The Miraculous Story of the Mosque Baiturahim Ulee Lheue Aceh

Many real stories tucked away even unacceptable logic in the event of tsunami in Aceh on 26 December 2004. One of the real story this is Aceh Ulee Lheue baiturahim Mosque, the malignancy of the Tsunami disaster, but Aceh Ulee Lheue baiturahim mosque still stands firmly among the debris of other buildings rosokan were destroyed by exposure to the tsunami.

Banyak cerita nyata yang terselip bahkan tak bisa diterima logika dalam peristiwa tsunami Aceh pada 26 Desember 2004. Salah satu cerita nyata ini adalah Masjid baiturahim Ulee Lheue Aceh, keganasan bencana Tsunami, namun masjid baiturahim Ulee Lheue Aceh tetap masih berdiri kokoh diantara puing-puing rosokan bangunan lain yang sudah dihancurkan oleh terpaan tsunami.

Ulee Lheue in Aceh baiturahim mosque of the Sultanate of Aceh. The mosque was founded in the 17th century. From the direction of banda aceh, the mosque is located at the intersection of Ulee Lheue port heading.

Masjid baiturahim Ulee Lheue Aceh merupakan peninggalan kesultanan Aceh. Masjid ini didirikan pada abad ke 17. Dari arah banda aceh, masjid ini berada di persimpangan menuju ke pelabuhan Ulee Lheue.

Dawn of the morning on December 26, 2004, the call to prayer rang just a gesture of prayer is about to begin in Ulee Lheue in Aceh baiturahim mosque, residents of berbondong-bonding enters the House of God to pray in congregation prayer, after most residents there are the beritikaf and there is returning home, at 07.59 GMT giant wave occurred after the earthquake lasted for about 10 minutes, then followed by giant waves as high as 21 meters struck the North Coast region of Banda Aceh Ulee Lheue District, right ditepi the sea became one of the most badly affected by this tsunami, almost all the buildings in this relic in the ground.

Subuh pagi pada tanggal 26 Desember 2004, azan baru saja berkumandang pertanda shalat segera dimulai di masjid baiturahim Ulee Lheue Aceh, warga berbondong- bonding memasuki Rumah Allah untuk shalat berjamaah, usai shalat sebagian warga ada yang beritikaf dan ada yang pulang kerumah, pukul 07.59 WIB gelombang raksasa terjadi setelah gempa bumi berlangsung selama 10 menit, kemudian disusul oleh gelombang raksasa setinggi 21 meter menghantam pesisir utara wilayah Banda Aceh, Kawasan Ulee Lheue yang berada persis ditepi laut menjadi salah satu wilayah yang paling parah terkena dampak tsunami ini, nyaris semua bangunan diwilayah ini rata dengan tanah.

When the tsunami occurred, this mosque still stands firmly in the middle of the expanse of rubble around buildings that have been destroyed and the ground. The condition of the corpse of baiturahim mosque in humans, except only the remains of an old woman who was found at the pojong mosque.

Ketika Bencana tsunami ini terjadi, masjid ini tetap berdiri kokok ditengah hamparan puing bangunan sekitar yang telah hancur dan rata dengan tanah. Kondisi masjid baiturahim bersih dari jenazah manusia, kecuali hanya jasad seorang perempuan tua yang ditemukan di pojong bangunan masjid.

According to survivors, there are three tsunami waves crashing mosque baiturahim pascagempa magnitude 9 on the richter scale, any wave always broke when overwriting a mosque, then swallow run down existing buildings disekelilinya, dates to the wave height reached the roof of the mosque.

Menurut korban yang selamat, ada tiga gelombang tsunami menerjang masjid baiturahim pascagempa berkekuatan 9 skala richter itu, setiap gelombang selalu pecah saat menimpa masjid, kemudia bergulung-gulung melumat bangunan-bangunan yang ada disekelilinya, ditaksir tinggi gelombang mencapai atap masjid.

Post tsunami, the mosque became a perhatiaan many people from different parts of the world, as one of the houses of worship that survived the disaster, the existence of the mosque has become a tourist attraction of nuanced religious besides Baiturahman mosque.

Pasca tsunami, masjid ini menjadi perhatiaan banyak pihak dari berbagai belahan dunia, sebagai salah satu rumah ibadah yang selamat dari bencana, keberadaan masjid ini menjadi daya tarik wisata bernuansa religi selain masjid agung Baiturahman.