WESTERN COFFEE : Kopi dan Orang Aceh

---

Kopi tentu sudah sangat dikenal memiliki aroma yang sangat nikmat, tak heran aroma kopi juga diolah sebagai wangi-wangian segmen parfum yang digemari pria dewasa. Setelah harus melewati kemacetan yang cukup padat di kota, akhirnya kami tiba disebuah coffee shop, istilah yang kerap digunakan untuk menyebut warung kopi disini. Aroma khas kopi mulai terhirup di indera penciuman kami yang tiga hari telah puasa kopi di kota medan, dikarenakan harus di sibukkan dengan kerumetan administrasi melamar pekerjaan di salah satu BUMN. Untung nya dengan kendala transportasi, kami sangat terbantu dengan kendaraan umum yang bisa di akses dengan online.

---

---

Seperti biasa barista kopi mulai memainkan saringan kopi penuh kepulan asap panas dengan lihai di gelas-gelas yang tersusun rapi. SP celutukku singkat, sang pelayan pun mengangguk tanda paham apa yang ku pesan. Berbeda dengan teman ku Iqbal yang memilih kopi hitam menemani makan siang nya.

---

---

Ada sesuatu yang menarik di tempat ini menurutku, sekilas jika dilihat mulai dari nama, disain dan peralatan mesin kopi Arabika serba canggih, ternyata masih memberikan tempat untuk penikmat kopi robusta saring. Yang jelas aku sedang tidak mencoba membuat pertarungan antara arabika dan robusta seperti tayangan berita pilpres yang kerap adu panas di televisi. Karena sejatinya kopi selalu bisa menyatukan perbedaan dalam satu meja. Seperti kata Chico Jericho dalam film nya "kopi akan menemukan penikmat nya". Begitu pula orang aceh yang di kenal menggandrungi minuman kopi, bukan tanpa sebab, selain di anggap sebagai tradisi, kopi punya ikatan kuat yang tumbuh dalam nafas sejarah perjuangan para endatu Aceh di masa lalu. Tak heran tradisi ngopi terus mengakar sampai saat ini di Aceh.

---

---

"Kupi saboh" teriak pelayanan dari sudut ujung, pantaslah gumamku dalam hati, sepertinya sang pemilik tempat adalah orang Aceh. Lamunanku terpecah, samar-samar suara hakim membacakan keputusan sidang kasus Ekatepe yang menjerat Papa Setnove yang dijatuhi hukuman 15 tahun penjara. yang pah shit ta cambuk ju sigam nyan, celetuk seorang teman ku yang baru tiba, ternyata itu Randa seorang dokter muda temanku sejak SMA. Tak terasa cangkir kopi telah kosong, langit mendung mulai menyelimuti kota medan. Kami pun bergegas meninggalkan WESTERN COFFEE dan menikmati senja yang tersisa.

---

---

---