Blockchain Dalam Kurikulum Pendidikan

Perkembangan mata uang krypto di pasar exchange dunia semestinya di iringi tentang edukasi tentang uang krypto bagi masyarakat. Terutama bagi generasi muda yang akan memudahkan mereka tentang pengetahuan yang benar tentang pasar exchange. Masyarakat Indonesia adalah pengguna teknologi hasil ciptaan masyarakat barat. Teknologi yang berkembang berbasis blockchain semakin membuat bingung pengguna di Indonesia. Belum lagi berbicara tentang cryptocurency dan transaksi peer to peer semakin bertambah daftar tanda tanya. Ada apa dengan teknologi internet?

Sudah saatnya teknologi internet khususnya berbasis blockchain dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan jika tidak ingin bangsa ini semakin jauh tertinggal dari peradaban bangsa-bangsa maju di dunia. Sudah masanya masyarakat Indonesia diberdayakan kehidupan sosial ekonominya secara mandiri. Pemerintah Indonesia seharusnya sudah membuang alergi terhadap mata uang krypto dengan mengedukasi rakyatnya terhadap mata uang tersebut. Semakin rakyat mengerti tentang cryptocurency maka semakin ringan beban pemerintah terhadap ketergantungan rakyat, terlebih rakyat miskin. Sudah waktunya menghentikan ekploitasi tentang isu-isu kemiskinan. Bertahun-tahun isu ini dihembus oleh para politikus negeri ini akan tetapi yang terlihat rakyat semakin miskin.

Awal mula Satoshi Nakamoto menciptakan Bitcoin karena prihatin dengan hegemoni pemerintah sebagai pemegang regulasi keuangan membatasi rakyat untuk mengakses sumber daya ekonomi. Cara-cara pemerintah menjalankan kebijakan keuangan melalui bank sentral semakin membuat rakyat miskin tercekik. Standar kemiskinan yang dipelihara untuk kepentingan agenda politik inilah yang mau dihapus oleh Satoshi melalui sistem blockchain dengan cryptocurency. Hal ini membuat beberapa penguasa negara di dunia gerah dan panik, sebagian negara dengan persentase penduduk miskin terbesar seperti India dan Indonesia. Didramatisir oleh media massa pro penguasa seakan-akan mata uang krypto sudah berakhir. Cryptocurency akan terus bertahan sekuat apapun pemerintah membendungnya. Masyarakat Indonesia yang muslim semakin linglung mendengar fatwa Majelis Ulama (MUI) yang diragukan pemahamannya tentang blockchainge, cryptocurency dan transaksi peer to peer.

Steemit.com dengan mata uang crypto STEEM membantu misi Satoshi untuk akses kuangan rakyat di negara kaya sumber daya alam tetapi rakyat hidup miskin. Kita semua para steemian patut mensyukuri dengan kemajuan peradaban barat membawa efek positif bagi sebagian rakyat di negeri ini. Dan kita seharusnya berterimaksih kepada para mentor steemit baik yang tergabung dalam Komunitas Steemit Indonesia maupun orang pribadi yang berusaha mengajak dan mengajarkan Steemit bagi masyarakat. Hal ini dirasa masih kurang sebelum semua seluk-beluk pasar krypto diketahui dan dimengerti oleh rakyat khususnya generasi muda.

Setelah meet up selesai, hal yang paling penting selanjutnya digelar seminar dan pelatihan tentang pasar krypto. Biarlah pemerintah mengabaikan fenomena ini tetapi masih ada komunitas-komunitas yang berjuang membebaskan belenggu kemiskinan dari pundak rakyat. Setelah pemahaman rakyat sempurna terhadap pasar krypto barulah dampaknya terasa bagi politikus negeri ini yang mayoritas memang busuk dan berusaha mendapatkan sumber daya ekonomi untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Pada akhirnya semua orang diseluruh dunia akan berterimakasih kepada Satoshi Nakamoto, Dan Larimer, Ned Scott, Steven Nerayoff, Charlie Lee dan sederetan nama lainnya yang menciptakan Cryptocurency. Akhirnya ada jalan keluar dari masalah yang diciptakan oleh sistem pemerintah, sekarang tergantung dari kita bagaimana menyiasati dan menyikapi perkembangan teknologi internet berbasis Blockchain, Cryptocurency dan transaksi Peer to Peer.