering bergumam. Baginya hidup bagaikan kecamuk perang. Selalu harus merayap, bersembunyi dibalik utang yang tak pernah tuntas dibayarnya.

Desahan kebahagian hanya pernah dialaminya ketika menyunting Siranah, istrinya yang buta huruf itu. Hanya itu secuil kebahagian hidup yang pernah dimilikinya. Selebihnya hanyalah petaka. Mulai Siranah mengandung anak nya yang pertama. Saat menjelang kelahiran alm anaknya yang pertama ia membawa siranah kesebuah rumah sakit yang tak jauh dengan tempat yang ia singgahi. Sampai ia didepan RS ia memanggil siapa saja yang berbaju serba putih yang melintas didepannya. Namun, tak satupun perduli terhadap nasib siranah yang nyaris mati itu. Akhirnya ia membawanya ke Rs lain. Dan akhirnya bayinya mati mendadak. Tangisnya meledak. Kata dokter yang nenanganinya, penanganan medis yang terlalu lama sampai akhirnya bayi nya tak bisa diselamatkan. Beruntung siranah masih bisa diselamatkan.

Kini bayangan pahit itu kembali menyayat dadanya. Ia masih bingung, berdiri mematung sambil ia membayangkan kemana ia akn membawa Siranah dan anaknya jika "tukang" gusur itu benar-benar mendatanginya. Lama ia berdiri disamping gubuk reot yang sekelilingnya terbungkus kardus itu.

Hari penggusuran itu semakin dekat. Tinggal beberapa hari lagi namun Karnas masih tak tau harus membawa kemana anak istrinya. Tidakkah mereka akan membiarkannya menetap disana. Pikirnya, atau menyediakan sepetak tanah lain untuk dia memindahkan anak dan istrinya.

Satu hari menjelang proses pergusuran itu, Karnas pulang dari pasar kota. Terlihat dari jauh dia melangkahkan kaki pelan ditangannya ada sebuah kantong plastik hitam ditentengnya. Kali ini Karnas tak lagi berfikir soal penggusuran itu. Karena matilah yang akan menyelesaikan persoalan penggusuran itu. Hidup hanya membuatnya semakin sengsara. Hanya mati yang akan menciptakan kebahagian untuk kita. Dia hanya menyampaikan itu pada istrinya. Dan pada saat "penggusur" itu datang. Mereka melihat Karnas, bersama anak dan istrinya memejamkan mata, sedang mulutnya mengeluarkan banyak busa. []


SALAM STEEMIT LOVERS
image


Sort:  

Luar biasa cerpennya teruslah semangat dan meneruskan penulisan cerpen yang luar biasa..saya menunggu karya anda selanjutnya salam steemit

Jroh teungku, nyo pah ulei ek tateumuleh cerpen. Nyo teungoh meurawe pat ek tateumuleh. Neupreh wate hana meurawe beh. Hahha

Congratulations @nasrud! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

You published 4 posts in one day

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

You've got a new fan!

I love this!

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.14
JST 0.030
BTC 59715.05
ETH 3186.24
USDT 1.00
SBD 2.42