Membuka Mata Pembaca

in #busy6 years ago

03.jpg

Meskipun melalui novel “Surga Tanah Merah” Arafat Nur menarasikan suara-suara perlawanan terhadap ‘penjajah’, untuk menyebut pihak yang menghegemomi Aceh di era sebelum dan pasca perjanjian perdamaian GAM dan Pemerintah, Arafat Nur sesungguhnya tidak sedang mengajak dan menggugah kita untuk melafalkan narasi sastra perang seperti Hikayat Perang Sabil sebagai pelecut untuk melawan penjajah dengan bertempur langsung setelah hikayat tersebut dibacakan di rumah, di dayah-dayah (pesantren), dan meunasah-meunasah (surau-surau) pada masa pendudukan penjajah Belanda di Aceh.

03.jpg

Arafat Nur lebih membuka mata pembaca pada konflik yang terjadi antar sesama orang-orang Aceh di era sekarang, dan melakukan kritik tajam terhadap para elite baru Aceh yang lupa tujuan mulia perjuangan ketika mereka dulu tergabung dalam Gerakan Aceh Merdeka. (Yusri Fajar)

https://books.google.co.id/books?id=K3yMDwAAQBAJ&pg=PA224&dq=lampuki+arafat+nur&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjozczQrIThAhXEX3wKHZLtC4oQuwUINTAC#v=onepage&q=lampuki%20arafat%20nur&f=false

03.jpg

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 64036.76
ETH 2647.26
USDT 1.00
SBD 2.78